Janggal

1 1 0
                                    

Nugra' POV

Via. Sadar gaksih dia kalo suka gue lirik-lirik. Terus bener gak ya perkataan sobat gue kemarin? Kenapa jadi ribet banget deh. Bisa buktiin gak ya kalo Via suka sama gue, ah gausah dipikirin dulu deh. Cinta bisa hadir karena terbiasa. Nanti juga Via jatuh hati sama gue. Hahaha.

"Piy, gue makan dulu"
"Iye bang"
Senang sekali melihat pakaian yang Via pakai. Sweater biru donker, jogger denim, tas yang gak ribet, rambut dark-blue yang tebal membuatnya terlihat tidak membosankan. Susah rasanya terbiasa dengan yang namanya cinta. Karena dua buah insan tidak saling mengetahui perasaan yang sebenarnya.

"Woy ini ngapa bengong Nug"
"Eh piy, yauda turun duluan"
"Oke buruan"

Ini hanyalah sebuah perjalanan yang simple, tidak mengeluarkan banyak uang, dan menuangkan banyak kebahagiaan. Kenapa gue jadi puitis gini njir? Mungkin ini rasa bahagia bisa dekat dengan gadis sperti Via. Kami makan di MCD sebuah mall di bilangan Jakarta Timur.

Gua pengen mengacak rambut Via deh, tapi gue belum punya nyali. Sesekali gue melirik kearah Via yang juga kedapatan sedang melirik gue. Apa yang dibilang Rian itu bener? Via juga suka sama gue?

"Sung bioskop aja kuy, 15 menit lagi film start Piy" "Iye sabarin"
Via cuek. Perasaan gue aja atau engga ya.

Kenapa gue jadi permasalahin gini, udah kayak cewek aja gue. Huft. Gue sadar daritadi Via ngeliatin gue sesekali. Rasa suka emang gak bisa ditutupin, tapi mungkin aja dia gak suka sama gue.

Kita berdua pun memasuki bioskop dengan berbarengan. Tidak ada satupun kata yang terlontar dari bibir tipis Via. Memang benar, Via gak ada perasaan lebih sama gue.
Film berlangsung selama 2 jam. Nol.

Tidak ada yang dibicarakan oleh kita berdua. Gue juga gak berniat untuk memulai percakapan duluan, entah kenapa gue jadi peyot gini didepan Via. Gue baru inget, tumben pas di sekolah Via gak ke kantin samsek.

"Ehm Vi, kok tumben tadi gue galiat lo di kantin"
"Lah merhatiin Nug?"
"Ih engga gitu, tumben aja"
"Ehm, tadi, tadi gue itu, bawa sangu gue tadi"
"Ngomong apasi lo? Mksdnya bawa bekel kan?"
"Iye tu maksud ai"
Gue membulatkan mulut membentuk
huruf O.

Ada satu yang pengen gue tanya ke Via, tapi apa ya. Pelupa banget sih gue njir. Gimana ya caranya biar inget. Ah biarin, nnti juga inget sendiri.

Sekarang yang ada didepan gue adalah Via. Ketertarikan gue sama dia kayaknya mulai bertambah deh. Tapi Via-nya masih biasa banget, belom ada respon kalo dia suka sama gue juga(?).

Cepetan peka kek lo Piya. Gue belom bisa nunjukin jatidiri gue sebagai seorang cowok yang romantis. Karena, keromantisan ini hanya bisa terkenang jika sudah berpisah.
Naahh gue inget, gue mau nanya ini ke Via....

Feelnya kurang maaf.
Inspirasi masih nyelem di dasar laut;(
VOTECOMMENT PLS YAH ;(

Where's The Love Lives?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang