Hari demi hari, David gak pernah kelihatan dan gak ada sama sekali kabarnya. Katanya si David itu sakit."Eh si David mana ya? Gak nongol-nongol ke sekolah." Ucap Anggi.
"Gue juga gak tau." Jawab gue.Saat gue lagi bengong. Datenglah geng gue yang separohnya. Mereka itu kelas 9H. Kalau yang bertiga itu sikunyuk. Dan yang bertiga satu ini sikerunyuk.
pertama, namanya Lia. Dia cerewet banget. Gue kenal dia di kelas 7. Kedua, namanya Rahma. Gue kenal dia waktu SD. Kita kenalan waktu lagi lomba bareng antar SD. Dan yang terakhir, namanya Chika. Gue kenal dia waktu kelas 7. Dia musuh kesayangan gue."Whats up caaa??!!" Teriak Lia
"Apaan sih bikin telinga tuli aja lo ah Lia!" Bentak gue.
"Gimana kabar si David ca?" Ucap Chika.
"Dan kabar kamu gimana caa?" Kata Rahma.
"Sama sekali gak ada kabar chik dan baik baik aja kok ma. Yaudah guys gue pergi dulu ya bentaran ke Kantin" Jawab gue."Anggiii, lo ikut! Malah bengong aja lo!" Sensi gue.
"Lah iya maaf. Gue kan suka bengong." Jawab Anggi.
"Apaan sih lo, garing banget kalau ngomong gi." Nyeleneh gue*Perjalanan Ke Kantin
...
"Adakah hal yang beda di dalam diri gue gak,gi?" tanya gue aneh. "Hmm,. Lo ya? perasaan lo baik-baik aja ngga ada yang aneh kok" jawab Anggi santai."Halaa,.. dia gatau apa gue rasain sekarang):" batin gue.
"Iya gue baik-baik aja ko, gi. Malahan baik banget". Jawab gue sambil muka kepaksa gitu.
"Kalau ada apa apa cerita sama gue ya. Gue bakal dengerin curhat lo kok walau pun kadang males bener dengerinnya." cekikik Anggi bikin gue kesel.
"Iya iya, udah ah lo bikin gue kesel mulu." badmood dimulai.
"haduu, ratu marah haha." candaan Anggi.**Bel Berbunyi
Semua murid memasuki kelasnya masing-masing. Sementara gue dan Anggi anteng-anteng aja makan di Kantin. Tidak lama datang lah Pak Korib. Guru super galak di sekolah ini. Bukan galak sih, bisa dibilang tegas kali ya.
"Lah, Syamilla! Anggi! Kok kalian malah makan. Apa kalian gak denger suara bel berbunyi?" Teriak pak Korib.
"Denger pak, cuman ya tanggung pak kita udah pesen makanan." Jelas Anggi.
"Bapak juga lapar sih, bapak mau pesen makanan dulu ah. Yo makan yang kenyang ya mila, nggi." Jawab Pak Korib."Lah bapak kenapa nggi? Tiba-tiba baik gitu. Kocak banget anjir, bapak yang marahin kita jangan makan, lah dianya sendiri malah makan hihihi." Cekikik gue.
"Ah bener-bener, yaudah ayo ke kelas." Ajak Anggi.Gue dan Anggi langsung pergi ke kelas. Pas banget gue baru masuk ke kelas. Gue lihat David udah masuk sekolah.
"Hah??!! David udah sembuh? Gue samperin jangan ya?Ah jangan dulu deh mungkin butuh waktu buat sendiri." batin gue.
David terlihat diam dan gak pernah mau lirik gue. Mungkin dia terlalu kecewa sama gue. Gue merasa bersalah juga.
"Eh ca, lo kenapa liatin si David sampe segitunya?" Kata Anggi.
"caaa..!!" Teriak Anggi."Eh eh.. David!!" Latah gue kaget.
"Cieee manggil David;)" Merajuk Anggi.
"Apaan sih gue cuman salah nyebut doang." Alih bicara gue sambil salting.Saat gue nyebut nama David. Dia langsung pergi keluar kelas.
"Kayaknya David udah benci banget deh sama gue." batin gue.
**Beberapa jam berlalu
Gue udah pulang sekolah dan langsung berbaring di ranjang.
"Makin hari gue lupain si David,1 kenapa makin kepikiran aja sih? Gue gak paham sama hal ini. Gue harus tulis hal yang gue rasain di buku diary gue." Batin gue.
..
"Kenapa gue nulis kek gini ya? Gue bingung." Batin gue.
Gue suka merasa bersalah banget sama David. Tiap ketemu dia di sekolah. Bawaannya pengen samperin dia.
..
Gue telpon Raina.Gue cari kontak Raina."Tutt...tutt...tuttt..." suara handphone gue yang sedang telpon Raina.
"Hallo, ada apaan ca? Tumben telpon." Ucap Raina.
"Hallo, lo sibuk ga? Lo ke rumah gue sekarang. Ajak sikunyuk berdua sama sikerunyuk bertiga ya. Ada hal yang gue mau tanyain nih." Jelas gue.
"Gak kok, gue lagi banyak waktu. Oh gitu, sip gur kasih tahu mereka dulu." Jawab Raina.
"Oke bye. Makasih inaaa." Gue seneng.
"Ocee cacakuu." Raina seneng.**
"Toktoktok..."Gue jalan ke bawah tangga dan membuka pintu.
"Eh kalian udah dateng, makasih sayang-sayang ku." Seneng gue.
"Iya dong hihi." Cekikik Lia.
" Yaudah ayo ke kamar gue." Ajak gue.-Di Kamar-
"Mau tanyain apa caa? Gue penasaran deh." Tanya Raina.
"Gini, waktu David nembak tuh. Kan gue udah bilang ke kalian bertiga (Raina,Anggi,Maudi) dan ke kalian bertiga (Lia,Rahma,Chika) belum ya?" Jelas gue."Lah bener-bener lo belum cerita ke gue." Kaget Chika.
"Ayolah cepet cerita gue penasaran nih." Ucap Lia.
"Iya cepetan gue ngantuk belum tidur siang." Suruh Rahma si tumor (tukang molor)."Jadi gini, waktu itu David nembak gue. Dan gue gak terima David gitu. Semenjak itu David berubah dan benci banget sama gue. Gue tau, gue udah kecewain dia. Semakin gue lupain hal ini, semakin kepikiran sama gue. Setiap gue ketemu David, gue merasa ingin deket kayak dulu lagi sama dia. Jail-jailan lagi kayak dulu lagi. Tapi dia udah berubah. Gue harus gimana?" Jelas panjang lebar gue.
"Lah kayak nya lo dapet karma deh." Jeplak Maudi.
"Emm, bisa jadi." Singkat Rahma.
"Kalau menurut gue, rasa lo itu datang terlambat. Disaat David kejar-kejar lo, lo malah hirauin dia. Dan disaat lo ingin dia kembali, dia sudah pergi." Jelas Lia.
"So bijak lo ih lia." Ucap Chika.
"Bener banget tuh kata si Lia juga. Lo sekarang mau gimana? Lo ingin bertahan dengan sia-sia atau Melepas dengan ikhlas?" Jelas Raina.
"Iya tau gue salah. Cepet banget ya gue dapet karma. Gue akan bertahan sementara untuk ke depannya." Jawab gue ragu.
"Yaudah kalau itu keputusan lo ca." Ucap Anggi.●●●●●●
"Aku suka kamu. 3 kata ini tidak dapat menggambarkan perasaanku terhadap dirimu. Bagaimana aku bisa menggambarkannya, jika aku hanya memandangmu saja bukan memilikimu." Syamilla's POV
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Simak terus kelanjutan ceritanya. Jangan lupa follow dan Votement yaa💜
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Teen FictionSulit dipercaya, menyia-nyiakan satu perasaan itu menyiksa. Apa jadinya jika perempuan ini selalu salah mengambil keputusan?