Mask

253 58 56
                                    

Hatiku semakin gelisah saat lelaki itu terus menatapku.

Ji Hyeon's POV

Sudah sekitar satu jam fanmeeting BTS berlangsung. Sekarang tiba waktu yang ditunggu-tunggu para ARMY, yaitu fasign.

Saat dimana kau dapat meminta tanda tangan idolmu secara langsung dan berkomunikasi dengan mereka secara langsung juga.

It's sound good, right?

Sure! Hal ini yang paling kunantikan.

Aku telah menyiapkan tujuh stikynote yang berisi pertanyaan untuk para member BTS.

Entah hanya perasaanku atau memang hal ini benar-benar terjadi, selama fanmeeting berlangsung, aku merasakan ada seseorang yang memperhatikanku.

Ya, Jeon Jungkook. Maknae itu terus-menerus menatap ke arahku. Kadang ia menatapku serius seakan meyakinkan bahwa aku benar-benar manusia.

Sekali lagi kumantapkan hatiku untuk melihat ke arahnya.

Tidak lagi.

Lelaki itu tampak tengah bercengkerama dengan lelaki lain yang duduk di sebelahnya, Kim Taehyung.

Aku dapat menghembuskan nafas lega setelah yakin bahwa kelinci itu sudah tak memperhatikanku. Walaupun tak dapat berbohong, hati kecilku masih menginginkannya. -LOL

"Yakk! Kau sudah lama?", Aku tersentak saat merasakan keberadaan seorang gadis yang menepuk pundak kananku.

Dengan cepat aku menoleh ke arahnya. Dan,

Benar.

Gadis sasaeng bernama Park Yoo Ra dengan kerudung hoodie hitam bermotif Kumamon yang menutupi kepalanya telah mendudukan bokongnya pada kursi kosong di samping kananku.

Refleks, tangan kananku menepuk bahu kirinya dengan keras.

"Yakk!! Gadis gila!! Dari mana saja kau?!", Aku berteriak dan terus menerus mengumpat padanya. Sampai mulutku bungkam saat menyadari beberapa pasang mata memperhatikanku dan Yoo Ra.

Dengan penuh rasa malu-aku yakin-, Yoo Ra tersenyum kecut dan menundukkan kepalanya berulang kali pada orang-orang yang memperhatikan kami sembari mengucapkan permintaan maaf.

"Kecilkan nada suaramu, eoh.", Yoo Ra berkata dengan suara sedikit membisik.

Aku hanya bisa meringis di depannya.

This is the most embarrassing moment in life.

"Kau pasti tak percaya dengan apa yang baru saja kulakukan.", Lanjutnya.

"Tch. Untuk apa percaya pada gadis gila sepertimu.", Aku mendecak dan menyilangkan kedua tanganku di depan dada sembari berpaling darinya.

"Semua sasaeng itu gila. Aku akui. Termasuk diriku.", Yoo Ra merogoh tas selempangan berwarna putih miliknya dan mengeluarkan sebuah benda kotak berwarna hitam.

"Look! Aku mendapat akun kakao mereka.", Yoo Ra menyodorkan layar handphonenya yang menunjukkan akun kakaotalk milik Jeon Jungkook-biasnya tepat di depan mataku.

"Untuk apa kau melakukannya? Kau kan bisa meminta itu pada sunbaemu.", Aku mengambil album terbaru BTS, You Never Walk Alone dan tujuh stikynote yang telah kusiapkan di dalam ransel. (Senior)

'Sebentar lagi giliranku.', Gumamku di dalam hati.

"Ani. Geunyang, aku lebih puas jika mendapatkannya sendiri.", Yoo Ra mengikuti kegiatanku dengan mengambil album BTS yang sama dengan milikku dan beberapa stikynote yang kuyakin jumlahnya bukanlah tujuh. (Tidak. Hanya,)

Thank's [jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang