Chapter One

15 0 0
                                    

Ketika membuka kedua mata, aku segera memandangi seluruh sudut kamar. Mencari sosok yang telah merelakan sedikit waktunya untuk menemaniku tidur. Tak kutemukan sosok itu dikamarku. Mungkin sudah berangkat! Pikirku menerka-nerka dalam hati. Tapi, entah mengapa aku sangat ingin sosok itu berada didekatku. Aku beranjak pergi meninggalkan tempat tidurku yang belum sempat untuk kubereskan. Kulangkahkan kakiku menuju kamarnya. Ketika aku sudah sampai di depan pintu aku terdiam. Pintu kamar itu tertutup, kuketuk pintu itu.

"Ma, apa Mama ada di dalam?" Pertanyaan itu terdengar konyol bagi diriku sendiri. Tak ada jawaban dari dalam.

Sya, kamu harus kuat! Bukankah, kamu sudah terbiasa tanpa kehadirannya di rumah. Dalam hati, aku mencoba untuk menguatkan diri menerima kenyataan. Kupegang gagang pintu dan menyelinap masuk ke dalam kamar itu.

Kualihkan pandanganku ke setiap sudut, tak kutemukan sosok itu. Ada rasa sedih, kecewa yang menjalar di hati. Cairan bening itu akhirnya jatuh membasahi kedua pipiku.

* * *

Di sekolah, aku mencoba untuk menutupi rasa sedihku. Bersikap biasa-biasa saja, seolah semuanya baik-baik saja. Pelajaran hari ini terasa begitu lama. Saat istirahat, aku lebih memilih menghabiskan waktu istirahatku untuk membaca novel di dalam kelas. Aku memang sengaja menghindari keramaian.

Di dalam kelas hanya terdapat beberapa murid yang tengah asyik mengobrol di salah satu meja. Berkerumun, membicarakan makhluk yang menurut mereka tampan. Bibir mungil mereka tak ada hentinya untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk itu. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Kembali menenggelamkan diriku ke dalam novel.

"Sya, kamu ditunggu Bu Inez tuh di kantor." Raina yang baru masuk ke dalam kelas datang menghampiri mejaku.

"Oke. Thanks, Na." ucapku seraya memasukkan novel ke dalam tas.

Kupercepat langkah kakiku. Dalam hati bertanya-tanya, kenapa aku dipanggil wali kelasku. Menurutku, aku tidak melakukan kesalahan apapun. Nilai pelajaranku juga tidak ada yang jelek minggu ini. Aku sedikit gugup, kuketuk ruangan Bu Inez dengan ragu.

"Masuk!" ujar Bu Inez dari dalam.

Bu Inez mempersilahkan aku untuk duduk. Beliau mempercayaiku untuk menyampaikan materi pelajaran hari ini karena Bu Inez berhalangan hadir. Aku langsung memasang wajah heran.

"Kenapa harus saya, Bu?" tanyaku meminta penjelasan dari Bu Inez.

"Karena hanya kamu yang mendapat nilai di atas rata-rata di kelas. Dan hari ini, materi yang harus kamu sampaikan hanya mengulang materi sebelumnya. Ibu yakin, jika kamu bisa membuat teman-temanmu paham dengan materi yang kamu sampaikan." Bu Inez menjelaskan padaku.

"Jadi, saya hanya mengulangi materi yang kemarin, Bu?" aku masih kurang yakin.

"Iya. Berhasil atau tidaknya mereka itu tergantung kamu, Sya. Kalau kamu bisa membuat mereka paham materi itu. Ibu yakin, mereka akan mendapat nilai di atas rata-rata saat remedial nanti."

* * *

Hari ini sungguh melelahkan buatku. Hasil ulangan remedial besok tergantung aku. Untungnya, teman-teman sekelas dapat memahami materi yang kusampaikan dengan baik. Menurutku, aku hanya menjelaskan secara detail rumusnya dan mengulanginya dengan menerapkan rumus itu ke beberapa soal. Kumasukkan buku-buku ke dalam tas. Kelas sudah sepi, hanya ada Felita, ia sedang menunggu Rizal yang masih ada kelas tambahan.

"Sya, sudah ditunggu Irfan tuh di depan kelas." ujar Felita yang sedari tadi memandangi pintu.

Aku langsung menoleh ke arah pintu. Kudapati lelaki itu tersenyum.

Find You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang