Perempuan adalah makhluk perasa namun tak sedikit dari mereka yang tak bisa meluapkan perasaannya. Itu yang membuat perempuan menjadi susah dimengerti. Mereka sering meluapkan sesuatu yang tak bisa ia katakan di atas secarik kertas putih. Bukankah di dunia ini ada beberapa hal yang tak bisa terluapkan begitu saja? Dan juga di dunia ini ada hal yang tak bisa kau bagi dengan orang lainkan? Bukan karena orang lain tak peduli namun kau tau mereka tak akan mengerti. Menurutnya dengan menulisnya disecarik kertas membuatnya bisa mengenal mengenai dirinya sendiri dan perasaannya.
•••••••••••••••••••••••••••••••••Gadis berambut panjang itu duduk di bawah pohon yang cukup rindang. Angin yang berhembus cukup kencang membuat rambutnya yang terurai melambai-lambai bebas. Tangannya terus menggerakkan pulpen bertinta merah di atas secarik kertas. Menuliskan sebuah perasaan yang ia rasakan dengan harapan perasaan itu akan terluapkan dan menghilang.
"Jasmineee, lagi ngapain si? Serius banget sih kayaknya." Suara lembut dari gadis berambut sebahu yang bernama Naya itu membuatnya cukup kaget. Dan dengan cepat Jasmine menutup buku bersampul warna merah itu.
"Hei Nay. gak ngapa-ngapain kok hehe." Jawab Jasmine dengan senyuman manisnya.
"Ah masa sih?" Ledek gadis lainnya yang bernama Alea yang disambut dengan tawa oleh Nischa yang tepat berada disamping Jasmine sambil meletakkan tangannya dibahu selayaknya merangkul.
Keempat gadis itu berteman dari awal masuknya perkuliahan. Orang-orang mengenalnya dengan tim rusuh. Entah siapa yang mencetuskan itu karena sebenarnya Jasmine, Naya, Alea, dan Nischa tak pernah merasa bahwa mereka membuat kerusuhan.
Mungkin semua orang mengatakan itu karena melihat keadaan mereka yang selalu tertawa senang setiap hari dimanapun mereka berada. Namun orang-orang hanya melihat keadaan luarnyakan?
Seseorang pernah berkata orang yang paling sering tertawa dan paling keras tawanya sebenarnya orang yang paling merasakan kesedihan. Begitu pula dengan keempat gadis itu.
Jasmine mengangkat sedikit tangan kirinya dan melihat jam yang tertempel disana. Jam itu menunjukan pukul 14:30. Raut wajahnya seketika berubah. Ini adalah jadwal mata kuliah yang paling membuat jantungnya berdegup kencang.
Jasmine dan keempat sahabatnya harus dengan sabar menunggu lift. Padahal kelas akan segera dimulai 5 menit lagi. Mereka harus sabar menunggu lift karena mereka tak mau kelelahan jika memilih harus menaiki tangga. Bukan tanpa alasan, mereka akan memilih tangga jika kelasnya berada dilantai 2, namun sayangnya kelas mereka ada di lantai 4.
Liftpun terbuka, beberapa orang mulai berdorongan agar bisa masuk di lift. Hal ini yang sering terjadi. Jasmine tak akan mengalah lagi. Ia meraih tangan Alea dan menggenggamnya erat. Dengan kekuatan dan keyakinan penuh Jasmine memaksa masuk dan berhasil.
Jasmine menghembuskan nafas lega, akhirnya dia dan keempat sahabatnya bisa masuk kedalam Lift. Jasmine menggerakkan sedikit tangannya untuk mengancingkan almamater kampusnya namun tanpa ia sadari hal itu membuat tangannya menyenggol seorang laki-laki.
Dengan buru-buru dia meminta maaf dengan orang itu. "Ah sorry." Ucapnya
Laki-laki itu tak menjawab permintaan maafnya, namun laki-laki itu tersenyum hangat kepadanya seakan menjawab tidak apa-apa. Mata Jasmine tak terhenti melihat senyuman itu dan memilih untuk membalas senyumnya. Liftpun terbuka di lantai 4 dan membuat Jasmine dan yang lainnya harus masuk kekelasnya.
Hangatnya senyum itu membuat dunia Jasmine serasa terhenti. Namun kenyataan tak selalu indah bukan? Pertemuan itu kembali diakhiri oleh perpisahaan.
••••••••To Be Continued••••••••
Note :
These story will be about Love story ofc and too much "galau".
Bcs someone said "kalo galau ya disalurin".Please vote and comment. Don't be silent reader^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Who Never Trust Love
Teen FictionMenurutnya cinta sangat kejam, datang tanpa isyarat, tak bisa dikendalikan, bersifat memaksa namun tak bisa menuntut. Mereka tak tau mana yang lebih baik, mencintai seseorang yang tidak mencintainya atau merasakan kekosongan hati. Entah siapa yang h...