Castnya Jennifer
Spanyol
Hari ini Jen pulang cepat karena ada kegiatan di sekola, ia merasa begitu sangat bahagia karena bisa pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di sana bersama teman-temannya sebelum Ayahnya menjemputnya pulang.
Bertany adalah teman semejanya yang mau berteman dengan Jen, dia seakan memahami kondisi Jen dan tidak menjauhi Jen. Saat ini mereka berdua sudah sampai di putas perbelanjaan yang menjual berbagai macam. Jen merasa begitu bahagia bisa keluar seperti ini bersama sahabatnya. Biasanya ia kesini hanya bersama Abang dan Mamanya, tetapi tidak dengan sang Papa karena Papanya tidak begitu menyukai tempat keramaian seperti ini. Papanya itu begitu kaku..
"Ayo gue traktir makan ice cream," ucap Jen dan Bertany menurutinya. Mereka berdua begitu bahagia sekali.
Mereka berdua pergi ke toko buku untuk membeli beberapa komik dan novel, lalu mereka juga pergi pusat permainan dan bermain disana dengan begitu puasnya. Menghabiskan waktu gila-gilaan bersama sahabat adalah hal yang paling membahagiakan.
"Sekarang kita kemana?" saat mereka berdua keluar dari tempat permainan. Jen melirik jam cantik di pergelangan tangannya.
"Astaga! Sudah waktunya pulang. Ber, aku harus segera kembali ke sekola sebelum Papaku tau kalau aku kelayapan dulu."
"Oke Jen, apa perlu bersamaku lagi?" tanya Bertany.
"Rumahmu sudah dekat dari sini, kamu langsung pulang saja. Biar aku yang kembali ke sekola."
"Oke."
Merekapun berpisah di depan mall, Bertany sudah berjalan menuju rumahnya. Sedangkan Jen masih menunggu taxi.
Karena tidak melihat adanya tanda-tanda kedatangan taxi, Jenpun memutuskan untuk berjalan dulu. Karena sekolanya hanya berjarak 4km saja tidak terlalu jauh. Ia memutuskan untuk berjalan kaki.
Dan entah kenapa hari ini terasa begitu menyengat, panasnya mampu menusuk ke dalam kulit. Sesekali Jen mengusap peluh di keninganya, ia merasa berjalan sudah cukup jauh dan masih tak menemukan taxi.
"Semoga Papa telat menjemputnya," gumamnya.
Matanya berbinar saat melihat sebuah taxi terparkir di sebuah mini market. Ia berlari mendekati taxi itu dimana sang sopir terlihat berdiri di sisi pintu penumpang dengan memainkan handphonenya.
"Ke SMA A Strada," ucap Jen saat ingin menaiki taxi. Ia membuka pintu penumpang dan hendak menaikinya tetapi seseorang menarik lengannya membuat Jen menghadapnya.
"Maaf Nona, tetapi saya bukan sopir taxi. Saya sedang menaiki taxi ini, menunggu sopir taxi yang sedang membeli sesuatu di dalam," ucapnya dengan tegas.
Jen menatap pria dewasa di depannya itu dengan kernyitan seakan mencerna apa yang baru saja ia katakan.
"Selama belum ada yang menduduki kursi penumpang itu, maka belum ada yang memesannya." Jen menepis tangan di lengannya dan kembali ingin masuk ke dalam mobil.
Dug
Jen semakin kesal saat pria itu kembali menarik lengannya hingga membuat kepalanya terbentur bagian atas pintu.
"Sorry." Pria itu tersenyum kecil.
"Kau! Ada apa lagi sih?" pekik Jen membuat pria itu terjengkit mendengar pekikan Jen yang melengking.
"Aishh anak SMA ini," keluhnya merapihkan sedikit jasnya. "Dengar yah adek yang cantik, aku sudah memesan taxi ini lebih dulu."
"Aku tidak perduli! Aku butuh taxi ini sekarang, jadi mengalahlah pada anak SMA!" Pria yang memiliki wajah khas keturunan korea itu menahan senyumannya mendengar penuturan Jen. 'Gadis yang keras kepala dan tak tau malu.' Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny #Brotherhood 6
RomanceBaca full di aplikasi dreame. Follow akunnya iin sonaris dan jangan lupa pencet tombol love.