Buat kamu,
yang pernah tertawa di atas penderitaan seseorang.Kamu tau, aku tipikal orang yang ngga pernah percaya karma.
Kamu tau, aku tipikal seseorang yang percaya kalau usaha itu ngga akan pernah berkhianat terhadap hasil.
Kamu tau, aku ngga pernah ada niat balas dendam.
Tapi, barangkali ini yang dinamakan hukum alam.
Aku tau, kalau aku bahagia diatas penderitaan kamu, artinya aku sama aja kayak kamu.
Aku tau, kalau ini terdengar kejam. Tapi, melihat kamu berada di posisi yang pernah aku alami memberi kepuasan tersendiri buatku.
Aku tau, kalau ini agak pencitraan, tapi aku ngga benar-benar bahagia melihatmu menderita.
Aku ngga suka liat kamu yang biasanya konyol dan pecicilan jadi terpuruk dan menyedihkan.
Aku ngga suka liat kamu seolah bukan lagi kamu.
Aku mau ngasih tau ke kamu, kalau caranya balas dendam itu bukan kayak gitu.
Menurutku, balas dendam terbaik itu ya seperti ini.
Kamu lupain dia, kejar semua impianmu.
Kamu perbaiki diri seolah bilang kalau kamu bisa lebih baik tanpa dia.
Kamu buat dia yang nyesel karena ninggalin kamu.
Kamu bisa.
Kamu pasti bisa tunjukin kalau kamu ngga seburuk penilaian dia dan orang lain.
Barangkali, aku kejam karena seneng ngeliat kamu terpuruk.
Tapi percayalah, aku lebih mau kamu bangkit dan lakuin itu.
Kedengerannya munafik, tapi aku mau kamu bisa lebih baik karena biar bagaimanapun kamu juga yang bikin aku lebih baik seperti sekarang.
Kalau aku bisa kenapa kamu ngga?
You deserve got everything better, dude✋
Dari aku,
Yang sebenernya baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradoks #2 : Bouqueters
Cerita PendekKamu boleh lelah, tapi jangan sampai menyerah. Kamu boleh patah hati, tapi jangan sampai menutup hati. Kamu boleh pergi, tapi jangan lupa kembali. "The bouquet of letter will never read." started: march 2017 finished: august 2017