07

1.4K 91 2
                                    

Shi rin melangkahkan kakinya menuju ruang rawat ji soo. Perasaannya gundah, ia merasa tak enak hati terhadap ji soo yg sudah merelakan tubuhnya tertusuk hanya untuk melindungi shi rin padahal shi rin adalah musuhnya dan tak jarang shi rin melayangkan bogem mentahnya ketubuh ji soo.

Ia berhenti didepan pintu. Hatinya bingung haruskah tanganya itu meraih pintu dan membukanya.

"Ahh bodoh kau shi rin, kau harus masuk dan melihat keadaanya.. bagaimanapun ji soo sudah menolongnu.. ya benar. Setidaknya mencoba untuk berdamailah untuk hari ini" ucap shi rin pada dirinya sendiri

Tanganya perlahan mulai meraih pintu didepanya, pintu yang berada didepanya kini sudah benar benar terbuka. Shi rin menghela nafas panjang dan mulai melangkah masuk memasuki ruang rawat inap itu.

Ji soo tampak terkulai lemas diatas bangsal besi rumah sakit itu. Wajahnya tampak begitu pucat. Shi rin yang melihat keadaan ji soo tersebut merasa sangat bersalah. Karena mungkin saja tanpa adanya ji soo yang menolongnya pasti kini dirinyalah yang terbaring di bangsal ranjang rumah sakit itu.

"Ji soo.. mianhae (maaf), seharusnya aku yang ada diposisimu sekarang.. apa terlalu sakit ?" Shi rin berkata lirih tak terasa air mata mulai jatuh mengalir dipipinya, perasaannya yang begitu lembut sudah tak sanggup menahanya lagi.

Jin mok hanya melihat shi rin dari depan pintu dan kemudian memilih untuk pergi meninggalkan shi rin dan ji soo, karena jin mok sama sekali tak suka melihat shi rin menangis.

"Yaa.. gadis macan kenapa kau begitu berisik. Aku tak bisa tudur" ji soo  mulai membuka mata

"Ohhh ji soo kau sudah bangun ? Apa kau baik baik saja? Haruskah aku panggilkan dokter" shi rin tampak panik ia yg terkejut langsung menghapus air mata yg membasahi pipinya.

"Oh (ya) aku baik baik saja. Gokjong hajima ( jangan khawatir)" ji soo mulai mencoba untuk tersenyum dan memejamkan matanya lagi

"Apa terlalu sakit rasanya ? Mianhae ji soo" shi rin menunduk

"Wuahh kenapa kau minta maaf, lagian bukan kau yang menusukku" ji soo memandang shi rin yang duduk disebelah ranjangnya.

"Yaa.. apa apaan ini. Ada apa dengan wajahmu sudahlah berhenti berekspresi seperti itu. aku hanya kebetulan lewat dan ingin menolongmu.. kau sama sekali tidak cocok dengan wajah kusut seperti itu. Biasanya wajahmu selalu garang" sambung ji soo dengan nada sedikit mengejek.

"Gomawo ji soo" ucap shi rin lirih

"Yaa.. sudahlah kubilang sudah.. biasa saja lagian kau itu musuhku. Tidak akan seru jika musuhku tadi lenyap. Aku hanya membantumu karena aku tak ingin kehilangan keseruan karena harus kehilangan musuhku. Bersekolah tidak akan terasa menantang jika kau tak ada" ucap ji soo sambil tersenyum kikuk

"Wahh cangkaman..cangkaman (tunggu).. apa aku tadi tak salah dengar kau berkata 'gomawo ji soo'.. wahh daebak padahal kemarin kau bilang tidak akan pernah mengucapkan kata terimakasih untukku. Bahkan kau memilih lebih baik dihukum daripada menerima bantuanku" ji soo membelalakan kedua bola matanya

Shi rin hanya melongo dan kikuk, sesekali ia menggaruk pipinya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.

"Yaa.. mau mati kau?" Shi rin membuat ancang ancang ingin memukul

"Aaahhhhh" ji soo yang berusaha bangun dari bangsalnya merasa kesakitan

"Apa kau bodoh.. kau ingin jahitan diperutmu itu lepas? Berhenti bergerak" shi rin mencoba membaringkan lagi tubuh ji soo

"Wahhh mimpi apa aku semalam sampai sampai gadis macan bisa mengkhawatirkanku" ji soo tertawa

Plakkkkk 👋

DESCENDANTS OF THE SUN 2 (DOTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang