Chapter- 3 Pengungkapan Cinta

11 2 0
                                    

Emery POV

Huh... Kenapa harus kesiangan sih, gerutuku dalam hati. Aku berjalan tergesa-gesa melewati ruangan yang mulai ramai, langkahku terhenti melihat Pram berjalan mendekati.

"Pagi Em, hari ini kenapa siang sekali?" tegur Pram.

"Ya... aku kesiangan hari ini, mungkin sedikit kelelahan"

"Jangan terlalu lelah nanti pingsan lagi" ucap Pram menasehati.

Aku hanya mengangguk tanda mengerti "aku mau ke ruangan dulu" sautku sambil bergegas pergi.

Aku segera duduk di meja kerja, membuka beberapa berkas. "Bulpoinku mana ya?" gerutuku  bingung.

Tanganan kananku membuka tas merogoh isi didalamnya namun tetap tak menemukan. Dengan segera kupindahkan tangan yang sibuk mengobrak abrik tas menuju laci meja dan membukanya, ada bau yang menyengat sangat harum.

Aku amati laci itu heran, ada sebuah bunga tulip dan secarik kertas, perlahan tangan kananku  mengambil bunga  dan membaca isi didalam kertas "Notes L, Apa maksudnya?" lirihku bingung, membuat tanya yang tidak akan tertebak dengan secarik kertas. Ulah iseng, tebakku dalam hati seraya menutup laci  dan membiarkan bunga tulip itu bersemayam didalam.

Aku mengotak-ati laptop di depanku membaca setiap detail laporan. Sesekali mereganggan otot-otot tubuh agar tidak kaku.

Aku menghentikan pekerjaan, pikiran terusik pada kejadian kemarin "Kenapa jantungku berdetak kencang? Masak iya aku sakit? Kalau sakit kenapa jantungku berdetak kencang hanya saat bertemu dengannya?" gumamku bingung.

"Mark... Yah... Mungkin dia bisa membantuku". Aku mengambil ponsel dan memencet beberapa nomer kemudian muncul bunyi tut...tut...tut...

"Hallo cantik, tumben kau menghubugiku, biasanya lupa kalau ada aku dihidupmu" cerocos Mark membuatku terkekeh.

"Kau sedang apa?, sibuk nggak?, kalau gak, bisa makan siang bersama?" balasku santai.

" Waw... Tumben? Kau kesambet apa?"

"Enak saja kesambet, kalau gitu gak jadi lah" ucapku jengkel.

"Ha...Ha... Ha... Gitu aja ngambek, oke nanti kita makan siang di tempat biasa" ucap Mark dengan tawa riuhnya.

"Ok" .

***

Mark POV

Aku duduk di sebuah resto yang menjual makanan khas Amerika. Memesan grilled chicken atau sering disebut ayam panggang, ditemani sandwich tuna, salad, dan kentang goreng kesukaan kami. Dulu saat tinggal di New York ada food court yang menjual makanan favorit ini,  kami sering membelinya kemudian berjalan- jalan ke central park.

Aku menatap pintu resto melihat Emery yang tersenyum kemudian berjalan kearahku. "Kau sudah memesankan makananku?" tanya Emery sambil duduk.

Aku tersenyum melihatnya "Yups, makanan kesukaan kita dulu".

"Kau sudah lama menunggu?".

"Lumayan dan sekarang kau makan dulu, tubuh mu nampak kurus, apa kau tak pernah makan?" tanyaku sedikit meledek.

Emery memukul lenganku keras dengan muka kesal "Bisa kau tak menggodaku? Kebiasaan".

Aku hanya terkekeh sambil melahap makananku "Ada perlu apa kamu mengajakku makan?".

"Kau pikir aku hanya mengajak mu makan saat ada perlu?" ucap Emery ketus.

"Lalu?"

" Sebenarnya iya sih" ucap Emery terkekeh.

Love NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang