Debt

141 24 5
                                    

Senyumku merekah saat aku kembali melangkah masuk ke dalam gedung Big Hit.

Jungkook's POV

Aku mengangkat kedua tanganku untuk merenggangkan ototku yang mungkin sedikit kaku, setelah beberapa hari harus terbaring di ranjang rumah sakit.

"Jeon Jungkook?" Panggil seorang wanita yang tengah sibuk menenteng kotak karton yang kuyakin berisi pakaian.

Dari gayanya, aku dapat menebak dengan mudah. Dia adalah seorang coordi noona.

"Eoh? Annyeonghasseyo," Sapaku sambil membungkuk padanya untuk memberi salam.

"Bagaimana keadaanmu? Wajahmu terlihat cerah pagi ini," Ucapnya sembari berjalan mendekat padaku.

Atau, mendekat pintu kaca, lebih tepatnya.

Derap langkahnya yang semakin terdengar lirih, menandakan wanita itu telah keluar dari gedung.

Aku mengangguk mantap dan bergumam, "Hari ini memang akan sangat menyenangkan."

"Semoga harimu menyenangkan," Teriak wanita itu dari luar gedung.

Rupanya dia tak mendengar gumamanku tadi.

Ah, molla! Hari ini adalah saatnya untuk bersenang-senang.

Kenapa?

Drrttt

Handphone di saku celana jeansku bergetar.

Ada sebuah panggilan masuk dari Hoseok hyung. Aku berdehem untuk menetralkan suaraku sebelum menjawab panggilan dari lelaki itu.

"Yeobosseyo?" Sapanya dari seberang sana.

"Ne, hyung?" Ucapku.

"Yak, Kookie-ya, kau benar-benar ke Big Hit pagi ini?" Tanya Hoseok hyung.

Aku mengangguk mantap untuk kedua kalinya di pagi ini, "Eung! Bukankah kita memiliki jadwal untuk bertemu seorang gadis hari ini."

Hoseok hyung terkekeh, "Yak! Bocah yang satu ini. Ppalli, eoh. Semua sudah di Bangtan room. Termasuk—"

Hoseok hyung memberi jeda sebelum melanjutkan, "Gadis itu. Dia adalah—"

"Jinjjayo?!" Potongku.

"Aku segera kesana hyung!!!" Sambungku penuh semangat sembari melangkah dengan cepat menuju lift.

"Eum, aku dan yang lainnya akan menunggumu. Ini akan menjadi sesuatu yang mengejutkan untukmu, kuyakin," Jawab Hoseok hyung.

Aku terkekeh, "Apa yang kau katakan hyung? Aku tak mengerti. Sudahlah.. Kututup."

Setelahnya, kututup panggilan dari Hoseok hyung dan masuk ke dalam lift yang dalam sekejap membawaku ke lantai atas, dimana Bangtan Room merindukan kehadiranku. Ya, mungkin.

Aku melangkah dengan yakin.

Dari depan lift sudah terdengar suara ricuh dari Bangtan Room. Ah, ada suara seorang gadis dari sana.

"Ne, kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik. Kumohon bantuan kalian, para lelaki profesional," Terdengar suara gadis itu saat kakiku mencapai pintu Bangtan Room. Setelahnya, dilanjutkan dengan suara tepuk tangan yang kuyakin dari member BTS.

Tanpa ragu, kuputar kenop pintu dan melangkah masuk.

"Eoh, wasseo?" Ucap Hoseok hyung yang langsung menghampiriku. (Kau datang?)

Thank's [jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang