"Sebenarnya rumah yang tadi itu kontrakan, jarang-jarang saya kesini. Hanya kalau sempat saja karena saya juga bekerja" cerita wanita itu sembari kami berjalan.
Sesampainya di sana, para kuli sedang menyusun bata dengan terampil. Mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Mas, tolong ini ada minum, di ambil dulu" wanita itu memanggil salah satu kuli.
Aku memberikan kotak tersebut kepada seorang laki-laki kurus yang sepertinya kukenal, "Ayah?"
"Azura?" matanya bergantian menatapku dan kotak yang kini ada di tangannya. "Selama ini, kamu yang bawa susu ini?"
"Iya ayah, aku anter ke kontrakan ibunya. Ayah selama ini nguli lagi? Kan dari dulu dilarang bunda karena badan ayah nanti kecapean." Pantas saja ayah makin kurus.
"Ayah mulai sekarang jangan terlalu memaksakan diri ya, ayah tidak sendirian, aku juga berusaha sebisa mungkin untuk kita semua" dan memang benar aku akan membantu ayah semampuku. Akan ku kerahkan semua tenaga dan waktu yang kupunya untuk keluargaku.
Mata ayah tampak berkaca-kaca sebelum akhirnya mengatakan, "Kamu pulang sekarang, bantu adik-adikmu."
Aku tersenyum, "Selalu, yah."
**********
Vote and Comment ya! Untuk terakhir kalinya di cerita ini:(
[alyciazz]
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Menuju Terbit
Short StoryAzura rela melakukan apapun demi keluarganya. Semuanya ia lakukan agar adik-adiknya tidak bernasib sepertinya. Tapi apasaja yang dilakukannya?