Happy Reading
Budayakan vote sebelum baca⏰
Sinar matahari menelisik masuk kedalam kamar Lenna. Membangunkan gadis berumur 21 tahun itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.25 tapi Lenna masih tertidur pulas. Kemungkinan dia kelelahan setelah acara pernikahan kemarin.
Seorang lelaki masuk kedalam kamar membawakan nampan berisi susu dan beberapa roti untuk sarapan.
"Lenna, bangunlah apa kau ingin tidur seharian? " ucap Edward kakak Lenna.
Edward memang sangat perhatian pada adiknya. Sejak kecil hingga sekarang rasa sayang Edward pada adiknya semakin bertambah. Mengingat hanya Lenna lah yang ia miliki saat ini.
"eungg.. ada apa kak? " suara khas orang bangun tidur.
"cepat bangunlah apa kau tidak ada kelas hari ini? " tanya Edward pada Lenna yang mengucek matanya.
"ntahlah kak, aku belum melihat jadwal" jawabnya.
"cepatlah mandi dan lihat jadwalnya" suruh Edward yang sudah mengenakan jas dengan sangat rapi.
"iya siap grak kak" jawab Lenna dengan berjalan menuju kamar mandi.
⏰
"apa kau tidak bisa mengerjakan ini?!" ucap Zace dengan penuh kemarahan.
"Maafkan saya tuan, saya akan segera membenarkan berkas ini," ucap seorang karyawan dengan menuduk ketakutan.
"saya tidak akan lagi menerima hasil kerja yang salah. dan untuk semuanya, jika ada lagi yang membuat kesalahan dalam bekerja. tinggalkan tempatku secepatnya. Mengerti? " Zace mengatakannya dengan emosi yang sedikit menurun.
"Mengerti tuan, " jawab para karyawan yang berada di sana.
Dengan langkah tegap Zace keluar dari gedung perusahaan menuju parkiran mobilnya. Ia sudah kehilangan mood untuk bekerja.
Zace mengendarai mobil sport hitamnya dengan kecepatan sedang, sambil menghirup udara segar. Sejenak ia memikirkan istrinya, ia belum berbicara dengan Lena setelah acara pernikahan semalam.
Ia berhenti memarkirkan mobilnua didepan sebuah cafee bertemakan Italian style. Ia berjalan dengan tegap kedalam cafee tersebut. Tidak sedikit pasang mata yang memperhatikan si pengusaha kaya itu.
Zace menempatkan dirinya pada meja paling pojok. ia duduk dengan satainya, lalu tak lama kemudian seorang pelayan datang membawakan daftar menu.
"selamat siang tuan, apa yang akan anda pesan? " tanya pelayan tersebut pada Zace.
"aku ingin, " pinta Zace fokus pada daftar camilan yang tersedia.
"Chcocolate-Pistachio Biscotti dan Machiatto" ucap Zace memesan camilan dan minuman khas Italia.
Beberapa menit sang pelayan mencatatnya pada selembar kertas note.
"baiklah tuan, ada yang lain? " tanya pelayan lagi.
Zace hanya diam, lalu sang pelayan tau apa maksudnya, Kemudian ia pergi.
Zace mengambil hp yang ada di saku jasnya, dan membuka aplikasi chatting. Satu nama yang ia tuju,
Waife❤
Sayang,
Ada apa Zace?
apa kau sibuk?
tidak, sama sekali. kenapa?
kau bisa menyusulku ke Italian Corent Cafee?
Mungkin, apa kau disana?
iya, sendiri.
baiklah aku akan segera kesana
ku tunggu sayang,
Tak lama, pelayan datang nembawa nampan berisi pesanan Zace. Chcocolate-Pistachio Biscotti dan Machiatto. Camilan dan minuman khas Italia.
"selamat menikmati tuan" ucap sang pelayan dengan ramah dan senyuman.
Zace memakan sedikit Chcocolate-Pistachio Biscotti miliknya. 15 menit kemudian, terlihat seorang wanita memakai dress selutut berwarna tosca berjalan menuju tempat duduknya.
Dalam hati Zace ia tersenyum bahagia melihat betapa cantik dan anggun istrinya. Namun Zace enggan memikirkannya terlalu dalam.
Setiap teringat akan rencana balas dendamnya pada kedua anak mendiang tuan Dior, ia menjadi sangat marah.
"Hai Zace, " sapa Lenna yang baru saja datang lalu duduk di hadapan Zace.
"hmm " balas Zace singkat.
"kau sudah lama disini? " tanya Lenna.
"lumayan" balas Zace dengan singkat lagi.
" tugas kantormu bagaimana? bukankah ini masih jam kerja? " tanya Lenna lagi mencoba mencari topik pembicaraan.
"untuk apa punya banyak karyawan jika aku yang harus menyelesaikannya" ucap Zace dengan sombongnya.
Lenna terkekeh. Ia ingin sekali tertawa karna kesombongan suaminya.
⏰
Hay guys jan lupa votenya yaa..
see youu