Kamu jangan seperti pelangi, datang sesaat, kemudian pergi.
***
Pagi ini lumayan cerah dari biasanya, Ghea sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Kini ia berdiri di depan kaca besar yang terletak di kamarnya.
Penampilan Ghea tak jauh dari biasanya, Rambut hitam kecoklatannya dibiarkan tergerai panjang, dengan sedikit gelombang dibagian bawah. jam tangan berwarna navy blue hadiah dari papanya selalu menghiasi pergelangan tangannya yang manis.
Ghea segera bergegas menuju meja makan. Disana sudah terdapat mamanya, papanya--Faris-- dan adiknya--Dirga--
"Udah cantik aja kamu Ghe" goda papanya.
"Apasih paa.." Ghea segera duduk disamping adiknya yang sudah menginjak bangku kelas 2 smp.
"Kak, oy! Gua mau nanya nih" Dirga menggoyangkan bahu Ghea yang saat ini sedang mengoleskan selai keatas roti tawar.
"Apaan" jawab Ghea yang mulai risih dengan adiknya.
"Serius tapi"
"Ya emang gua bercanda?, dasar adek dungu" Kini, Ghea mengetok kepala adiknya dengan sendok selai, alhasil.. rambut dirga terkena selai berwarna coklat.
"Lo jawab serius ya" dirga membenarkan posisi duduknya kearah Ghea.
"Iya, elah. Lu nanya kek geret siput, lama bener"
"Tuh kan ga serius"
"Bodoamat jir"
"Oke..oke, gua pen nanya, lo jawab jujur tapi"
"Yaudah, apaan. Pance bener dah"
"Ehmm..."
Ghea menautkan kedua alisnya, takut apa yang ditanyakan adiknya mengganggu masalah privasinya.
"Ehmmm..."
"Cepet bego"
"Ehmm, kok lo kayak cewek si kak?"
Anjir, untung lo adek gua. Kalo ga udah gua jual ke tante girang lu, jir...
"Pertanyaan lo, ga bermutu!" Ghea sudah semakin paleng dengan tingkah laku adiknya yang semakin hari semakin overdosis gila nya.
"Kok bisa si, mama ngelahirin anak monyet kek lo? Heran gua. Satu keluarga pinter semua, kecuali lo tuh. Udah ciut otak lo tuh ya?" Semakin lama hanya semakin panas Ghea ketika berada di dekat adiknya yang satu ini.
"Huss, kak. Kok ngomong gitu sih sama adeknya sendiri?" Tegas Dina.
"Coba papa mama ajarin dulu ni anak. Kek ga pernah disekolahin tau ga? Masa nanya ke aku, 'kak, kok lo kek cewe si' apa coba pertanyaan oon kek gitu. Kalo gua banci gimana dek??? Paleng deh"
"Udah deh, pa, ma.. aku berangkat duluan ya" lanjut Ghea.
"Gak bawa bekal nak?, itu roti dimakan dulu" Tawar Faris.
"Gak gausah. Suruh aja tu anak makan yang banyak, biar otaknya berkembang dikit. Gak ciut melempem kek gitu"
Tak lama kemudian Dirga cekikikan sendiri melihat kakaknya yang benar-benar emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATHEMA
Teen FictionGhea suka coklat, tapi lebih suka lagi sama Dafran. -Anathema