Bekal Makanan

80 11 5
                                    

"Untuk semua peserta MOS, tolong buat lingkaran. Maksimal 1 lingkaran ada 10 orang. Kita mau makan siang. Kalo kakak sebutin namanya datang kedepan ambil bekalnya",teriak salah satu kakak panitia MOS dari atas podium.

"AMIRA FANINDY PUTRI"

"Mir..nama lo tuh",ucap Dinda sambil menyenggol lengan Mira.

Mira segera berlari kedepan. Sesampainya disana ada yang aneh. "Jey, tadi pagi bekal gue motifnya gini ya?",tanya Mira sambil menunjukkan bekal makanan bermotif spiderman.

"Sejak kapan lo suka spiderman? Mana gue tau Mir, lo pelupa banget sih",Jawab Jeyni sambil geleng geleng.

"Tapi kenapa disini ada nama gue?",tanya nya lagi.

Baik Jeyni maupun Dinda tidak ada yang menjawab. Mereka terlalu asik makan sambil membicarakan salah satu kakak senior yang paling ganteng. Sesekali Jeyni menutup wajahnya karena malu. Ntah apa yang mereka bicarakan,tapi Mira tidak perduli karena dia bingung melihat bekal makanan yang sekarang berada di tangannya.

"Lo yang namanya Amira?", tanya cowok yang tiba tiba datang dari belakang Mira.

"Eh..iya. Kenapa?"

"Ini bekal lo, mana bekal gue?",tanya nya dengan nada yang cuek.

"Loh...kok bisa.."

"Gue ambil ya ,makasih",potong nya lalu beranjak pergi meninggalkan Mira. Mira hanya melihat wajahnya sekilas yang sekarang hanya tampak punggung yang semakin menjauh.

**

"ADIT", teriak Mira dari ujung koridor sambil melambai lambaikan tangannya.

"Apa?",tanya cowok itu seraya berjalan menghampiri Mira.

"Aku pulang sama kamu ya, mama gak bisa jemput. Boleh kan dit? Boleh ya? ",bujuk Mira sambil membuat senyuman manis dan mata yang berbinar binar agar Radit mau mengantarkannya pulang.

"Gue mau ke toko buku dulu,  nyari tugas biologi", jawab Radit.

Mira terdiam selama beberapa detik. Lalu saat dia hendak menjawab, dia malah diam lagi dan berpikir tentang ajakan Radit. Mira melakukannya hal itu selama 4 kali.

"ikut gak? " ucap Radit.

"Oke deh, ikut. Tapi, pulang nanti traktir es krim ya", ucapnya sambil mengeluarkan lidahnya yang artinya dia mengejek Radit.

"Iya", jawab Radit dengan nada tidak ikhlas tapi dia juga tertawa kecil melihat Mira mengejeknya.

**

Amira duduk bersandar di sebuah batang pohon mangga yang tepat berada di depan kelasnya. Yaitu X-IPA 2. Dia memasang earphone sambil membaca sebuah novel. Mendengarkan lagu sambil membaca adalah hobinya. Entah sudah berapa banyak novel yang ia koleksi di rumah. Dia paling suka membaca, tapi bukan buku pelajaran melainkan novel.

Ketika membaca, sesekali ia melihat sekelilingnya, lalu lanjut membaca. Seolah ada sepasang mata yang mengawasinya dari kejauhan. Amira merasa aneh dan langsung bergegas pulang.

Amira berjalan sendiri di koridor sekolah. Dinda dan Jeyni sudah pulang luan dengan alasan mau beli ini, beli itu. Padahal yang dibeli hanya makanan. Seolah ada yang terus memperhatikannya. Dia merasa takut, dan mempercepat langkahnya.

"Hei!" Sapa seseorang dari belakang Amira sambil menepuk pundak Amira.
Amira langsung berbalik badan dan sangat terkejut.

"Yaelah, santai aja kali. Gue kan bukan hantu. Gak usah pucat gitu " lanjutnya.

"Gue kira tadi.. " Jawab Amira tapi tidak melanjutkan perkataannya.
"Lo kok belum pulang?" tanyanya.
"Gue nunggu abang gue, dari tadi gak jemput jemput gue"
"oh.. " jawabnya.
"Ayo gue anter. Rumah lo dimana?"
"Jl.Nusa indah blok C no.4"
"Loh.. "
"Kenapa?" tanya Amira seraya berjalan bersama menuju parkiran.

"Ehm.. Udah buruan naik, mau pulang gak! "ucapnya sambil menekan kata mau pulang gak.

Sepanjang perjalanan Amira hanya diam sambil melihat sekelilingnya. Sesekali dia tersenyum jika bertemu tetangganya dijalan.

"Oh iya, nama lo siapa?" tanya Amira.
Terasa aneh bagi Amira jika dia berbicara dengan orang, tetapi tidak tau namanya.

"Rizky"

"Gue panggil Kiky aja ya" ujar Amira sambil tersenyum manis.
Rizky bisa melihat senyuman Amira dari kaca spionnya.

Semoga yang baca pada suka ya.

Vote dan komen dong biar author makin semangat hehe.. 😃😃😊

Last MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang