Jungkook menghadap kamera di depannya, seulas senyuman masih terpampang di wajahnya tak luput juga eye smile nya dan gigi kelinci membuat senyumannya semakin sempurna.Take One.
“Ya, aku memang sering disebut perenang jenius. Aku suka itu, tapi itu adalah sebuah beban. Padahal, dulu aku bahkan tak bisa berenang dengan benar. Aku selalu kehabisan nafas, jadi sangat sulit untuk berhasil berenang dari ujung ke ujung. Dan itu sangat membuatku marah, apalagi ketika melihat punggung teman-temanku yang bisa berenang
lebih cepat dariku. Sejak itulah aku selalu sampai 1 jam lebih awal dan 2 jam lebih akhir daripada yang lain. Aku berlatih dengan tekun. Dan sekarang selama aku berada dalam air, aku tidak pernah melihat punggung orang lain. Bukankah, karena itu aku layak disebut sebagai perenang jenius? Sebenarnya berenang bukanlah hal yang paling penting buatku, masih ada ayah dan juga……….” Jungkook tak melanjutkan ucapannya dan hanya tersenyum pada kamera bola matanya seperti menelaar sesuatu di dalam pikirannya.><><><><><><><>
#JungkookPov.
Aku berlari ke rumah Lee Yena sambil menggenggam mendali emas di lengan kiriku. Malam ini tak sedingin biasanya. Pikiranku saat ini hanya terpaku pada Yena aku hanya ingin menemuinya dan berbagi cerita dengannya saat ini.
Saat melewati satu blok sebelum sampai rumah Yena, aku mendapati Yena sedang bermain Air Wheel bersama Taehyung. Aku hanya bisa melihat mereka dari jauh sambil menggenggam medalinya erat-erat. Bisa aku dengar suara tertawa mereka berdua disana.
#Pov.end
Yein pulang kerumah, tapi ia melihat sebuah medali emas perenang yang tergantung digerbang. Ia mengambilnya dan masuk kedalam. Saat di kamar, Yein meletakkan medali itu dimeja, kemudian ia melihat HP nya yang tertinggal dan ternyata ia mendapat pesan dari Yi An yang mengajaknya untuk bertemu tadi.
Yein:
Jungkook kau yang menyimpan mendali depan rumahku?Jungkook:
Tentu, itu adalah janji yang harus aku tepati padamu.Yein memasukan Mendali kedalam kodak merah di dalam lokernya bersama foto- foto kakanya dan Jungkook sewaktu kecil. Senyum dengan tatapan sedih begitulah yang ia tautkan sekarang.
><><><>< Nuri High School.
Mijoo menjadi murid baru di sekolah Yein. Ia memperkenalkan dirinya di depan kelas. Tetapi, perkataannya terhenti sejenak ketika melihat ke arah Yein di bangkunya. Dan itu jelas saja membuat semua murid di kelas melihat ke arahnya. Tak lama kemuadian ia melanjutkan lagi perkantaanya dan tersenyum licik.
Yein dan teman-temannya sedang asyik ngobrol. Tiba-tiba, datanglah Mijoo yang dengan sok akrab ingin duduk dan bergabung bersama mereka.
"Bolehkan aku bergabung dengan kalian?" Seru Mijoo senyuman seramah mungkin supaya ia bisa di terima baik di lingkungan barunya ini.
"Anja Anja.." Ucap Jin Ae pada Mijoo sambil berangguk kecil. (Duduklah)
"Mijoo, tau tidak kami juga pergi ke Tongyeong beberapa waktu yang lalu," ucap Soo Jung pada Mijoo di depannya.
Yein sempat terdiam sejenak, Mijoo melirik Yein sejenak lalu menatap Soojung di depannya.
"Aku pindah ke Seoul karena ayahku yang seorang jaksa dipindah tugaskan disini," ucap Mijoo berusaha sebaik mungkin.
Mendengar itu, Jin Ae dan Soojung menganggapnya keren sementara Yein masih diam dalam pikirannya.
Beberapa meter di belakang meja mereka Jungkook sedang di hampiri oleh para Fansnya yang merupakan adik kelasnya. Beberapa siswi itu memberikannya sebuah bingkisan. Jungkook terlihat malu- malu di beri Bingkisan makanan oleh fansnya ia hanya mengucapkan terimakasih. Dan berjalan kearah meja Yein.
KAMU SEDANG MEMBACA
School 2017 :" Who are you ?"
Fanfictionhidup sebagai orang lain demi mendapatkan sebuah kebahagiaan sampai mencintai yang seharusnya tak di cintai