Logika sering bertolak belakang dengan perasaan
Mira berjalan menuju taman didepan rumahnya, dia duduk di atas ayunan sambil mengotak atik hpnya.Dari sebrang jalan Rizky sedang memperhatikan Mira.
Drrt..
Liat ke samping pesan Rizky.Mira langsung menoleh kesamping, Rizky langsung melambaikan tangannya dan memberi tanda agar Mira datang kerumahnya.
"kenapa gue disuruh datang pagi pagi?"
Rizky langsung menarik tangan Mira dan menuju keruang makan. Disana sudah terdapat papa, mama, dan Chika adiknya Rizky. Semuanya memang sudah menunggu Mira untuk sarapan dirumah mereka.
"Kalo mau makan di rumah tante aja Mir, makan sendirian dirumah pasti gak selera. Atau gak ajak bang kiky sama Chika biar gak bosen dirumah" ucap Lora mamanya Rizky
Mira mengangguk sambil tersenyum. Ternyata keluarga Rizky ramah seperti Rizky.
"kak, Chika minta suapin dong. Jarang jarang kan bang kiky bawa cewek" ujar Chika sambil mengejek Rizky.
🍃🍃🍃
"Keluarga lo asik juga ya, apalagi si Chika. Kapan kapan ajak dia main kerumah gue ky" ajak Mira.
Rizky mengiyakan ajakan Mira. Sekarang mereka berjalan menuju rumah Mira. Didepan gerbang terlihat Radit sedang berdiri.
"Lo kemana aja? " tanya nya dengan nada ketus.
"gue abis sarapan tadi" jawab Mira.
Tangan Radit yang semula membawa sebungkus sarapan untuk Mira dengan sigap langsung dia gerakkan kebelakang tubuhnya.
"Gue tadi mau nanyak pr fisika. Tapi lo lagi sibuk banget sama cowok baru. Gue pulang" ucap Radit dengan wajah datar dan langsung bergegas mengambil helmnya lalu pergi meninggalkan Mira yang bingung dengan ucapan Radit.
"Dia siapa lo Mir?"tanya Rizky dengan penasaran.
"Teman gue dari kecil, dia emang cuek banget tapi sebenarnya dia baik kok"
"ya gue bisa liat"
"liat apa ky?"
"gak mir" jawabnya dengan senyum dipaksakan.Mira cengeng : Lo tadi kenapa nanyak pr fisika sama gue? Kita kan gak sekelas?
Radit : Gue tau!Apaan sih si Radit gak jelas banget batin Mira
Tok... Tok.. Tok
"Iya", teriak Mira dari dalam rumah.
Chika sudah berdiri dengan semangatnya didepan rumah Mira. Ia menenteng monopoli dan beberapa susu kotak. Rencananya Chika akan mengajak Mira bermain monopoli. Di tempat mereka tinggal memang minim anak seumuran Chika. Rata - rata tetangganya sudah SMP dan SMA. Ketika tau bahwa tetangganya adalah sahabat abangnya, Chika sangat bersemangat. Akhirnya dia punya teman bermain.
"Ada apa Chika datang kerumah kakak?"
"Kak, temeni Chika main ini yuk! " ajaknya sambil menunjukkan monopoli miliknya.
Mira yang melihat puppy eyes milik Chika tak tega untuk menolaknya. Tapi disisi lain, ia juga merasa bosan sendirian di rumah.
"Ayo, dikamar kakak aja ya Chika"
Chika mengangguk setuju. Dia mengikuti Mira berjalan menuju kamar.Terlihat pintu berwarna pink dengan hiasan nama tergantung "Amira Fanindy" bewarna biru langit. Sampai di dalam kamar pun Chika bukannya langsung bermain. Ia berjalan menyusuri setiap sisi kamar Mira. Chika merasa takjub dengan semua hiasan kamar milik Mira yang rata - rata bewarna pink. Chika suka warna pink.
"Kamar kak Mira cantik ya, pink pink", ujar Chika yang masih terus melihat setiap barang dikamar Mira.
Mata nya terhenti pada sebuah foto yang terletak disamping tempat tidur Mira. Mulutnya hendak bertanya tapi dia urungkan. Kegiatannya terhenti karna Mira sudah mengajaknya bermain.
🍃🍃🍃
Pagi - pagi Radit sudah stand by didepan rumah Mira. Hari ini ia akan mengantar Mira kesekolah. Sebagai sahabat sudah sewajarnya Radit mau mengantar sahabat masa kecilnya kesekolah.
"Lama juga ya", cibir Radit ketika Mira baru muncul keluar rumah.
"Bukan gue yang lama, elo aja yang kecepatan", balas Mira dengan nada mengejek.
"Bawel lu, buruan"
"Iya Mr. Cuek"
Seseorang di balik jendela terus mengamati mereka berdua. Matanya terus menelaah apa saja yang mereka bicarakan walau tak terdengar sedikit pun. Rizky bergegas pergi berangkat sekolah lebih awal. Dia pergi tanpa menyentuh sarapan yang sudah tersedia di meja makan.
"Sampek kapan lo diatas motor gue?", ujar Radit dengan nada cuek.
"Eh udah sampe ternyata. Thanks ya dit, lo emang baik banget jadi sahabat gue", tutur Mira sambil menepuk nepuk bahu Radit.
Yang ditepuk hanya diam saja sambil memandang punggung Mira yang semakin jauh meninggalkan parkiran. Kalimat terakhir itu meninggalkan sebuah jejak dipikiran Radit.
Sesampai dikelas, suasana sangat ricuh. Semua heboh karena tugas kimia yang harus dikumpul sebelum bel masuk berbunyi. Mira tak terlalu ambil pusing dengan keadaan seperti ini. Dia langsung berjalan menuju mejanya dan duduk manis sembari memperhatikan sekitarnya.
"Mir, gue pinjam kimia lo dong", pinta Kevin yang baru saja datang dan langsung mencampakkan tasnya.
"Ogah, sama Dinda aja dia juga udah siap",balas Mira sengaja agar mereka berbicara.
Awalnya Kevin ragu tapi dia tetap meminjam punya Dinda.
"Pagi teman teman", ucap Rizky yang baru saja memasuki kelas. Suaranya lenyap dibawa angin. Sebab tak ada yang menyahut atau meliriknya. Semua masih fokus dengan tugas kimia.
"Mir temeni gue ke kantin yok, laper gue"
"Emangnya tante Lora gak buat sarapan ya?"
"Gue lagi malas makan dirumah, maunya ditemeni sama lo", tutur Rizky dengan senyum mengejek.
Mira tak membalas gurauan Rizky barusan. Ia lebih memilih melirik lapangan basket yang sedang diisi oleh beberapa siswa. Disana ada Radit yang sedang bermain basket sambil menunggu bel masuk. Sebuah senyuman terpampang jelas di wajah Mira ketika Radit melambaikan tangan kearahnya.
"Yaaa.. gue dicueki", cibir Rizky.
"Sorry ky, gue tadi nyapa temen gue", balasnya.
Rizky melirik kearah lapangan basket. Saat tau bahwa yang dimaksud Mira tadi adalah Radit. Raut wajahnya berubah jadi dingin. Ada yang mengganjal dihatinya.
"Pergi aja yuk, gue udah laper", ajak Rizky sambil menggenggam tangan Mira dengan sengaja.
Radit yang melihat adegan tersebut mengepal kedua tangannya. Dia memukul bola basket kearah lantai sangat kuat.
~slow update ya
Lagi banyak tugas sekolah hehe😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Memory
Teen FictionSemua ini berawal dari bekal makanan Amira yang tertukar dengan salah satu siswa di hari terakhir MOS. Siswa ini terlihat cool dari luar tapi nyatanya tidak. Terlihat cuek, tapi jika bicara bisa meluluhkan hati Amira. Disekolah, juga ada sahabat Am...