"Mau sampai kapan kayak gini, Sat?" Jendra menepuk bahu Satria. Satria hanya melirik sahabatnya itu. Lalu, tersenyum miris.
"Udah hampir lama banget sejak dia meninggal. Kamu gak nunjukkin tanda-tanda untuk move on."
"Gue gak tahu dan gue gak bisa, Ndra. Bayang-bayang Sephia selalu aja datang."
"Kamu bisa berusaha lebih keras lagi, Sat. Kamu gak ngerasa kasian sama diri kamu sendiri. Aku yakin Sephia pengen kamu bahagia, Sat. Bukan terus menerus meratap kayak gini."
Satria menghembuskan napas keras.
" At least kasi kesempatan hati kamu untuk memilih. Di luar sana masih banyak cewek yang mungkin sama baiknya kayak Sephia atau malah lebih baik."
Satria menatap sahabatnya sejak SMA itu. Salah satu saksi hidup perjalanan cintanya bersama Sephia.
Tujuh tahunㅡatau mungkin delapan tahunㅡberpacaran dengan gadis blasteran London-Jawa itu bukanlah waktu yang sebentar.
Melalui pahit-manis bersama. Suka-duka pun dilalui berdua.
"Give it a try, Sat. Gak gampang emang. Tapi, apa salahnya di coba."
Ia menatap langit sore di belakang rumahnya.
"Sephia, kalau aku akan melepasmu."
"Gak apa-apa 'kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/105329118-288-k681584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice Note
General FictionMelalui voice note, Satria tahu pada akhirnya garis takdirnya dengan Sephia berubah.