[5]

185 9 1
                                    

LETS READING
••••••

Ethan berselebrasi di tengah lapangan, cowok itu baru saja membobol gawang lawan futsalnya.

Abigail yang melihat itu ikut tersenyum, tubuhnya meloncat-loncat menahan senang saat Ethan menghampirinya kemudian merebut air mineral yang memang Abigail siapkan untuk Ethan.

"Gila capek banget."

Ethan menyiramkan sisa air yang dia minum ke kepalanya, rambutnya basah oleh air, membuat siapapun yang melihatnya akan meleleh. Belum lagi, keringat yang mendominasi tubuhnya membuatnya terlihat lebih macho.

"Ke kentin yuk." Ajak Abigail, Ethan berhenti mengibaskan rambutnya.

"Bentar, gue ganti baju dulu ya. Gerah." Ethan berjalan mendahului Abigail, cowok itu menuju koridor loker untuk mengambil baju gantinya.

"Lo duluan aja, gue nyusul." Abigail mengangguk, dia berjalan di koridor menuju kantin dengan senyum. Saking senangnya, sampai-sampai dia lupa kalau hari ini dia sudah berjanji menemani Adis latihan berenang untuk pekan olahraga minggu depan.

"Abigail." cewek itu menoleh, mendapati Zaki yang tengah berlari ke arahnya.

"Apa? Gue buru-buru nih, ada janji sama Ethan." Zaki mengernyit, lalu berfikir sejenak.

"Ethan yang songong?"

Abigail melotot."apa?! Apa lo bilang? Songong?!!!"

"Nggak. Udah lupain." Zaki mengusap kupingnya yang memerah.

"Tadi lo ngomong—"

"Adis mana?" Zaki memotong ucapan Abigail, membuat cewek itu mendengus kesal.

"Nggak tau." Zaki menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemana lagi dia harus mencari Adis?

"Kenapa sih Zak? Lo kok jadi deket sama Adis gini? Secara, you know lah, di Adamma yang deket sama Adis cuma gue sama Cleo." Zaki menoleh, menatap tajam manik hitam Abigail. Tak ditemukannya guratan kebohongan.

"Cleo?"

Abigail mengangguk. "Iya, Cleo gold childern, yang tiap tahun jadi juara dua paralel."

Zaki mengusap dagunya, dahinya mengernyit. "Sejak kapan Adis deket sama Cleo?"

Abigail berdecih. "Lo kenapa jadi kepo gini sih? Dari dulu lo tuh cuma sibuk sama geng urakan lo itu, dan sekarang, you freak Zaki, gue rasa lo suka deh sama Adis."

Zaki mendengus mendengar ocehan Abigail. "Tinggal jawab apa susahnya sih."

Zaki melenggang pergi, meninggalkan Abigail yang mendengus kesal, menggerutu tidak jelas, menyumpah serapahi Zaki yang sebenarnya tidak salah padanya.
Hingga dering telpon mengintrupsi kegiatannya.

"Hallo." Abigail menempelkan telpon genggamnya di kuping kanannya.

"Bi, lo dimana sih? Jadi nggak makan barengnya, gue udah di kantin nih. Kalo nggak jadi gue makan duluan." Suara Ethan mendominasi pendengaran Abigail, jantungnya memompa dua kali lebih cepat hanya karena Ethan menelponnya, dan jujur ini pertama kali Ethan berbicara panjang lebar kepada Abigail di luar topik tentang Adis yang menurut Ethan begitu misterius.

"Eh, iya gue kesana, jangan makan duluan tunggu bentar lagi sampe." Abigail memutuskan sambungan secara sepihak, lalu melenggangkan kakinya ke arah kantin. Jantungnya masih sama, tak bisa diajak kompromi. Bahkan sampai sekarang dia duduk di samping Ethan pun jantungnya masih berdegup kencang. Walaupun, ini sudah dihitung kedua kali mereka makan bersama.

Rese nih jantung, kayak abis marathon aja!

•••

Zaki berjalan di koridor, masih dengan tujuan yang sama, apalagi kalau bukan mencari Adis. Niatnya ingin mengajak Adis melihat launching manga di perpustakaan sekolah istirahat ini. Berhubung hari ini kelas XII sedang ada pemadatan materi ujian, kelas X dan XII menjadi bebas berkeliaran walaupun sudah diberi tugas.

Senyum Zaki mengembang, melihat Adis yang baru saja keluar dari Lab Bahasa. Cewek itu berjalan dengan cepat, matanya menatap tajam dan lurus ke depan, menjadi terlihat semakin angkuh.

"Adis." Seru Zaki, Adis berhenti lalu menoleh mendengar suara Zaki yang menjadi sedikit familiar di telinga Adis.

"Adis, lo nggak dateng ke launching manga di perpustakaan?" Adis mendengus mendengar pertanyaan Zaki.

"Gue, udah beli pas pre-order." Zaki membentuk mulutnya menjadi huruf 'o' lalu melempar senyum ke arah Adis.

"Yaudah, makan siang bareng aja yuk." Ajak Zaki, Adis menggeleng. Cewek itu berdekham, membuatnya terlihat semakin angkuh.

"Aku mau latihan buat pekan olahraga minggu depan."

"Gue temenin." Usul Zaki, Adis lagi-lagi menggeleng membuat Zaki mengerutkan dahinya.

"Kenapa gue nggak boleh ini nggak boleh itu sih? Heran."

Adis tersenyum tipis, sangat tipis saat melihat Zaki yang kesal. "Gue udah ada temennya."

"Siapa? Abigail? Dia lagi ada janji tuh sama Ethan."

Adis mengernyit. "Yaudah aku latihan sendiri." Zaki mendengus memandangi punggung Adis yang menjauh.

Zaki mengejar Adis, langkahnya cepat sebelum akhirnya ada Cleo yang datang menawarkan diri untuk menjadi teman makan siang Adis. Dan tentunya juga ditolak oleh Adis. Bedanya di tolak dengan halus.

"Cleo mau makan bareng kita juga?" Zaki mendekat, merangkul Adis yang kini tengah memelototkan matanya.

"Kamu, udah ada janji sama Zaki?" Tanya Cleo, Adis menggeleng dengan cepat, khawatir Cleo akan berfikir yang macam-macam. Tangannya digunakan untuk menyingkirkan tangan Zaki yang bertengger di pundaknya, yang sedari tadi menjadi objek yang tak lepas dari pandangan Cleo.

"Aku nggak ada janji sama siapapun kok."

"Katanya tadi ada janji sama Abigail." Adis menatap Zaki dengan pandangan tidak suka, sedangkan Cleo tengah memandang keduanya secara intens. Rupanya Zaki dekat juga dengan Adis.

"Aku nggak ada janji sama siapapun, kecuali sama Abigail. Lagian aku nggak mau makan siang. Aku mau latihan."

"Saya boleh kan liat kamu latihan?" Adis bingung, sebenarnya dia ingin mengatakan boleh, tetapi jelas-jelas di sini ada Zaki yang tadi juga meminta untuk menemaninya latihan. Nanti akan terlihat kalau Adis lebih mengistimewakan Cleo dibanding Zaki, walau faktanya adalah iya.

"Gue juga boleh dong, liat lo latihan?"

"Eh, boleh deh." Adis berjalan mendahului keduanya, jantungnya berdegup kencang. Rasanya sungguh nervous berbicara dengan Cleo tadi. Bahkan, cewek itu menjadi gugup saat berbicara dengan Zaki tadi. Aneh, tapi memang benar-benar terjadi, ini bukan mimpi.

Sialan! Kenapa sih jantung nggak bisa diajak kompromi?!

••••••••••••

with luv
satu satunya istri sah Na Jaemin 💚

LET'S WE TALK [about us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang