Chapter 7 (end)

147 12 0
                                    

Hhaappppp.....

Aku terbangun tapi aku terbangun tepat di atas tempat tidurku dan di kamarku. Ternyata hanya mimpi. Tapi terasa nyata. Entahlah. Aku mulai lelah. Aku terus berdo'a sampai aku tertidur lagi. Pagi datang dan aku harus pergi kuliah. Sesampainya di kampus aku khawatir dengan keadaan Dave. Kami memutuskan berangkat sendiri-sendiri karena papaku ingin mengantarku.

"Dave!"

"Jelita, jangan disini, malu sama teman-teman, kamu asal peluk aja"

"Yaela ini orang. Ini di kelas. Jelita, lepasin Dave"

"Diem kamu Septa!"

"Kenapa kau mendadak manja dengan Dave sih?"

"Dave kamu tidak apa-apa kan?"

"Kacang goreng, kacang goreng, cuekin aja terus"

"Septa kamu sewot banget sih? Hahaha... Aku baik-baik aja sayang. Masih agak pusing tapi sudah mendingan"

"Tapi semalam aku..."

"Jangan diteruskan. Positive thingking aja ya"

Aku menggangguk dan membiarkan Dave duduk. Setelah mata kuliah selesai, Dave mengajakku ke kantin. Septa tidak ikut karena dia harus menyelesaikan tugas dari dosen yang khusus untuk Septa kerjakan sendiri.

"Kau tidak ingin makan?"

"Aku tidak nafsu makan Dave"

"Wajahmu pucat sekali. Nanti kau tambah lemas. Makan sedikit saja ya"

"Dave kau sebenarnya tau apa yang terjadi kan?"

"Entahlah. Aku hanya merasa kesakitan dan kadang sampai aku teriak seperti orang gila. Saat tidur aku selalu berkeringat, seperti ada yang menarikku paksa. Tapi aku ingat kata-katamu. Aku berusaha sadar walau aku tidak tahu caranya"

"Seandainya aku bisa terus bersamamu. Apa yang harus kulakukan sekarang ini?"

"Berdo'a sayang. Sudah, aku belikan kau makanan dulu ya. Tunggu disini"

Dave pergi tapi sudah 10 menit dia tidak kembali. Perasaanku tidak enak. Aku pergi mencarinya. Dan benar saja, Dave pergi menjauh ke arah taman. Dan disana ada kolam yang cukup luas mungkin bisa disebut danau buatan tapi cukup dalam. Tunggu, danau? Tadi malam kan aku....

"Dave!!!! Kembali! Menjauh dari danau itu! Sadar Dave!"

Aku berlari menghampirinya. Tapi...

Ceburrr.... Byurrr....

Kok malah aku yang tercebur? Aku melihat Dave bersama wanita berbaju merah itu lagi.

Hihihihihihihiihi....

Suara tawa itu terdengar nyaring. Wajah wanita itu semakin jelas. Tapi, aku merasa tidak asing dengan wajah itu. Nenek itu? Wajahnya mirip dengan nenek yang kulihat saat itu. Hanya saja kali ini keriputnya sedikit pudar, namun tetesan darah masih mengalir di sela-sela wajahnya. Matanya hitam dan perlahan memerah. Senyumnya tipis namun makin lama melebar dan seakan tak berhenti, senyuman itu seperti mulut yang robek dengan gigi-gigi tajam yang turut menghiasi senyumnya. Apa jangan-jangan wanita berbaju merah dan nenek itu adalah orang yang sama? Hanya berbeda penyamaran? Ah sudahlah, aku harus menyelamatkan Dave yang telah dipeluk oleh makhluk itu. Tapi lagi-lagi aku berenang tidak jelas makin lama makin tenggelam.

"Dave!!!"

"Sayang kamu tidak apa-apa? Apa nafasmu masih sesak Nak?"

"Mama? Kok mama disini? Papa juga?"

"Kamu lupa? Kamu tadi kan pingsan? Pingsan dimana? Oh di danau kampus?"

"Danau kampus? Kan kamu dari rumahnya Dave, dan kamu pingsan di rumah Dave. Ini sudah pagi. Dari kemarin siang kamu tidak bangun sama sekali. Sudah kami panggilkan dokter tapi kata dokter kamu hanya tertidur"

"Sebentar, jadi ini tadi masih hari..."

"Hari senin sayang, kamu tidak masuk kuliah karena kamu baru sadar. Kemarin kamu kan bilang akan menjenguk Dave karena dia sedang sakit"

"Jadi serangkaian kejadian mulai dari aku terlempar ke tempat camping sampai danau kampus itu hanya mimpi? Atau jangan-jangan ini firasat? Mama aku ingin pergi ke tempat camping bersama Dave tolong izinkan aku"

"Tapi kamu baru siuman sayang"

"Tolong ma, kalau mama khawatir mama ikut saja dengan kami"

Aku menelfon Dave yang sedang di kampus. Segera dia menuju rumahku dan bolos kuliah. Aku pergi ke tempat camping bersama Dave, mama dan papaku karena mereka penasaran atas apa yang terjadi. Aku berniat menemui juru kunci atau orang pintar di sekitar sana. Dan untungnya beliau tinggal tidak jauh dari tempat itu.

"Kau beruntung diberi firasat yang kuat, tapi yang kukagumi adalah fisik dan mentalmu yang tak kalah kuat. Bahkan kau bisa menanganinya sendiri. Kau datang tepat waktu sebelum makhluk itu benar-benar membawa pacarmu. Makhluk itu mencoba mengelabuhimu tapi tekadmu yang sangat kuat mengalahkan segalanya. Dan kau tak henti-hentinya memanjatkan do'a pada yang Kuasa. Pak, Bu, putri anda sangatlah hebat dengan kelebihan yang dia punya. Mulai sekarang kalian harus sering berkomunikasi dengan orang yang lebih mengerti tentang indigo, agar putri anda tidak salah dalam melangkah. Saya akan membantu menyelesaikan masalah ini dengan makhluk itu"

Papa dan mamaku terdiam tidak percaya. Akhirnya aku dan Dave dinetralisir agar tidak mendapat gangguan lagi. Dalam perjalanan pulang papa dan mamaku terus mencercaku dan Dave dengan segala macam pertanyaan.

Ya, itu lah aku. Yang awalnya tidak tahu siapaaku, apakah aku ini, bagaimana aku bisa seperti ini, sekarang perlahan-lahanterjawab dan satu lagi, pembelajaran yang aku dapat adalah..... Aku semakinsayang kepada Dave. Hahaha...



Haiii... Seperti yang sudah  kubilang dari awal, ini karya pertamaku di wp. Kalau ada yang penasaran ini fiktif atau nyata, jawabannya adalah "tidak sepenuhnya fiktif". Terserah kalian mau mebayangkannya bagian mana yang fiktif dan bagian mana yang nyata. Ada alasan, pertanyaan dan jawaban tersembunyi yang tersirat dari kisah ini, entah kalian menemukannya atau tidak, hehehe...

Tentang indigo, mungkin ada yang mau berbagi pengalaman atau bertanya sesuatu kepada saya, silahkan. Saya akan dengan senang hati mendengar cerita kalian jika kalian memiliki pengalaman unik. Mohon voment nya ya. Terima kasih :)

What Am I? (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang