[3]

272 13 8
                                    

LETS READING

••••••

Pagi ini Abigail berangkat lima belas menit lebih cepat dari biasanya, dengan tujuan ingin memberikan kotak bekal berisi nasi goreng dan potongan mentimun hijau lengkap dengan sosis dan bakso goreng sebagai pelengkap, tentu saja untuk Adista Chavali.

Setelah berjalan melewati koridor yang masih sepi karena masih jam enam lewat lima belas menit, Abigail segera menuju ke kolam renang indoor sekolah, pasti Adis disana sedang berenang berputar-putar untuk kesekian kalinya. Abigail sampai di depan pintu yang terbuat dari alumunium yang bertuliskan swim pool lalu membukanya perlahan, sengaja agar Adis tidak tahu kalau sahabatnya yang cantik ini datang.

"Adis, gue dateeeeng." Teriak Abigail, cewek itu merentangkan tangan kanan dan tangan kirinya yang menenteng paper bag berisi kotak bekal.

Zaki yang tengah duduk di kursi penonton menoleh saat suara cempreng yang diketahui milik reporter majalah sekolah itu. Iya, setelah acara sarapan dengan Adis gagal, Zaki masih berusaha mencari Adis di kolam renang ini, dan sialnya malah bertemu dengan Abigail.

"Nggak usah teriak! Adis nggak di sini." Zaki menatap Abigail bengis, mood-nya hari ini sudah rusak karena penolakan halus dari Adis dan suara cempreng milik sahabat Adis— Abigail.

Abigail lalu menoleh ke arah Zaki, ditatapnya cowok itu lekat-lekat dan berhenti pada wajah sangar si badboy yang pernah satu kelas dengannya saat kelas matematika dan kelas IPA pekan lalu, dan sepertinya akan seterusnya seperti itu. "Lo ngapain di sini?"

"Emang nggak boleh?" Bukannya menjawab, Zaki justru dengan mudahnya melontarkan pertanyaan yang sangat basi bagi Abigail.

"Sorry ya, for youre information, yang tiap pagi, every morning di sini tuh Adis bukan lo."

"For youre information, every morning dan setiap pagi itu sama, tolol!" Zaki berlalu meninggalkan Abigail yang tengah menyumpah serapahinya, dasar cowok jahat!

"Mulutnya kasar ih." Abigail berlalu meninggalkan ruang hampa yang menurutnya seram itu, kakinya membawanya ke koridor loker Adis, matanya menemukan gadis cool itu sedang mengamati beberapa manga koleksinya yang sepertinya ingin ia baca.

"Adis." Abigail berlari dari ujung koridor, hanya demi seorang Adis yang sampai sekarang masih mengacuhkannya.

"Ada apa?" Adis menoleh, mendapati Abigail yang tengah tersenyum ramah ke arahnya, beda dengannya yang konsisten pada muka datarnya.

"Udah sarapan? Nih gue bawain nasi goreng buatan gue spesial buat lo." Adis menerima paper bag yang diulurkan oleh Abigail, lalu keduanya berjalan beriringan menuju kelas Biologi yang akan dimulai empat puluh menit lagi, keduanya sama-sama diam. Adis yang masih asik menikmati alunan lagu terbaru dari Ed Sheeran- Shape Of You, dan Abigail yang tengah sibuk memandangi wajah Adis yang sebenarnya sangat cantik, wajahnya putih, kedua pipinya menyembul dan menampakkan semburat merah muda disertai bintik-bintik hitam kecil. Perfect.

"Lo kenapa?" Adis menoleh dan melihat dengan pandangan bigung kearah Abigail yang masih memandangi wajahnya dengan senyum yang mengembang.

"Lo tuh cantik ya Dis, andai aja berpenampilan layaknya cewek dikiiiit aja. Rambut lo dikasih pita, kacamata lo diganti pake softlens. Muka lo dikasih senyum dikit, pasti lo tambah cantik."

Adis memutar bola matanya jengah. "Andai." Adis hanya menjawab seperlunya, seperti kata 'andai' tadi contohnya.

"Kok jahat sih Dis?" Wajah sumringah Abigail telah hilang dikikis oleh wajah Abigail yang sekarang cemberut.

LET'S WE TALK [about us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang