Senin Candu

10 2 0
                                    

Author's POV

Via mulai mengeluarkan Vespa Putihnya keluar gerbang hitam rumahnya. Hari ini Ia hanya berangkat sejolah sendiri, sebab Kak Noi kuliah siang. Di sepanjang jalan, Via menikmati alunan musik dari earphone yang disumpal di telinganya.

15 menit saja perjalanan dari rumah Via ke Sekolah Bumi Bangsa. Ia memakirkan Vespanya disebelah Vespa Hitam punya Zafran. Lalu, Ia menaiki tangga dengan wajah sumringah alias senang. Entah apa yg ada dipikiran Via sampai sebegitu senangnya, Ia melepas kuncirannya di kamar mandi dan memasang sebuah Jedai.

Saat Ia keluar kamar mandi, Ia bertatap muka dengan Zafran. Via mengangkat satu alisnya "Lo ngape jap, ko bengong?"tanya Via. "Lo lagian gak ngebales pc gue, Vi. Jahat lo mah" Jawab Zafran. Via tertawa terbahak-bahak, "Iyaa, kan mau gue bales, trs guenya ketiduran. Nah pas pgn gue bales besok paginya, ternyata udah ke end-chat hehe, sorry Jap. Lagian lo ngape kaga mau ngomong lgsg sm guenya? kaku ae lo Jap" Kata Via penasaran.

"Tar disangkanya ada apa-apa Vi klo ngomong langsung sama lo. Kan anak kelas pd ember hahaha" jawab Zafran lagi. "Yaelah, yauda kalo mau nonton mah, kuy bae. Nanti pas balik skolah aja ye" Seru Via dengan logat Betawi.

Dan, Sang Zafran pun hanya mengiyakan.
Via sudah duduk tenang disamping Liqa.
Via dan sekongkolannya duduk berderet, pelajaran pertama hari senin adalah Ekonomi. Mata pelajaran ini adalah favorit Via, namun tidak bagi Liqa. Liqa benci hitung-hitungan, semua anak IPS juga pasti benci hitung-hitungan. Begitu pendapat seorang Liqa.

"Piy, tar lo nonton berdua doang kan yak?" Tanya Liqa
"Loh kok tau si?"
"Tadikan gue sama Fira lgi didalem toilet Piy"
"Dehh anjay nguping lo"
"Lah kan kaga sengaja setdah,"
Saatnya istirahat pertama. Bel istirahat berkata seperti itu. Waktunya mereka bertiga untuk ke kantin. Sesampai di kantin sekawanan itu-pun duduk di meja depan kantin nasi goreng.

"Tante, nasgor 3. Nanti Piya yg bayar ya tan, bukan saya" Seru Deby.
"Iya tan, saya yg bayar koo!" balas Via
Saat Via ingin membayar, seperti ada yang janggal pd pria yang sedang memesan mie ayam jauh disebelah kiri Via. Setelah menerka-nerka, Via pun mengungkapkan apa yang Ia pikir ke teman-temannya.

"Guys guys guys"
"Nape" Gumam kedua temannya
"Itu Nugra anjink" Via antusias
"HAH DEMI APA" Seru Liqa
"Eh sumpah ya, saking tertutupnya Nugra, gue sampe ga pernah tau dia sekolah disini"
"Kirain gue dia Bad Boy kaya yg di novel-novel gitu, biasanya kan yg cool-cool gitu cm ada di novel, hahaha"
"Iya bner, dia gak pernah kedengeran gosip sering berantem, cabut, brengseklah, apalah"

Via hanya melirik Nugra dengan sekilas, sangat sekilas. Ia tidak ingin Nugra tau bahwa Ia satu sekolah. Via dan kedua temannya tidak pernah mengetahui keberadaan Nugra di sekolah mereka. Semuanya karena Nugra tidak bersifat open.

Hanya halusinasi Via saja bisa ngedate bareng si Nugra. Via sangat-sangat menyukai dan sampai detik ini Ia juga mencintai Nugra, tapi Via tidak tau apakah Nugra tertarik spesies semacamnya.

Tak terasa bel pulang sudah berbunyi. Zafran langsung menghampiri meja yg Via tempati. "Kuy Jap, sung bae lah. Jan kelamaan, tar ketinggalan film" Desis Via kpd 'Japi' (Zafran). Kata Via, memanggil Zafran terlalu sulit.

🍄

Bosen gaaaa.....
jan lupa vote-comment lagii
enakan POV mana menurut kaliaann?
1 vote sangat berarti:)

Where's The Love Lives?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang