Gue keluar dari toilet. Ternyata si Ridwan nungguin gue."Ridwan? Lo tungguin gue?" Heran gue.
"Iya, yuk kita pergi ke restoran sekarang. Gue traktir deh kan sebagai ucapan minta maaf." Jelas Ridwan.
"Yaudah yuk!" Semangat makan gue apalagi kalau gratisan.Sekolah udah dari tadi bubaran. Tinggal gue, Ridwan dan beberapa anggota OSIS aja yang masih berada di Sekolah.
"Kalian berdua belum pulang? Cie kenalan ya hihi." Merajuk Nina.
"Ini gue mau traktir mila makan." Jelas Ridwan.
"Lah gue gak diajak?" Tanya Nina.
"Lain kali aja dah, lo kan sering habisin makanan gue kalau di kelas." Sindir Ridwan.
"Dah Nina duluan ya." Ucap gue
"Iya ca." Singkat Nina.Gue langsung pergi ke restoran yang deket dari sekolah. Gue sama Ridwan jalan kaki ke restorannya, kan deket.
"Gak modal banget nih cowok hihi,canda doang lah. Untung ridwan gak denger." Batin gye
Di perjalanan ke restoran. Ridwan tanya-tanya kayak wawancara aja.
"Ca, lo ada hubungan apa sama David?" Tanya Ridwan.
"Emm, gue gak ada apa-apa sama David. Temenan biasa aja." Jawab gue.
"Oh gitu." Singkat Ridwan.
" Lo suka sama David?" Heran Ridwan.
"Eh emang kenapa?pengen tau banget ya?" Tanya balik gue.
"Emm engga, pengen tau biasa aja sih gak pake banget." Jelas Ridwan.Gue sampe di restoran dan pesen makanan. Beberapa saat menunggu makanan dateng. Gue liat seseorang.
"Eh itu siapa?" Batin gue.
"Wan, lah itu si David sama Raina kan?" Tanya gue panik.
"Lah iya bener itu si David sama si Raina. Mau kita samperin?" Tanya Ridwan.
"Eh eh jangan. Nanti kita di sangka ikutin mereka." Jelas gue."Raina? Lo sejahat itukah sama gue. Lo sahabat gue. Lo tau kan gue suka sama David." Batin gue.
Selesai makan, gue dianterin Ridwan pulang.
-Di Rumah-
"Btw, makasih udah anter gue pulang dan makasih juga traktirannya ya wan. Gue seneng kenal sama lo." Ucap gue.
"Sama-sama mil. Gue jauh lebih seneng. Oh ya, gue minta no phone Whatapps lo dong!" Pinta Ridwan.
"Bentar. Nih +682547773456 ." Ujar gue.
"Makasih ya. Yaudah gue pulang dulu. Thx for today mil!" Trims Ridwan.
"Oke wan, too! " Jawab gue.Gue masuk rumah dan langsung ngelamun di sofa. Dari dapur ibu datang membawakan minum.
"Ca, kok kamu baru pulang? Nih minum pasti kamu cape." Tanya ibu khawatir.
"Makan bareng dulu sama temen bu. Aaahh, ibu perhatian banget sih." Canda gue.
"Temen apa temen? Kok sampe dianterin pulang gitu. Iya dong ibu kan perhatian orangnya wle." Ucap Ibu.
"Temen kok bu. Iya ibu itu ter-segalanyaaaaa." Jawab gue.Gue pergi ke kamar dan gue lirik handphone gue yang bergetar.
"Drrtt...drttt..."
Ternyata itu Whatapps dari Ridwan. Gue bales dan gue chat an sama dia sampe malemnya.
"Gue kira si Ridwan itu orangnya garing kayak kerupuk ternyata dia supel dan humoris." Batin gue.
*Keesokan Harinya..
6, September 2016
Gue bangun seperti biasa jam 5 a.m. Rutinitas gue yang bikin ibu gue ngomel panjang kali lebar kali tinggi. Tapi untuk pagi ini omelannya singkat, syukurlah.
"Eh si cantik baru bangun. Cepet mandi, sarapan dan pergi sekolah!" Suruh ibu.
"Siap bos!" Sigap gue.Setelahnya,gue buru-buru ke sekolah karena di suruh ibu. Kalau gak di turutin pasti di omelin. Sesampainya gue di sekolah. Baru aja gue masuk kelas.
Gue di marahin Raina."Tuan Ratu, tumben lo pagi-pagi ke sekolah. Cepet bersihin nih kelas!" Suruh Raina.
"Iya gue tau hari ini gue piket. Tapi biasa aja kali ngomongnya. Mulut lo bilang lo sahabat gue tapi hati lo bilang gue patut lo injek-injek dari belakang." Jelas gue.
"Ngomong apa lo? Lo udah rebut Ridwan dari gue!" Bentak Raina.
"Hah?! Ridwan gue rebut dari lo? Semenjak kapan lo suka sama Ridwan? Gue gak pernah tahu!" Heran gue.
"Udah lah banyak bacot!" Jijik Raina.Gue langsung mikir. Kenapa Raina tiba-tiba sikapnya berubah drastis dan salahin gue tanpa bukti.
"Lo yang udah gak ngehargain perasaan gue. Lo ambil dia, dan setelah bosen lo ambil yang lainnya. Gue gak habis pikir sama lo, ina! Setau gue lo baik! Tapi kenapa lo kayak ginii?". Batin gue.
Gue lagi ngelamun. Tiba-tiba, Ridwan datang ngehampirin gue.
"Pagi, mil" Ucap Ridwan.
"Pagi juga, wan. Tumben kesini, ada apa?" Jawab gue.
"Setelah gue pertimbangin. Gue to the point aja ya. Gue suka sama lo,mil! Gue nyaman sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Ridwan.
"Hah?! Wan, gue butuh waktu buat jawab. Besok aja ya jawabnya." Singkat gue gugup.
"Gue gak bisa dibuat nunggu, mil! Gue butuh jawaban. Kalo lo suka sama gue tinggal jawab iya aja!" Jelas Ridwan.
"Emmm, iya gue terima lo!" Jawab gue.
"Jadi aku kamu nih?" Ucap Ridwan.
"Terserah." Singkat gue.Gue jadian sama Ridwan tapi hati gue masih buat David. Gue terpaksa. Gue gak mau bikin orang lain kecewa lagi karena gue.
"I hope you never lie with your feeling, honey." Ucap Ridwan.
"Maybe, i hope too." Gue bohong._ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Gimana yah kelanjutan kisah cinta mila? Penasaran? Simak terus yaa.
Jangan lupa follow + votement!💜
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Teen FictionSulit dipercaya, menyia-nyiakan satu perasaan itu menyiksa. Apa jadinya jika perempuan ini selalu salah mengambil keputusan?