aku berkeliling gedung Bighit di lantai 4, gedung ini tidak sekeren YG entertainment atau semegah SM. Hanya bangunan kecil, yah namanya juga bukan agensi besar.
Yang membuatnya menarik hanyalah karena tujuh orang pria kurang ajar yang telah memporak-porandakan hatiku.
Itu saja.
Aku menatap bagian luar dari kaca jendela berwarna sedikit gelap, cahaya matahari tidak terlalu menyengat. Andai aku masih pengangguran aku akan hunting untuk berfoto hari ini. Tapi itu hanya tinggal angan.
Aku sudah menandatangi kontrak.
Yah, mau dikata bagaimana, nasi sudah jadi hangus.
Ini jadi menyebalkan, kukira setelah aku menandatangi kontrak itu aku dapat dengan bebas untuk melihat BTS.
Tapi, kenyataannya mereka lebih sibuk dari yang aku bayangkan.
Fakta itu membuatku cukup senang, karena selain 'memeras' uang fans, mereka membayarnya dengan kerja keras.
Hubugan timbal balik yang cukup adil.
Bahuku tersentak, "Yak!" seseorang menarik tanganku menuju lorong kedua dari tempat aku berdiri tadi.
Rambut coklat dan tubuh besarnya sudah cukup menjelaskan bahwa dia adalah Jeon Jungkook, Uri Nochu.
"Kook-ah, wae?"
Jungkook tersenyum sebentar saat melihatku, "Kau memanggilku dengan banmal."
Aku mengulum bibirku sendiri. Bodoh, bisa-bisa aku ketahuan.
Jungkook menunduk, sepersekiandetik kemudian membuatku harus menahan nafas karena dia menatap mataku dengan jarak sangat dekat.
Dia memicingkan matanya, "Apa kau ARMY?" Tanyanya to the point
aku meneguk, beberapa kali aku gelengkan kepalaku kekiri dan kanan, "Tidak."
Jungkook mendengus, "Baguslah." Ungkapnya.
Aku sedikit lega namun juga penasaran, jadi kuputuskan untuk bertanya, "Memangnya kenapa?"
Jungkook melempar senyumnya padaku, "Kalau kau ARMY, aku takut kau terkejut karena yang kau lihat selama ini adalah penipuan public." Ujarnya menyeringai.
Aku tak mengerti, apa maksudnya penipuan public?
"Kau pasti penasaran kan? Tapi, tidak akan lama kau akan mengerti, noona." Jungkook mengangkat bibirnya, tidak itu bukan senyuman, itu seperti seringaian mengerikan. Ih, kenapa maknae itu?
"Ah, aku harus latihan. Ngomong-ngomong, nanti sore tolong dandani aku." Pamitnya setelah aku mengangguk semangat untuk menyetujui permintaannya yang sudah kutunggu dari tadi.
Setelah Jungkook pergi, aku tidak tau harus melakukan apa. Hari masih pukul 3 sore, dan Jungkook meminta aku meriasnya pukul 5. Masih ada dua jam, dan aku tidak tau harus berbuat apa."
Karena bosan, aku mengeluarkan ponselku, membalas beberapa chat dari teman-temanku atau online shop yang minat mengendorse-ku.
Setelahnya, aku memasukkan ponsel dan pergi ke ruang latihan mereka. Siapa tahu aku boleh masuk.
Entah ini hari keberuntungan atau mungkin ini hari yang sial, tapi aku tidak bisa menutup mulutku setelah masuk ke dalam ruangan latihan ini.
Kalian tau apa?
Mereka bertujuh tidak memakai pakaian.
Topless!!!
Taehyung dengan tummy-nya yang imut, Suga-dia memiliki perut yang putih benar-benar putih namun tidak berotot. Jin, dia keren. Kau tau, dia pria terkeren dan ternyaman yang pernah kulihat. Namjoon dan Hoseok, omaygosh mereka seperti aw~ aku tidak bisa mengungkapkannya.
Dan jangan tanyakan bagaimana duo kesayanganku itu.
Jungkook, demi tuhan dia adalah makhluk tuhan paling seksi yang pernah kulihat, mengapa tubuh kelinci ini sangat bagus. Jika kalian jadi aku, mungkin kujamin kalian akan meleleh.
Dia tidak terlihat imut jika begini, otot bisep trisepnya benar-benar gagah, abs nya terbentuk sempurna. Ditambah dengan ekspresinya yang menjadi garang karena dance Not Today.
Aku bersumpah Jungkook bisa menggantikan Grey bila Fifty Shade of Darker dibuat kelanjutan. Dan aku siap menjadi korbannya.
Tolong, terkam aku.
Dan, my treasure Park Jimin. Let me tell you guys, he is so sexy with his thin body.
Jujur saja, aku sedikit miris melihat tubuh ringkih Jimin. Apa BigHit tidak memberinya makan?
Tapi, itu malah membuat dia tampan. Entahlah, bagiku dia sangat keren walau sekurus itu.
Nochumochi kenapa kalian membuatku ingin menikahi kalian berdua.
*
Music berhenti, aku masih terdiam dengan tangan menutup mulutku. Namjoon menatapku, "Apa waktunya untuk bersiap-siap?"
Aku mengangguk, kini sudah hampir jam 4.15 KST. Mereka harus mandi dan bersiap pergi untuk menghadiri variety show.
Satu persatu dari mereka melangkah setelah menegurku. Aku bersumpah untuk entah keberapa kalinya hari ini.
Bahwa mereka benar-benar ramah.
Aku tidak pernah menyesal menjadi ARMY.
Jimin—dia adalah sisa dari mereka yang telah lebih dulu ke kamar mandi. Aku meneguk saat dia benar-benar didepanku dengan tubuh topless yang hanya dibalut handuk kecil menutupi sedikit bahunya.
Nafasnya bahkan masih terengah saat dia didepanku.
Tiba-tiba kepalanya mendekat, "Hei Sera, apa aku semenarik itu?" bisiknya
Aku hampir saja gila, bagaimana dia bisa menebak itu dengan benar.
Tak ingin menunggu jawaban, Jimin menarik daguku,
"sejujurnya kau terlalu cantik untuk menjadi MUA." Dia tersenyum dan mengedipkan matanya.
Aku menelan ludah, seseorang siapapun tolong aku.
Jimin membisikkan sesuatu padaku, dan itu sukses membuat jantungku melompat.
Sebelum pergi karena Sejin oppa memanggilnya, dia sempat berkata.
"Seeya Sera"
And I swear his words make my heart fluttering at the sky
KAMU SEDANG MEMBACA
Nochu Mochi
FanfictionIni kisah Sera yang dibuat gila sama Nochu Mochi februari2017