Sooji terbangun dari tidur nyenyak itu. Entah mimpi itu buruk atau indah, dia tidak tahu. Melihat dengan jelas dan seperti nyata penggalan masa lalu itu membuat dirinya senang dan sedih dalam waktu yang sama. Pria yang entah kenapa setiap bertemu dan bertatap muka membuatnya kesal, marah dan entah bagaimana yang ia rasakan saat menatap wajah pria itu. Kim Myungsoo, pria itu adalah suami-nya. Mereka terlihat saling mencintai dan saling melengkapi. Tapi kenapa Sooji bahkan tidak mengingat apapun selama ini
Perlahan ia turun dari ranjang. Kaki jenjang itu melengkah mendekat pada sebuah kaca yang memantulkan dirinya di sana. Menatap dari bawah sampai ke atas. Hingga ia membayangkan ada sayap yang melekat pada punggungnya. Namun sedetik kemudian dia tersenyum miris. Cih, sayap? Dia bahkan sudah kehilangan sayapnya. Lantas, apakah seharusnya dia membenci Myungsoo, atau bahkan berterimakasih. Atau mungkin dia merindukan pria itu.
Sooji belum jelas tahu perasaan apa yang akan di perlihatkan. Bahkan dia belum tahu pasti detail kejadian seperti apa yang membuatnya kehilangan sayapnya. Namun mengingat kata - kata Sungjong yang mengatakan bahwa Sooji hampir saja di musnahkan namun ada myungsoo yang merelakan segalanya meski itu kebahagiaannya. Dia rela asal Sooji masih berada di langit yang sama dengan-nya.
Setelah puas menatap dirinya dalam pantulan kaca itu. Sooji melangkah keluar. Ini masih terlalu pagi untuknya. Hari bahkan belum terang menderang. Embun pagi masih terlihat di ujung sana. Angin berhembus hingga menusuk permukaan kulitnya. Dia tidak peduli dengan rasa dingin itu. Dia hanya terus melangkah dan menelusuri halaman rumah tersebut.
Langkahnya berhenti saat ekor matanya melihat seorang pria yang duduk di bawah pohon. Sepertinya itu tempat favorit pria itu. Ini masih terlalu pagi untuk berada di sana. Atau mungkin pria itu semalaman tidur di bawah pohon.
Sooji merasa tidak peduli dengan apa yang dilakukan myungsoo di bawah pohon itu. Dia berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Namun baru beberapa langkah dia kembali berhenti saat gendang telinganya mendengar dengan jelas gumaman pria itu.
"Aku merindukanmu, Ji-ah."
Sooji menoleh ke belakang dan menatap seksama wajah pria yang memejamkan mata. Hatinya tiba - tiba merasa sesak dan senang saat mendengar gumaman itu atau lebih tepat-nya dia ingin berlari dan memeluk pria itu. Karena ia merasa bahwa dia juga merindukan pria tersebut. Namun kaki itu tidak bergerak dari tempat saat ia mengingat perkataan Sungjong padanya
"Sekarang kau sudah mengingat sebagian cerita masa lalumu. Kau hanya perlu membiarkan semua seperti air yang mengalir. Setelah ingatanmu di kubur selama ini namun setelah kau mengingatnya perlahan semua akan kembali. Memorimu akan mencerna segalanya. Kau hanya perlu berdiam diri dan pura - pura seperti hari kemrin kau tidak mengingat apa - apa. Karena jika kau memaksa otakmu mengingat semua, bukan kau yang terluka melainkan kim Myungsoo. Jika seluruh ingatan itu kembali padamu saat itu pula kau dan myungsoo akan kembali. Tapi jika kau terlalu memaksa dan kau kembali padanya saat ingatan belum seutuhnya ada padamu. Kau akan bahagia sesaat namun setelah itu, myungsoo akan menghilang dari bumi bahkan di musnahkan. Jadi bersabarlah. Aku akan membantumu untuk kembali bahagia"
Sooji mendesah pelan dan membalikkan badan. Jika perkataan Sungjong benar. Maka Sooji harus berpura pura agar semua tetap kembali normal. Agar diantara mereka tidak ada yang tersakiti lagi
####
"Pasti akan sangat menyenangkan pergi ke seoul. Oppa-ku jarang sekali mengajak aku ke seoul. Mungkin karena myungsoo memberikan libur dan membiarkan kita ikut ke rumahnya" Ucap Jiyeon panjang lebar. Sooji yang duduk di sebelahnya hanya menganggukkan kepala "Kenapa mereka lama sekali. Aku tidak sabar berbelanja di sana. Pamanku memberikan uang saku selama aku bekerja di restoran. Aigoo, pamanku paling hebat" Kata Jiyeon membanggakan Jihoo
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Remember Anymore [ON GOING]
RomanceKehilangan seseorang-atau ditinggalkan seseorang sungguh sangat menyakitkan Semua orang tidak ingin merasakan hal menyakitkan dalam hidup mereka Namun bagaimana dengan pasangan yang harus terpisah karena takdir Apakah mereka akan tetap kembali bersa...