Sehun memasuki sebuah ruangan yang begitu banyak para peri. Ia melangkah dengan kaki panjangnya menuju ruang utama dalam istana tersebut. Dalam artian ia sedang berada di sebuah tempat yang layak dikatakan pengganti Antalasia. Angoasia, negeri itu terlihat sederhana di banding Antalasia dulu.
Disana sudah berdiri Seorang wanita setengah baya masih dengan wajah cantik dan mempesona. Sehun mendekat dan membungkuk hormat pada wanita yang tak lain adalah ibu peri mereka, Kim Nari.
"Sehun, kau sudah tiba-" Tanyanya membalikkan badan. Kemudian berjalan ke arah kursi yang terbuat dari emas tersebut. Itu adalah tahta miliknya.
Sehun mengangguk dan mengikuti langkah wanita tersebut. Dia meletakkan satu lututnya pada lantai. Sementara lutut lain menopang tangannya. Dia mendongak menatap wanita yang sudah siap memerintahkannya
"Kau tahu, aku membiarkanmu tetap berada di bumi karena suatu tugas penting. Negeri yang kita tempati selama ini telah musnah karena putriku menikahi pria yang bukan dari persekutuan kita. Dan kita telah menjadi pecah belah. Tapi, jangan lupakan bahwa kita tetap seorang peri putih. Jangan biarkan aura lain menguasai dirimu" Nari berbicara pajang lebar dengan wibawah pemimpin
"Kau tetap akan melaksanakan pernikahan dengan putriku. Tapi satu hal, kau tidak boleh ceroboh dan juga gegabah. Sebelum ingatannya kembali siapapun akan terkutuk saat bersamanya"
"Tapi, ibu peri. Bagaimana jika aku mempercepat rencana awal kita. Jika aku cepat bersatu dengan Sooji. Kami akan menyatukan kekuatan kami lalu Antalasia akan kembali terbentuk. Dan mungkin saja kita akan jauh dari kutukan itu"
"Tidak. Itu akan memperkeruh masalah kita. Dewa langit akan membuat kita musnah jika berbuat ceroboh. Kita hanya perlu menunggu. Kau ingat hari dimana kutukan itu berawal. Mungkin analisis ku benar. Setelah semua ingatannya kembali, Myungsoo akan semakin lemah. Karena jiwa dan raga-nya sudah dia korbankan untuk Sooji dulu. Dan saat itu kau akan bisa membawa Sooji kembali dan membentuk negeri Antalasia. Kita hanya butuh waktu saja dan jangan terlalu terburu sekali" Ucap Nari kemudian ia bangkit dari duduknya. Ia membuka telapak tangannya yang berisikan gelang emas putih
"Apa ini ibu peri?" Tanya Sehun bingung saat Nari memberikannya 3 buah gelang
"Ini untuk kalian bertiga. Berikan pada Sooji dan Jiyeon dan jangan sampai mereka tahu ini pemberianku. Ini adalah jimat pelindung. Aku sudah berusaha membaca pikiran beserta masa depan Myungsoo. Namun setitikpun aku tidak melihat apapun. Jadi aku hanya ingin kalian berjaga, karena kekuatannya tanpa batas. Aku mengenalisis bahwa mungkin ingatan sooji kembali dia menjadi lemah. Tapi siapa yang tahu takdir? Jadi kalian harus berjaga"
"Baik Ratu. Aku berjanji akan melindungi mereka dengan segenap jiwa dan ragaku"
"Aku percaya padamu. Kembalilah. Aku merasa khawatir mereka akan tahu jalan kemari"
"Baiklah. Kalau begitu aku permisi ibu Ratu-"
Sehun membungkuk sedikit. Nari tersenyum dan mengangguk kecil. Sehun membaca mantra dan menebarkan sayap putih miliknya. Lalu meninggalkan tempat tersebut
#####
"Jangan seperti ini-" Ucap Myungsoo lembut dan menarik sooji dari pelukannya. Ia menunduk dan menatap wajah sembab Sooji yang sedang menangis "Aku senang kau mengingatku namun di balik itu aku sedikit merasa sedih karena perlahan kutukan itu mengikuti kita jika bersama. Takdir memisahkan kita dengan cara menghapuskan ingatanmu. Jadi tetaplah jangan mengingatku. Aku lebih senang melihatmu dari kejauhan. Tertawa dengan lepas dan tanpa beban. Jadi-"
"Kau menyuruhku untuk melupakanmu lagi. Setelah selama ini kita saling tidak mengenal. Apa karena kau sudah lelah menunggu dan tidak mencintaiku lagi?" Suara Sooji bergetar menahan isakannya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Remember Anymore [ON GOING]
RomanceKehilangan seseorang-atau ditinggalkan seseorang sungguh sangat menyakitkan Semua orang tidak ingin merasakan hal menyakitkan dalam hidup mereka Namun bagaimana dengan pasangan yang harus terpisah karena takdir Apakah mereka akan tetap kembali bersa...