Bagian Tujuh

330 14 2
                                    

And it's you and me and all other people. And i don't know why. I can't keep my eyes off of you. There's something about you now. I can't quite figure out. ~

***


17:15
Darwin : Kamu nggak mau bales chatt aku?

Darwin...

Malam ini Inka dirundung rasa galau. Gadis itu menimang-nimang ponselnya, berpikir ingin membalas atau tidak.

Ia sempat berpikir kalau Darwin sudah tidak perduli dengannya semenjak kejadian di cafe kemarin. Membuat Inka ingin bertanya tapi malu, ingin menyapa tapi bungkam. Darwin pun juga cepat banget hilang di sekolah, entah Ia kemana selama seharian ini. Dan Inka baru melihatnya setelah pulang sekolah tadi. Namun meski begitu, cowok berambut keriting itu masih bisa memperhatikannya. Masih sempat melihatnya walau sesaat. Masih ingin mencari tahu tentang dia yang ingin kemana dengan siapa. Dan masih mau untuk perduli.

Drrt...

Ponselnya kembali bergetar, Ia langsung melihat dan ada line dari Darwin.

Darwin : Kenapa cuman di read? Kenapa nggak dibales?

Inka tersentak, Ia juga terlanjur membuka chatnya dari Darwin.

Haduuhh...

Menghela napas, Inka langsung menggerakan jarinya untuk mengetuk papan ketik.

Inka : Maaf, aku baru sampai rumah.

Hanya itu yang dapat dia balas. Setelahnya dia menaruh ponselnya dibawah bantal dan bergegas pergi kekamar mandi setelah melepas kacamatanya. Setelahnya Ia memakai piyaman tidurnya dan langsung berbaring diranjang.

Inka menatap langit-langit kamarnya yang sedikit mulai kusam. Tapi senyumannya tidak sekusam langit kamarnya, Ia bahagia. Bahagia untuk hari ini. Bisa dekat dengan Marchell. Jalan sepulang sekolah. Bercerita sepanjang hari. Dan gugup sepanjang hari.

Mata Inka melirik laci meja belajarnya, Ia bangun dan membuka laci itu sekaligus mengambil amplop polos berwarna biru yang Ia dapat tadi pagi. Membukanya dan kembali membacanya seraya tersenyum sendiri.

Drrt...

Ponselnya bergetar dibawah bantal. Ia melirik dan mengambilnya.

Masih pesan line dari Darwin.

Darwin : Baru sampai rumah?
Darwin : Oke, kamu istirahat aja.

Inka terdiam. Ia baru teringat akan sesuatu. Gadis itu memandang secara bergantian kearah ponsel dan surat yang sedang Ia pegang.

Apa mungkin kalau...

***

Tok! Tok! Tok!

"Inkaaaaaaaaaaa!!! Bangun!!!"

Teriakan nyaring itu membuat Inka langsung membuka matanya. Ia melirik malas kearah pintu kamarnya, berbalik memunggungi pintu itu dan menutup kedua telingannya dengan bantal. Ia tahu kalau suara cempreng itu tercipta dari mulut Joe.

Cowok itu dengan tidak sopannya langsung membuka pintu kamar Inka dan menarik bantal yang menutupi telinga Inka.

Inka kaget dan menatap horor kearah Joe. Ia bangun dengan malas seraya bergumam tak jelas.

"Lo perawan males banget bangun sih,"

Inka berdecak, "Berisik Joe, ini gue kan udah bangun."

"Kalau gue nggak bangunin lo pasti lo nggak bangun."

Nerdy, I Wuf YouWhere stories live. Discover now