11

43 10 1
                                    

"Hai, Phi. It's been a long time." Satria duduk di samping nisan yang bertuliskan Sephia Sophomora.

Ia ingat betul kalimat yang sudah dilatihnya puluhan bahkan ratusan kali di depan kaca. Kenapa untuk mengeluarkannya terasa sangat sulit seakan lidahnya tak mau bergerak.

Matanya hanya tertuju pada kartu berwarna hijau zamrud, yang berisi namanya dan nama wanitanya.



Iya, wanita yang akan Ia nikahi lusa.


"Aku pernah berharap, bahkan selalu berharap.. Kalau nama yang tertulis di kartu undangan ini nama kamu. Tapi, takdir berkata lain."

Satria berusaha keras menahan airmatanya agar tak keluar. Namun, bulir-bulir airmata itu memaksa keluar dari pelupuk matanya.

"Gak, tenang aja. Aku gak kepikiran kamu lagi. Ini sekalian aku mau ngasi tahu kalau," Satria menunduk dan menghela napasnya.

"Ini bakalan jadi kunjungan aku yang terakhir ke sini."

Satria memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap nisan Sephia, membelainya seakan dia membelai kepala gadisnya.

"Terus meratapi kepergian kamu, bukan hal yang bagus. Aku akhirnya sadar hal itu."

Hening.

"Sampai akhirnya, hari ini aku kesini dan mau nunjukin ini sama kamu."

Satria menunjukkan kartu undangannya seolah Sephia akan melihatnya. Dan berpikir bagaimana reaksinya jika Sephia melihat undangan itu secara langsung.

"Aku mau nikah, Phi. Dua hari lagi, sekarang sebenarnya dia ikut kesini. Cuma, malah nunggu di depan sana. Katanya dia ngerasa gak enak ketemu kamu. Jadi dia cuma titip salam."

Hening lagi.

"Aku cuma mau bilang makasi dan maaf. Makasi untuk tahun-tahun yang menyenangkan selama kita sama-sama dan maaf kalau aku gak bisa jagain kamu semampu yang aku bisa."

"Aku gak ngunjungin kamu kesini lagi bukan karena aku ngelupain kamu, phi. Bukan,"

Satria membelai lagi nisan itu. Kali ini dia tersenyum.

"Kamu akan selalu punya tempat di hatiku. Jauh di dalam hatiku, nama kamu sudah terpatri di dalam sana." Satria menoleh dan melihat gadis yang duduk tak jauh dari tempatnya sekarang.

"I love you, Sephia."

Menjadi ucapan terakhir Satria sebelum bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah wanita yang telah menunggunya.

Voice NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang