4

29 19 13
                                    

   Disuatu pagi yang cerah. Sinar matahari masuk melalui tirai tipis jendela kamar Kim seolah berkata bahwa hari baru telah dimulai. Huh, silaunya! Kim menyiritkan matanya, dengan refleks Kim menarik selimut. Disaat mimpi indah Kim masih berlanjut, terdengar teriakan seseorang yang memanggil namaya dari dapur. Teriakan itu membuat Kim terbangun dari mimpinya. Perlahan ia mengangkat tubuhnya dari posisi tidur, matanya memandang sekeliling kamar. Dan.. YAP! Kim tercengang melihat jam yang menunjukan pukul 7.15.

   "WHAT?! tinggal 45  menit lagi? astagaa yaampunnn, gue lupa pelajaran pertama hari ini EKONOMI. Bisa di gorok leher gue klo telat", ujarnya dengan panik. Kim berusaha mempersiapakan dirinya dengan cepat, walaupun dengan penampilan yang acak-acakan... Baginya tak masalah karena ia sudah terbiasa. Dengan berhati-hati, ia berjalan dengan membawa barang-barang yang tak sempat dimasukkan olehnya kedalam tas menuju mobil.

   "MAAA, AKU PERGI DULU YA! Daddy ga sabaran tuh, klakson-klason mulu. bye!" teriak Kim.

   "Bye Kim!!! hati-hati kamu ya! jangan lupa ambil pesenan mama di Bu Ratna!" balasnya.  Seorang pria yang sudah lama menunggunya di dalam mobil menatap Kim dengan tajam. Dengan cuek Kim menghiraukan tatapan tersebut. Perlahan ia membuka tutup botol yang berisi minuman hangat. "Uuu,nikmatnya", ujar Kim sambil mencium aroma coklat yang khas dari minumannya. Dengan hati-hati ia mulai menyeruput susu coklat hangat. Sesaat kemudian wajah Kim berubah pucat saat melihat jalanan yang begitu padat. Jantungnya pun berdebar dengan kencang, sepertinya lebih kencang daripada saat jatuh cinta. Rasanya ingin terbang dengan karpet ajaib agar dirinya cepat sampai ke Kampus. Namun apa daya, itu hanyalah sebuah mimpi saja.

    Pria yang duduk disebelahnya juga memasang muka yang sama dengan Kim. Suara alunan musik nan merdu yang terdengar dari radio tak bisa merubah suasana hati mereka.Kalau sudah macet begini, hanya bisa duduk diam dan berserah kepada yang diatas. Semoga nasib mereka baik hari ini.

" Sampai kapan kamu kaya gini terus Kim? Kamu ga malu terlambat?" ujar pria itu dengan ketus.

" Biasa aja tuh"

" Biasa aja Kim?! Bukan kamu doang yang terlambat, daddy juga terlambat. Daddy bisa di cap jelek sama bos, kamu seneng ya kalau daddy dipecat? MULAI BESOK KAMU BERANGKAT SENDIRI DARI RUMAH! Mau naik angkot, bus atau apa pun daddy ga peduli. Ngerti kamu Kim?!

"Ya, liat nanti. Bye!"

"Dasar kamu --"

    Ucapan terakhir dari ayahnya tidak didengar olehnya. Tanpa pamit Kim langsung berlari menuju kelasnya. Dengan sekuat tenaga ia menaiki tangga untuk mencapai LANTAI 3,  tak peduli dengan orang-orang yang melihat dia disekitarnya. Sikut-menyikut diantara kerumunan para mahasiswa pun ia lakukan. Jam dinding kelas menunjukan pukul 8.15. Jari-jemari gadis yang memakai pita ungu mulai mengetuk meja, suara pak Budi yang menggelar di depan kelas tak bisa mengalihkan perhatiannya dari jendela. Hhhmm, sepertinya dia sedang menunggu seseorang.

"Oppsss, sorry." ujar Kim sambil mengambil kertas yang berhamburan. Sekilas ia terpaku pada pandangan orang tersebut. Butuh beberapa detik untuk memulihkan pandangannya kembali.

"iya gapapa, biasa aja kali. Hmmm, btw ruang kelas anak Ekonomi dimana ya?"

"Tuh, ada di pojok sana. Ada urusan apa ya? Ohh i see,  hmmm sepertinya tampang-tampang anak baru nih. Aha! ide bagus, sini-sini ikut gue", sambil menarik tangannya.

     Saat gadis itu ingin mengalihkan pandangannya dari jendela, terlihat ada seorang perempuan yang berjinjit berusaha mengintip suasana ruang kelas . Gadis itu menyipitkan mata seolah ia mengenal orang itu. Selanjutnya terdengar suara ketukan dari pintu. Tokkk...tokkk... tokkk

"Ahh, ellah gue tau suara ketukan siapa tuh, pasti si Kim. Memangnya siapa lagi yang ga ada disini selain dia?".

"Iya ga salah lagi, tuh anak emang suka banget terlambat.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang