Chapter 6

120 12 0
                                    

Aku tidak mengingat apapun sampai akhirnya mataku terbuka dan aku telah berada dalam kamarku. Mama dan papaku berada di sebalahku memandangiku dengan tatapan khawatir.

"Kau sudah sadar, Nak? Kami mengkhawatirkanmu"

"Aku kenapa ma? Lalu bukannya aku tadi di rumah Dave?"

"Kau pingsan di rumah Dave dan dia mengantarmu pulang karena kau tak kunjung sadar. Sudah 7 jam kamu pingsan"

"Dave tidak apa-apa kan pa?"

"Kamu ini aneh, yang sakit itu kamu, kenapa malah menanyakan keadaan Dave?"

"Dave juga sakit pa, dan aku tadi kesana untuk menjenguknya"

"Dia sudah bisa menyetir mobil dan mengantarmu dengan selamat itu tandanya dia tidak apa-apa sayang. Sudahlah kamu sekarang sholat lalu istirahat ya. Besok harus kuliah"

"Baik ma"

Aku pingsan? 7 jam? Tunggu dulu. 7? Sayatan di tanganku juga ada 7. Astaga. Dave!!!!!

"Halo, Dave? Kamu tidak apa-apa kan? Bagimana keadaanmu?"

"Seharusnya aku yang menanyai keadaanmu sayang. Baru kali ini ada cewek yang bisa membuatku menangis. Aku menangisimu karena kau yang tidak segera sadar walau bagaimanapun caraku membangunkanmu. Sudah tidak sesak? Kau punya asma?"

"Tidak. Dave, aku tidak sakit. Dia menginginkanmu Dave. Dia tidak ingin aku berada di sisimu. Dia menyingkirkanku. Saat aku ingin bercerita padamu dia selalu menggangguku. Mulai dari saat kau nyaris menabraknya sampai adegan aku tercekik oleh hal yang tak terlihat itu"

"Jelita tolong jangan berbicara yang aneh-aneh"
"Aku tidak tahan Dave. Aku tidak bisa menahannya lebih lama. Aku sekarang mengkhawatirkanmu. Tolong berhati-hatilah. Tutup semua pintu dan jendelamu. Sadarlah. Selalu berdo'a. Jika kau bermimpi hal yang aneh tolong jangan lakukan apapun. Berlarilah menjauh. Tetaplah tersadar. Ingat kata-kataku"

"Oke aku akan mencoba mengerti kalimatmu. Tapi, apakah semua itu benar? Kau yakin?"

"Dave sekarang bukan waktunya bercanda. Sayatan di tanganku sebagai tanda aku harus mati. Entah mengapa aku berpikir seperti tapi tolong Dave, jaga dirimu"

"Iya sayang, kamu yang tenang. Aku akan.... Aaaaarrrrggghhhh"

"Dave? Sayang? Kamu kenapa? Dave bicaralah! Apa yang kau rasakan? Apa yang kau lihat?"

"Dada dan kepalaku sakit... Aku tidak kuat"

"Dave, dengarkan aku..." tuuuuttt... "Halo? Dave? Ya Tuhan. Apa aku harus kerumahnya?"

Brakkk...

Aku terjatuh saat aku berlari hendak membuka pintu. Seperti ada yang menahan kakiku. Rasanya kakiku sangat sakit seperti mau patah. Aku mengerang kesakitan sampai angina kencang itu datang lagi. Tubuhku terlempar ke dinding dan aku mendarat di hamparan rumput. Rumput? Bukannya aku sedang ada di kamar? Astaga, ini tempat camping ku dulu. Aku harus tenang. Coba pikirkan bagaimana ini semua terjadi. Dan seketika bayangan kejadian demi kejadian terlintas di pikiranku. Dave! Aku yakin Dave ada disini.

"Dave? Kau dimana? Dave dengarkan suaraku!"

"Dia milikku! Pergilah kau. Jangan ganggu kami!"

Suara wanita yang parau dan mengerikan mengganggu telingaku. Tidak, aku tidak boleh kalah. Seketika aku melihat tubuh Dave berjalan menuju pohon itu.

"Dave! Kau mau kemana? Ingat kata-kataku Dave! Sayang sadarlah!"

"Teruslah berjalan sayangku. Kemarilah!"

"Dave jangan turuti wanita itu! Dave di belakang pohon itu ada jurang. Berhenti Dave!"

Hihihihihihihihi........

Ya Tuhan, suara tawa itu sungguh mengerikan. Dave benar-benar tidak sadar. Aku terus membaca do'a semampuku. Kaki dan tubuhku terasa sangat sakit karena tadi terjatuh dan terlempar ke dinding. Tuhan, tolong aku. Tolong Dave. Hindarkan kami dari gangguan makhluk jahat ini. Tiba-tiba, seakan aku mendapat kekuatan, aku bisa berlari ke arah Dave.

"Daaaveeee!!!"

Terlambat, Dave terjatuh ke jurang yang ada tepat di belakang pohon itu dan tubuhnya tidak terlihat lagi. Badanku gemetar, tangisku pecah dan suara tawa menyeramkan itu datang lagi kali ini sangat kencang hingga kepalaku sakit. Aku menutup telingaku sambil terus berdo'a dan dengan keyakinan penuh aku mencari letak Dave walau mataku tertutup. Dan aku menemukan tubuhnya. Mataku memang tertutup tapi entah mengapa aku dapat melihatnya tersungkur di bawah. Aku harus berhenti menangis dan menolongnya. Namun tiba-tiba hujan deras dan petir datang. Angin kencang pun berhembus dan anehnya aku sekarang seakan berada di tengah genangan air yang lama-lama menjadi dalam dan astaga, apakah ini danau? Aku dimana?

Leppppp....

Akutenggelam, mana mungkin? Bukannya aku bisa berenang? Benar saja, ada yangmenarik kakiku dari bawah. Dengan tenagaku yang tersisa aku berontak. Aku mulaimarah. Aku benar-benar tidak boleh kalah. Manusia adalah makhluk tuhan palingsempurna. Dan aku manusia, mereka bukan. Kupejamkan mataku, kubulatkan tekad kudan aku terus berdoa.


TBC
Minta tolong vote dan comment nya ya. Terima kasih 😊

What Am I? (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang