Keesokan harinya, Iphone Lenna berdering. Lagu Dont Let me Down, nada deringnya.
I need you, i need you, i need you right now...
Yeah i need you right now. .
So dont let me.. dont let me.. dont let me down..
Klik
"Hallo? Siapa ini?"
"Ini aku, ZClarke."
"Ada apa? Pagi hari begini menelfon." Lenna dengan sedikit kesal.
"Aku hanya ingin memberi tau. Pukul 7 malam nanti aku akan mnejemputmu bersiaplah. Pakai dress biasa saja."
"Tapi...."
Tut tut tut tut tut
Lenna pov
Shit!
Ada apa dengan dia! Menyebalkan! Seenaknya telfon seenaknya memutuskan panggilan! Terserah! Makhluk es gila!
Tok tok tok
Pasti kakak yang mengetuk pintu. Aku berjalan kearah pintu dan memutar knopnya. Kulihat kak Edward yang sudah mengenakan pakaian kantornya berdiri tegap didepanku.
"Ada apa kak?" Tanyaku seperti biasa.
"Kakak mau berangkat. Kau ikut atau dirumah?" tanyanya padaku dengan dingin.
"Em.. aku dirumah. Nanti ada jam kuliah." jelasku pada kakak.
"Baiklah. Jaga dirimu. Mungkin kakak akan pulang terlambat."
Seketika aku mengingat ZClarke.
"Kak?"
"Hmm"
"Nanti jam 7 Enn mau keluar dengan teman Enn. Boleh? Hanya sebentar." Tanyaku lembut.
"Ya. Jangan malam malam kau pulang. Dan jaga dirimu."
"Baik kak."
Kupeluk tubuhnya. Berterima kasih untuk izin pergi bersama ZClarke.
Author pov
Jarum jam menunjukkan pukul 7:45 saatnya Lenna untuk pergi kuliah. Ia mengenakan dress hitam abu abu.
Sampailah ia didepan gerbang universitasnya. Banyak mahasiswa lain yang datang dengan mengendarai mobil sendiri. Namun Enn dilarang oleh kakaknya dengan alasan berbahaya. Kak Edward memang sangat menyayangi adiknya walaupun sikapnya seperti makhluk es batu.
Lenna berjalan dengan santai menuju kelasnya yang berada dilantai 3.
"Lenna!" Suara seorang wanita yang ia kenal. Lenna berbalik mencari tau siapa yang memanggilnya.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis berlari dengan membawa sebuah tas. Semakin mendekat. Dan benar dia seorang gadis yang berlari ketakutan.
Lenna terkejut dengan penamilan gadis itu. Rambutnya acak acakan.
"Ada apa denganmu?" Tanya lenna khawatir pada gadis ini.
Gadis itu mengatur nafasnya yang memburu. Lenna mencoba menenangkannya.
"Ayo kita duduk dulu" Lenna menuntun gadis itu dengan lembut menuju kursi panjang dilorong kamus.
Setelah duduk gadis itu memeluk Lenna dengan menangis dan ketakutan.
"Sudahlah. Tenang. Ada apa sebenarnya?"
"Hiks..hiks.. aku takut..hiks..dia mengejarku..tolong selamatkan aku.. hiks.." ucap gadia itu dengan menangis tersedu sedu.