Keluarga yang palsu

696 27 3
                                    

Aku Gilang sidiq.

Anak pertama dari dua saudara. Umurku 27 tahun saat ini masih terdaftar di sebuah kampus Batam. Tidak usah heran umur segini aku belum menyelesaikan S1 ku.

Aku berfikir untuk apa kuliah karna semua yang ku mau sudah ada di kartu kredit. Harta orang tuaku tidak akan pernah habis. Jadi nikmati saja hidup ini.

Adikku Gwenda sidiq.

Jangan bandingkan aku dengannya, aku tau dia sedang mengejar s2. Biarkan dia seperti itu karna dia itu munafik, suka mengambil muka dirumah dan selalu sok suci.

Aku membencinya karna dia bukanlah anak kandung Mamaku. Papa membawanya pulang saat umurku 4 tahun, walau waktu itu aku masih kecil tapi aku tau anak itu hasil perselingkuhan Papa. Tapi Mama selalu bisa memaafkan Papa.

Dari kecil Papa selalu lebih menyayangi Gwenda. "Aku hanya anak bodoh, nakal, dan tidak bisa diatur" itu yang dikatakan Papa. Mama tidak pernah mengeluh, selalu menuruti Papa. Bahkan hati Mama sungguh besar, dia menyayangi Gwenda seperti menyayangiku.

Papa selalu bersikap harmonis didepan kami. Hanya aku yang tau pertengkaran mereka dikamar seperti apa. Gwenda yang selalu sibuk dikamar mana mungkin dia tau kenyataan yang ada. Tapi saat aku mendatangi Mama menanyakan yang terjadi. Mama selalu bilang pertengkaran suami istri itu biasa.

Setiap hari setiap malam selalu ada perang mulut. Satu hal yang aku tau Papa tidak menggunakan kekerasan fisik. Jika itu terjadi, dengan tanganku sendiri aku akan membalasnya.

Aku malas dirumah melihat kepalsuan itu. Aku lebih suka berada disekitar teman-temanku. Mentraktir minum sampai puas sampai mereka muntah. Apa yang diinginkan temanku akan aku berikan. Selama ada yang menemaniku duduk disaat fikiranku kacau begini.

Hari itu Xela baru kembali dari Aceh setelah 1 bulan disana. Dia membawa banyak minuman dan sesuatu yang belum pernah aku coba selama ini. "Shabu-shabu".

Aku berusaha bersikap biasa dan sok tau. Aku gak mau mereka mengejekku karna belum pernah mencoba itu. Karna aku orang kaya aku selalu bilang kalau aku sudah mencoba apa pun didunia ini. Apa yang teman-temanku belum pernah rasakan aku sudah merasakannya.

Karna tantangan teman, aku pun mencoba. Aku mulai merasakan sensasi damai dan tenang. Semua yang kupikirkan bagai larut dalam toilet. Aku bebas.
Aku bahagia. Serasa inilah hidup yang sesungguhnya.

Efeknya berlangsung semalaman sepertinya karna yang kutau aku menjadi aktif. Aku melombat bak anak-anak. Berjalan kesana kemari tanpa lelah. Tertawa seperti dunia ini tanpa ada derita.

Aku puaskan diri dengan Shabu, bagiku itulah kebahagianku sekarang. Bagi pemula aku bisa memakainya 2 hari sekali. Mungkin aku selalu tidak pernah sadar. Aku selalu dipengaruhi shabu setiap harinya. Saat efeknya hilang aku akan memakainya lagi. Seperti itulah setiap hariku.

Hingga aku jarang pulang, aku lebih suka menghabiskan hari dan malamku dengan teman-teman. Kuliahku hanya sebuah kata dalam hidupku.

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang