Nine

20 5 0
                                    

Pagi ini Clara sedang asik memainkan game diponsel kesayangan nya itu,sampai ia tak sadar sedari tadi diperhatikan oleh Aldino.

"Ngeliatin nya biasa aja kali no" Clara tersenyum melihat Aldino yang terlihat gelagapan setelah ketahuan Clara.

"Eng..engga. Gausah gr lo Ra" Ucap Aldino masih dengan suara gemetar.

"Yaudah gue mau ke kantin ah" Clara hendak keluar kelas dengan kakinya yang masih pincang.

"Kaki lo masih sakit gitu bisa sendiri emang?" Tanya Aldino yang melihat Clara tengah berjalan dengan kaki yang pincang.

Clara tetap berjalan keluar kelas tanpa menjawab pertanyaan Aldino dan berharap ia menyusul.

"Sikap lo yang kayak gitu yang bikin gue nambah sayang sama lo" Kalimat itu tak sengaja keluar dari mulut Aldino.

"Kamu lagi mukirin siapa sih?" Tanya Bianca yang tiba-tiba duduk dibangku kosong milik Clara.

"Lo ngapain disini?kelas lo kan diatas?!" Aldino sedikit emosi dengan kehadiran orang disamping nya.

"Aku mau ngajak kamu ke kantin bareng" Pinta Bianca dengan muka yang sok dimelas-melasin.

"Lo siapa maksa-maksa gue?" Lagi-lagi sikap Aldino yang dingin kembali muncul. Aldino memang tidak suka dengan orang yang datang untuk mengusik hidupnya.

"Ayo pliss.. Kali ini aja gue mau kekantin sama lo" Aldino pun tak tega dengan gadis disebelahnya ini. Sikap Aldino memang dingin,namun ia tak bisa melihat perempuan bersedih,apalagi menyakitinya. Dan Aldino hanya pasrah tangganya ditarik oleh Bianca menuju kantin.

***

Selama jalan menuju kantin,Clara tampak kesusahan dengan tongkatnya itu. Dan ia sempat ingin terjatuh,banyak orang yang berlalu lalang dan hanya menonton Clara yang sedang kesusahan berjalan dengan kakinya yang masih pincang. Tanpa Clara sadari, ada seseorang cowok yang memperhatikannya dari kejauhan. Clara pun hanya menahan rasa sakit yang kini mulai menjalar dan sekujur tubuhnya itu. Kini tubuhnya terasa kaku,dan kakinya pun tidak bisa digerakkan. Mungkin itu efek karena Clara tetap memaksakan berjalan dengan kakinya yang belum pulih. Clara pun terduduk dilantai gedung sekolah ini dan terus meringis kesakitan memegangi kakinya.

"Sini gue bantu" Ucap salah satu cowok yang mengulurkan tangannya. Ketika Clara mendongkakan kepalanya,ia terhipnotis dengan wajah tampan cowok didepannya ini.

"G..gue bisa sendiri kok. Makasih" Clara menolak bantuan cowok yang sedaritadi memerhatikan Clara itu dan mencoba berdiri kembali dengan tongkatnya itu.

"Kalo sakit gausah dipaksa. Lo mau kemana?biar gue gendong lo" Cowok itu tetap pada pendiriannya. Hal itu membuat Clara takjub dengan cowok didepannya ini.

"Gausah. Gue bisa--" Perkataan Clara terpotong karena cowok itu kini sudah menggendong tubuh Clara yang terasa sakit itu dan membuat pipi Clara memerah karena menahan rasa malunya itu. Bisa dilihat kini tatapan para siswi diSMA Kusuma Rajawali yang berlalulalang tengah melihat Clara dengan tatapan tak suka.

"Gue gak suka sama cewe yang nolak permintaan gue" Ucap cowok itu tegas.
Bisa dilihat dari sikapnya yang dingin dan tegas membuat tingkat ketampanan nya bertambah. Hal itu membuat Clara mematung digendongan cowok itu.

Love In SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang