Seven

31 9 3
                                    

Hari ini Clara dibawa kesuatu tempat yang asing dan terlihat seperti tidak berpenghuni. Sepertinya villa ini tidak
ter-urus oleh penjaga-nya. Ya. Aldino membawa Clara ke villa yang tidak tahu siapa pemilik nya?

Keadaan sekitar villa ini begitu menyeramkan. Di villa ini tidak ada penerangan sama sekali,sangat gelap dan tumbuh pepohonan yang menjulang tinggi dan besar yang membuat Clara tambah takut akan situasi seperti ini.

Untuk memasuki villa yang gelap ini,Clara harus mempunyai keberanian yang cukup besar, karena Clara benar-benar phobia kegelapan.

Aldino tetap memaksa Clara untuk masuk kedalam. Namun Clara malah menangis.
Ketika sampai didepan pintu utama villa ini, Clara masih ditemani Aldino, tetapi tiba-tiba Aldino menghilang entah kemana?

Clara terduduk lemas di lantai villa yang dingin ini. Sampai pada detik selanjutnya.. Lampu villa ini dinyalakan oleh seseorang--

"Happy birthday to you... Happy Birthday to you.. Happy birthday Happy birthday... Happy Birthday Claraaa...."
Clara melongo tidak menyangka kalau ini semua kerjaan para sahabatnya. Semua telah berkumpul disini. Aldino datang membawa kue ulang tahun yang sengaja ia persiapkan saat ia meninggalkan Clara tadi. Laras dan semua sahabatnya telah sukses mengerjai Clara yang hampir mati ketakutan didalam villa segelap tadi.

Di villa ini sudah di hiasi oleh balon-balon dan pernak-pernik acara ulang tahun. Semua begitu indah sampai ia lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun-nya. Clara bersyukur mempunyai sahabat sebaik mereka yang selalu ingat hari ulangtahun-nya. Berbeda dengan orangtua nya, mereka tidak pernah merayakan-nya. Bahkan ingat saja tidak.

Disini ada sahabat Clara yang ternyata dari tadi mengerjai-nya, ada sahabat Aldino, dan pastinya Aldino, yang sukses mengerjai Clara sepanjang perjalanan dan membuat Clara berfikiran yang tidak-tidak. Ternyata mereka begitu maximal merencanakan surprise untuk Clara. Villa nenek-nya ini sengaja ia pakai spesial untuk tempat merayakan ulang tahun Clara.

Clara menangis. Bukan tangisan sedih,tetapi tangisan bahagia, ia terharu oleh perlakuan sahabat-sahabatnya terhadap dirinya. Terlebih kepada Aldino yang dengan susah payah merayu neneknya supaya villa milik keluarga-nya itu bisa dipakai untuk merayakan ulang tahun orang yang disayangi-nya.

"Udah udah cupp cupp jangan nangis mulu dong ra. Gue jadi merasa bersalah nih ngerjain lo abis-abisan" Ucap Aldino mengacak-acak rambut Clara.

"Udah dong Ra sorry ya kita gak maksut bikin lo nangis gini. Kan kita cuma mau kasih lo surprise." Ucap Laras dan mendapat anggukan setuju oleh yang lainnya.

"Udah udah sekarang mendingan lo tiup lilin nya. Abis itu bagi kue nya hehehe" Ucap Angga dengan muka sok polosnya itu.

"Itu sih lo yang mau-an Ga." Ucap Putra menjitak kepala Angga.

"Ayo tiup lilin nya Ra. Keburu meleleh lilin nya. Tapi sebelum tiup lilin berdo'a dulu." Perintah Aldino kepada Clara.

Clara pun nurut akan perintah Aldino dan memulai berdo'a untuk kebaikan dirinya.
"Semoga di tahun ini semua nya akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga didekatkan oleh orang-orang baik. Semoga bisa ketemu sama orang tua kandung gue. Aminn.." Kurang lebih begitu do'a Clara.

"Semoga Clara sama Aldino cepet-cepet jadian Ya Allah, biar dapet pj." Ucap Putra seenak-nya dan mendapat tatapan tajam Aldino.

"Udah Ra gak usah pikirin kata-kata Putra. Mending sekarang tiup lilin." Ucap Siska pada Clara. Dan Clara pun meniup lilin yang hampir meleleh di kue ulang tahun yang berbentuk Stich yang daritadi setia Aldino genggam.

"Tiup lilin nya.. Tiup lilin nya.. Tiup lilin nya sekarang juga.. Sekarang juga.. sekarang juga.."

Setelah sesi tiup lilin. Sekarang bagian memotong kue, Clara kasian dengan Angga yang sedaritadi mengharapkan cepat-cepat memakan kue itu sampai ludes. Ya. Memang Angga yang sibuk daritadi memesan kue. Perlu kalian ketahui. Sebenarnya mereka semua tidak masuk sekolah (madol), hanya untuk mempersiapkan surprise untuk sahabatnya.

Love In SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang