Anger

150 26 12
                                    

"Gomabseubnida.."

Jungkook's POV

Pemotretan telah selesai.

Kami berulangkali menunduk pada semua staff yang telah selesai bertugas, dan tak terkecuali pada Ji Hyeon.

Tak ada obrolan yang berlanjut di antara kami. Kuakui, Ji Hyeon tampak profesional dalam bekerja. Hanya saja otakkulah yang terlalu dangkal untuk berusaha menerima sikapnya yang tak terduga itu.

Tak hanya menyampaikan beberapa schedule BTS, Sejin hyung yang langsung menghampiri kami meminta kami untuk beristirahat sebelum berlatih beberapa dance.

Kami hanya mengangguk untuk itu.

Dari kejauhan, kuperhatikan Ji Hyeon yang tengah berbicara dengan Sejin hyung yang menghampirinya seusai meminta kami untuk beristirahat.

Aku tak tau perasaan apa yang tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuhku hingga ke dalam hatiku saat memperhatikannya yang terlihat begitu serius.

Ada perasaan bersalah yang tiba-tiba mengganjal hatiku.

"Huh.." Beberapa kali aku menunduk dan mengatur napasku yang mendadak susah untuk dikendalikan karena perasaan bersalah itu.

Memang disini, akulah yang berperan sebagai manusia yang bodoh. Aku terlalu kasar pada Ji Hyeon. Padahal yang sekarang kulihat adalah sosok Ji Hyeon, gadis baik yang tau menempatkan kata profesional dengan baik. Bukan seorang sasaeng yang menyusahkan.

Beberapa menit berdiri dalam diam, kuberanikan diriku untuk berjalan menghampirinya. Sekarang aku hanya ingin meminta maaf. Soal Ji Hyeon mau memaafkanku atau tidak, itu urusan nanti, bukan? Aku hanya ingin membuang rasa bersalah ini. Walaupun akhirnya tetap aku yang bersalah.

Satu langkah....

Dua langkah....

Ji Hyeon dan Sejin hyung sama-sama membungkuk untuk memberi salam. Saat itu juga, Sejin hyung meninggalkan Ji Hyeon sendiri.

Mungkin ini memang waktu yang tepat untuk meminta maaf.

Tiga langkah....

'Tap'

Langkahku terhenti.

Dari sini, kulihat seorang lelaki menghampiri Ji Hyeon. Lelaki itu tersenyum padanya sambil menyerahkan sebotol minuman isotonik. Ji Hyeon dengan ramah menerima minuman itu dan bibirnya bergerak mengucapkan, "Gomawo."

Aku terpaku.

Kuralat perkataanku tadi, 'Sekarang waktu yang tepat'. Nyatanya, 'Sekarang bukanlah waktu yang tepat'.

Menghela napas panjang, aku berbalik. Saat itu juga, Sejin hyung entah berjalan lewat mana, telah berdiri di depanku dan menepuk bahuku pelan, "Kita kembali ke dorm, Jungkook-ahh. Kajja."

Aku tersenyum padanya dan mengangguk kecil, "Ne, hyung."

⚫⚫⚫

Ji Hyeon's POV

Aku membungkuk pada Sejin, manager-nim setelah membicarakan beberapa hal dengan lelaki bertubuh besar itu.

Setelah membungkuk untuk membalas salamku, lelaki itu berjalan meninggalkanku untuk menghampiri BTS yang akan kembali ke dorm.

Aku tersenyum, ada perasaan bahagia yang luar biasa untuk perkerjaan pertamaku di perusahaan Appa.

Kukatakan pada bintang pada malam hari bahwa semua ini hanyalah mimpi. Tapi bulan mencubitku dan mengatakan bahwa aku tak tertidur saat ini.

Aish, apa yang kukatakan?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank's [jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang