Resepsi

241 9 1
                                    

Ada yang mengetuk pintu kamar, ternyata Gwenda membangunkan kami. Aku melihat disamping ternyata Sherly tidak ada. Lalu aku beranjak membuka pintu.

Gwenda:"kakak masih belum siap-siap, udah jam 6 sore sebentar lagi tukang riasnya datang kak"

Gilang"iya, kakak mandi dlu"

Lalu aku mengambil handuk untuk mandi, saat membuka pintu kamar mandi ternyata Sherly keluar dari kamar mandi. Dengan rambutnya yang basah dan tanpa make up. Sherly begitu cantik hingga aku terpaku sejenak. Saat sadar Sherly malah menertawakanku. Aku langsung pamit kekamar mandi menahan malu. Kadang aku berfikir aku seperti perempuan saja.

Setelah segar dengan mandi aku keluar, Sherly sudah didandani oleh tukang riasnya. Aku yang bingung harus memakai baju dimana. Karna ada Sherly dan mbak itu dikamar. Aku mengganti pakaian dikamar mandi saja lebih aman. Berhubung Sherly sibuk pasti dia tidak tau apa yang aku lakukan.

Sherly sudah dirias, rambutnya pun sudah tertata indah. Tinggal pakaiannya masih terpajang rapi, aku berfikir bagaimana cantiknya dia nanti saat memakainya. Mbak tukang rias menyuruhku untuk duduk agar dibedak sedikit biar nampak segar. Dari cermin aku melirik Sherly yang mengganti pakaiannya. Aku langsung tertunduk malu. Aku berfikir belum hakku untuk melihat semua darinya.

Mama Sherly dan Mamaku datang memastikan kesiapan kami. Jam pas di angka 7 malam. Aku melihat Sherly juga sudah siap lalu aku memberikan tanganku untuk digandengnya. Tangannya yang lembut sudah kugenggam. Kami melangkah perlahan ke gedung utama. Tanpa bisa bicara apa pun hanya mataku yang mampu menatapnya.

Sherly:"kenapa liatinnya kok gitu kali"

Gilang:"kamu cantik, dengan baju ini"

Sherly:"jadi yang kemaren-kemaren aku gak cantik"

Gilang:"cantik juga..tapi sekarang lebih anggun"

Sherly menertawakanku yang gugup menjawab pertanyaannya. Aku hanya tertunduk melihat tawanya yang manis. Dalam hati aku berkata "teruslah seperti itu Sherly, aku akan berjanji terus membuatmu bahagia".

Kami pun sampai digedung utama, semua keluarga sudah menunggu kedatangan kami. Sebelum sempat duduk kami sudah disodorkan untuk berfoto bersama. Belum lagi saudara dan teman-teman bergantian untuk meminta foto. Selfi dengan Hp ini dan Hp itu. Kamera ini kamera itu dan semua berusaha mengabadikan momen kami.

Perlahan satu persatu tamu datang. Semua sesi dokumentasi akhirnya pergi dan kami bisa duduk dengan nyaman. Terlihat dimeja tamu semua teman kantorku datang dan mungkin rombongan gadis-gadis yang heboh itu teman-teman Sherly. Para tetangga dan sahabatku masa kuliah. Dosen dan tamu-tamu yang aku tidak kenal siapa.

Tamu yang datang bergantian pulang dan pamit ketempat pelaminan kami. Kami berdiri, salaman saling peluk dan limpahan do'a. Meminta foto tiada henti dari jam 7 malam sampai jam 10 malam. Ada teman yang menyumbang lagu, ada yang usil mengajak berjoget. Semua senang, semua heboh dan pastinya ini hari terbaikku. Melihat semua keluarga bisa berkumpul, dan semua teman-temanku dan Sherly datang aku sangat bahagia.

Meski hanya duduk, dan berdiri bersalaman saat ada yang pamit pulang. Tapi hari ini memang sangat melelahkan. Perlahan tamu makin sedikit, dan tinggal beberapa kerabat dan saudara. Lalu satu persatu saudara dan kerabat akhirnya pulang. Aku dan Sherly disuruh Mama untuk kekamar mengganti pakaian dan istirahat.

Kali ini aku dan Sherly bareng melangkah kekamar. Inilah yang membuatku bingung memikirkan apa yang aku lakukan nanti. Dihadapan Sherly aku sungguh mati gaya.

Sampai dikamar Sherly langsung melepas riasan kepalanya dan melepas baju pengantin. Aku yang bingung bersikap memalingkan pandanganku dan mengganti pakaian juga. Sherly sudah siap memakai pakaian tidurnya langsung bergegas kekamar mandi. Aku melihat-lihat kado yang menumpuk di samping tempat tidur. Sherly keluar kamar mandi dan melihatku melihat-lihat kado.

Sherly:"banyak juga ya yang bawa kado aku pengen buka boleh?"

Gilang:"iya alhamdulillah banyak, bukalah aku mau bersihkan diri dulu"

Aku pun harus membersihkan diri biar segar. Aku mandi sebersih mungkin dan sewangi mungkin. Karna kali ini aku tidur tidak sendiri lagi.

Setelah selesai Sherly masih sibuk membuka kado. Dia nampak heboh dan senang kayak anak kecil yang membuka kado ulang tahun.

Sherly:"Gilang sini...liat dehh kadonya bagus-bagus. Pelengkapan dapur, mandi, sampai make up lengkap. Ada yang kasih kado tiket honeymoon lohh"

Gilang:" honeymoon..? Kayak mana mau pergi kan kita udah libur nikah mana bisa libur lagi"

Sherly:"ya ampun Gilang, ini dekat pergi jum'at balik minggu bisa gak usah cuti"

Gilang:" ya udah nanti kita pergi"

Sherly:"kado ni belum semua Gilang, diluar ada kado yang gede-gede. Trus ada juga yang anternya kerumah"

Malam itu Sherly sibuk berbica terus soal isi kado. Dan betapa semangatnya dia membuka kado itu seolah tidak ada yang boleh terlewat.

Aku hanya memperhatikan Sherly yang bahagia dengan yang dilakukannya. Aku mendengar ocehannya yang tidak berhenti. Hingga aku gak sadar aku terlelap diantara tumpukan kertas kado yang dibuka Sherly.

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang