10

28 9 0
                                    

Satria meregangkan ototnya sejenak setelah merapikan meja kerjanya.

Ruangannya akan direnovasi, Jadi dia menggeser sedikit tempat kerjanya.

Ia mengabaikan bunyi notifikasi yang terus berdering. Entah itu grup dari tim kerjanya di hotel. Atau mungkin grup rekannya semasa SMA dan kuliah.

Ia hendak menutup kembali kolom obrolan sebelum matanya menangkap satu pesan dengan username yang asing.

Ada sebuah voice note.

Nama yang tertera disana cukup familiar. Rasanya Satria pernah mendengarnya namun entah dimana.


Odelia Sophomora

Lalu, Satria menekan tombol putar pada voice note itu.

"Hai, Satria. Long time no see. How's life?"

Jantung Satria hampir saja lepas dari rusuknya ketika telinganya mendengar suara gadis ini.

Suaranya mirip Sephia.

"Aku tahu kamu pasti sedikit syok pas denger suara aku. But, this is Odel.. Sephia's Twin."

Ada apa dia mengiriminya pesan? Setelah kepergian Sephia hampir empat tahun yang lalu.

Batin Satria.

"Mungkin terdengar sedikit delusional, Sat." Satria bisa merasakan bahwa suara gadis itu mulai serak.

"Tapi, Sephia datang ke mimpiku semalam. Dia sedih ngeliat kamu kayak gini. Dia jadi ngerasa.... bersalah."

"Dia minta aku untuk bilang ke kamu. Apapun yang pernah terjadi diantara kalian. Apapun yang pernah kalian alami bersama. Bahwa kalian pernah punya masa-masa dimana kalian memiliki garis takdir yang sama."

"You have to leave it behind now, Sat. Karena garis takdir kalian udah beda."

"Dia sedih ngeliat kamu terus-terusan meratapi kepergiannya. Dan, dia juga bilang kalo kamu harus bahagia meski bukan sama dia. Kamu harus move on."

"Selama ini aku yang denger voice note kamu jadi ikutan sedih, Sat. Betapa kamu gak bisa sedikitpun move on. Aku nangis dengerin voice note kamu seolah-olah Sephia masih ada. Kamu harus relain dia, Sat. Aku tahu ini gak gampang tapi kamu harus."

"Aku cuma mau ngasi tahu kamu kalo, line sephia udah aku deaktif. Makanya aku pake akun aku untuk hubungin kamu. Sekalian nyampein Permintaannya Sephia yang terakhir."

"Kamu orang yang baik, Sat. Kamu pasti bisa menemukan wanita yang lebih baik dari Sephia."


"Ini bakal jadi kontak terakhir kita, Sat. Aku sudah berhasil menerima kepergian Sephia. Aku berharap kamu pun bisa. Nantinya, aku dan juga Sephia berharap kamu akan bertemu wanita yang lain dan jatuh cinta lagi."











Satria tak sanggup lagi mendengarkan lanjutan dari voice note itu.














Ia menangis sejadi-jadinya sampai bahunya berguncang.

Voice NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang