Saat ini Aghita sudah sampai sekolah pagi sekali sekitar pukul 6 kurang lima belas menit. Memang seperti biasa Aghita sampai di sekolah pagi sekali, bahkan angkatan Aghita baru ada dua murid yaitu Dian si hobi jalan kaki dan Reyhan si robot futsal.
Aghita dengan semangat menaiki tangga karena kelasnya berada di lantai 4. Setelah sampai di depan kelas Aghita menarik nafas dan berjalan melewati pintu kelas dengan suara yang pelan dan lembut dia mengucapkan salam
"assala-"
Aghita melotot karena Reyhan sudah duduk manis di meja guru menatapnya dalam.
"Mualaikum" sambungnya tanpa bersuara dan mengedarkan pandangannya ke kelas yang hanya ada Reyhan dan Dian yang asik dengan headset dan hpnya.
"Wa'alaikumsalam" jawab Reyhan dan Dian bersamaan
Aghita menuju mejanya yang berada di depan meja guru baris ke dua sambil melepaskan tasnya dan langsung duduk di kursinya. Aghita masih mengatur detak jantungnya karena kaget melihat Reyhan yang tak berhenti menatapnya, segera dia mengeluarkan minum dan meminumnya seperti orang kehausan. Saat Aghita sudah selesai minum, dia baru menyadari kalau sampai sekarang pun Reyhan masih menatapnya.
"Lu ngapain sih ngeliatin gue begitu?" Aghita salah tingkah
"Eh? Gapapa" Reyhan tersenyum dan memalingkan pandangannya ke langit-langit
Dasar aneh! Bisa gak sih jangan liatin gue gitu? Kan gue jadi gak enak! Umpat Aghita sambil mengeluarkan bekalnya dari tas.
Aghita punya kebiasaan kalau sarapan itu di sekolah. Dia gak sempat sarapan di rumah karena Ayahnya yang selalu buru-buru, padahal dia tidak kemana-mana.
Just info, Ayah Aghita pengangguran sejak adiknya dilahirkan karena faktor usia. Sebelumnya Beliau kerja sebagai security di perusahaan yang cukup terkenal di Jakarta. Sudah setiap hari keluarga Aghita berusaha mencarikan pekerjaan untuk beliau, tapi selalu ditolak dengan alasan sakit. Sudah 10tahun menganggur dan tak ada pikiran untuk menafkahkan keluarganya. Dan akhirnya sekarang yang mencari nafkah adalah Ibunya Aghita yang bekerja sebagai pedagang pakaian keliling. Kalau dibilang sih keluarga Aghita ini keluarga yang mapan, namun Ibunya selalu mengajarkannya untuk memanfaatkan segalanya dan mementingkan kebutuhan bukan kemauan. Walaupun tak sekaya tetangga dikompleknya, tapi Aghita bersyukur karena semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Skip>>>
"Sarapan Ghit?" tanya Reyhan
Aghita menatapnya sinis dan mendengu "Joget Han"
"Ya kali Ghit" Reyhan tertawa kecil
"Auamat Han.. " Aghita sudah malas adu bacot dengan robot satu ini. Aghita membuka tutup tupperwarenya "sarapan Han" tawarnya pada Reyhan
"Katanya mau joget Ghit" ceplos Reyhan yang hanya di senyumin Aghita
Reyhan mendekat dan hendak duduk disebelah Aghita. Aghita menaikkan alisnya melihat Reyhan yang hendak duduk di sampingnya. Reyhan yang mengerti maksudnya itu, memindahkan pantatnya untuk duduk di belakang Aghita.
Aghita yang segera menelan makanannya pun tertawa "hahahaha kagak Han.. Candaa.. Sini duduk samping gue" perintah Aghita dengan menepuk nepuk kursi di sebelahnya.
"Enggak ah udah disini aja ntar lu gak fokus makannya" alibi Reyhan
"Jangan marah han.. " ujar Aghita
"Enggak Ghit" kata Reyhan
Merasa diperhatikan Reyhan walau dari belakang, Aghita menolehkan kepalanya kebelakang dan menatap mata Reyhan yang sedang menatapnya juga hanya berjarak 10cm. Rasanya deg degan dan hening seketika. Merasa canggung, Aghita berdehem
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Rasa
Teen FictionShaqilla Rizkia Aghita Anak Pmr Orangnya jutek kalo pertama diliat, aslinya ramah, murah senyum dan mudah jatuh hati tapi jual mahal banget... Hobi barunya sejak kenal dia yaitu tersenyum dan tertawa ***** Ghara Aditya Reyhan Anak futsal Gak suka...