Part 2

8K 465 124
                                    

"Leonnnnnnnnn!" Teriak Leonna membuat Leon yang tengah bermain basket menghentikan aktivitasnya.

"Apaan?" Teriak Leon.

"Kesini," Teriak kembaranya itu dari sisi lapangan. Leonpun beranjak menuju ke tempat Leonna dengan sedikit berlari.

"Apa sih Ona?" Tanyanya.

"Nih," Leonna menyodorkan 5 buah surat beramplop cantik dan juga bingkisan coklat padanya.

"Loe ganggu latihan gue cuma buat ini?" Leonna mengangguk diiringi senyumannya. "Loe mau-mau saja jadi kurir Pos."

"Ya karena gue di bayar," kekeh Leonna memperlihatkan uang 50 ribuan.

"Dasar mata duitan." gerutu Leon.

"Gue masih mahasiswi yang butuh pemasukan banyak." ujar Leonna dengan santai.

"Apa nggak cukup uang jajan dari Papa?" ujar Leon yang terlihat kesal. "Loe buang deh tuh surat suratnya. dan jangan mau jadi kurir pos lagi. Entar gue kasih loe kartu gold."

"Seriussssss????" pekik Leonna begitu antusias sampai meloncat-loncat.

"Iya," jawab Leon.

"Aghhh Leon sayang,,, gue sayang banget sama loe." Leonna memeluk Leon dan mengecup pipinya berkali-kali.

"Udah kenapa ciumnya, mulut loe bau, Ona." ledek Leon membuat Leonna mencibir.

"Tapi coklatnya biar gue makan saja yah, kan mubajir."

"Iya terserah loe. Eh loe mau balik?" Tanya Leon.

"Gue latihan dance dulu."

"Ntar balik sama siapa? Di kampus udah sepi." ujar Leon.

"Sendiri paling, gue bawa mobil." ujar Leonna.

"Ya sudah entar gue nyusul ke tempat latihan loe." Leonna mengusap kepala Leonna dengan lembut.

"Oke kembaranku sayang. Bye bye." Leonnapun melenggang pergi meninggalkan Leon.

"Dasar bocah itu,"gumamnya seraya kembali latihan basket.

***

Pagi-pagi sekali Datan datang ke rumah Dhika dengan wajah yang di tekuk,

"Datan? Kamu tumben pagi pagi kesini?" Tanya Lita saat melihat kedatangan Datan yang tidak di undang.

"Morning mama Lita." Datan mencium tangan dan pipi Lita.

"Pasti kena marah daddy lagi yah."

"Begitulah, daddy kolot banget, Ma." gerutunya membuat Lita terkekeh.

"Ya sudah, sarapan gih."

"Wah, ada kak Datan." ujar Adrian yang baru menuruni tangga, sudah rapi dengan seragam sekolanya.

"Morning Rian." sapa Datan.

"Kamu berantem lagi sama daddy kamu?" Tanya Dhika yang juga tengah berjalan di belakang Adrian.

"Iya Pa, tau deh tuh daddy kolot bener. Mana semua fasilitas di cabut lagi, masa iya Datan anak dari seorang pengusaha terkenal ke kampus naik go-jek. Kan gak banget, apa kata fanz Datan nanti." Keluhnya membuat Dhika terkekeh.

"Sekarang mending sarapan dulu." Dhika berjalan menuju meja makan diikuti Datan dan Adrian.

"Ini tehnya saying." Lita menyimpan segelas teh di hadapan Dhika.

"Makasih saying." Dhika tersenyum manis.

"Datan, mau sandwich atau nasi goreng?" Tanya Lita.

"Kak Datan, mau ayam mentah aja Ma. Kan dia kembarannya conel." celetuk Adrian membuat Dhika dan Lita terkekeh.

Destiny #Brotherhood 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang