PART 1

59 35 81
                                    


  Pagi yang cerah, sinar matahari masuk melalui sela – sela jendela yang ditutupi gordyn coklat muda membuat seorang gadis merasa silau dan terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

" Vanny, Vinno udah dong main senter – senterannya ngantuk banget nih. Besok hari pertama masuk sekolah, gue nggak mau telat. Ini udah jam berapa kalian tidur sana." Ucap seorang gadis lalu mengambil alarm di meja dekat kasurnya.

"Tuh kan udah jam 6..." Gadis itu melihat alarm dengan setengah sadar.

"WAIT... TADI JAM BERAPA? JAM 6? 6 PAGI? HARI PERTAMA SEKOLAH? UPACARA? MASUK JAM 6.45 YAA?" Gadis itu langsung beranjak dari tempat tidurnya, mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.

  Setelah selesai mandi gadis itu menuruni tangga dan akan berangkat ke sekolah.

"Non... Nggak sarapan dulu?" Ucap bibi Imah sang asisten rumah tangga sambil membawa piring berisi 2 roti isi selai coklat kacang dan segelas susu strawberry kesukaan gadis itu.

"Gak ah Bi... Udah telat nih... Aku berangkat dulu yaa, Bi." Ucap gadis itu sambil menalikan sepatunya dan langsung beranjak pergi.

~ " ~

  Sang gadis keluar dari angkot dan lari menuju gerbang sekolah. Tapi gerbang sekolah sudah di tutup rapat oleh pak satpam

"Yahh telat banget nih gue... Ahh gara – gara angkot nih, udah penuh masih ngetem aja. Coba kalo langsung jalan gue nggak bakalan telat kek gini." gumam sang gadis

"Pak... Pak Rosidi..." Teriak gadis itu memanggil pak Rosidi selaku satpam SMA BAKTI NEGARA.

"Ehh Shava... Kamu telat?" Ucap pak Rosidi menghampiri gadis itu, dengan mengenakan seragam hitam putih dilengkapi dengan topinya berwarna hitam. Gadis itu bernama Shava Amelia Deandra.

"Pake nanya lagi..." Ucap Shava dalam hati

"Iya Pak... Bukain dong gerbangnya... Shava mau masuk." Shava memohon ke pak Rosidi sambil memasang ekspresi puppy eyes dengan kornea berwarna coklat yang dapat membuat semua orang goyah akan prinsipnya.

"Hmm... Gimana yaa... Bapak sih kasian sama kamu. Ini kan hari pertama masuk sekolah. Yaudah deh bapak izinin kamu masuk." Ucap pak Rosidi

" Beneran nih Pak? Makasih yaa Pak..." Ucap Shava sambil jingkrak jingkrak

"Tapi... Kamu harus nunggu di luar sampai upacara selesai... Baru kamu boleh masuk."

"Iyaa, nggak apa - apa dehh... Yang penting bisa masuk."

"Satu lagi, kamu harus ke wali kelas dan bilang kalau kamu masuk karena pak Rosidi buka pintu gerbangnya... Biar nggak dikira manjat pager. Dan terakhir nggak boleh diulang lagi yaa nak."

"oke... Siap pak." Ucap Shava sambil hormat ke pak Rosidi.

~''~

  30 menit kemudian. Shava masuk melalui gerbang yang sudah dibuka oleh Pak Rosidi. Ia berlari menyusuri koridor sekolah dan menaiki tangga yang mengarahkan ke kelas XI IPA 2. Namun Shava telat 5 menit, sehingga wali kelas sudah datang duluan.

"*hosh* *hosh* *hosh* Ayo tinggal 1 kelas lagi" Keringat yang membasahi dahi hingga pipinya langsung Shava usap selama istirahat sebentar lalu berlari lagi.

"*tok*tok*tok* Assalamu..." Salam Shava sambil mengetuk pintu, tapi siswa – siswi di kelasnya sudah menjawab salam duluan.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu" Ucap siswa – siswi bebarengan.

  Shava hanya berdiri di depan pintu dan menunggu wali kelas menengok ke arahnya.

"Ehh... Shava, hari pertama sekolah kok telat sih." Ucap seorang perempuan berumur sekitar 30 – 35 tahun yang sudah berdiri di samping kursinya. Rambutnya yang hitam pekat digerai hingga melebihi bahu dengan baju dan rok coklat muda yang khas menandai bahwa dia seorang guru sekaligus wali kelas XI IPA 2

  Shava pun masuk. Ia berjalan melewati seseorang yang lebih tinggi sekitar 10 – 20 cm darinya dan berdiri di sebelah kanan seseorang itu.

"Hehehe... Maaf Bu Ratna. Soalnya..." Ucap Shava terhenti sambil menggarukkan kepalanya. Wali.kelas XI IPA 2 bernama Ratna Ningrum.

"Saya nggak mau denger alesan kamu telat, tapi saya mau denger penjelasan kenapa kamu bisa masuk? Kamu nggak manjat gerbang kan?" Ucap ibu Ratna

"Oh iya... Saya nggak manjat kok, Bu... Tadi pak Rosidi bukain gerbang buat saya. " Ucap Shava menjelaskan singkat.

"Cie... Cie... Dibukain gerbangnya sama pak Rosidi, biasanya kan dia nggak mau bukain gerbangnya untuk siswa – siswi yang telat. Jangan - jangan... Awas loh dijadiin istri keduanya." Ucap seorang gadis berkuncir satu dengan memakai gelang hitam yang sangat banyak hingga bertumpukan satu sama lain, tidak lupa jam tangan warna coklat kesayangannya. Dia tidak seperti cewek kebanyakan, lebih tepatnya tomboy.

"Hahahah, cie cie jadi istri kedua." Ucap para siswa – siswi

" Leandra! Pagi – pagi udah bikin gossip aja lo." Ucap Shava dalam hati sambil melotot ke arah gadis itu. Gadis tomboy itu bernama Shafirra Leandra Langit.

"Bu... Kasihan tuh murid baru dari tadi berdiri aja, nggak pas upacara, nggak pas disini berdiri mulu. Kapan memperkenalkan dirinya.. Eh.. Maksudnya duduknya. " Celetuk seorang gadis berambut panjang hingga bahu dan memakai bando pita berwarna merah serta gelang warna merah muda. Dengan make up tipis di wajahnya. Ia bernama Aleta Hanandya Kusuma Putri

"WHAT? Ada anak baru? "Ucap Shava dalam hati sambil melihat ke samping kirinya.

"Oh iya... Ibu sampai lupa sama anak baru. Silahkan perkenalkan nama mu nak." Ucap Ibu Ratna lalu kembali duduk dikursinya yang empuk.

"Perkenalkan nama saya RAYN" Ucap singkat anak baru itu yang berkelamin laki – laki dengan kornea mata yang berwarna coklat hazel, alisnya yang tebal, rambutnya yang seperti acak – acakan tapi terlihat rapi dan pastinya tampan. Memasukkan kedua tangannya ke saku celana abu – abunya. Berlagak sok cool.

  Suasana di kelas hening beberapa detik setelah mendengar ucapan Rayn anak baru itu. Lalu Shava membuka suara.

"Nama panjang?" Tanya Shava singkat. Karena dia pikir singkat dibales singkat.

"A. Raynard . S." Jawab Rayn singkat lagi.

" A nya apa?" Balas Shava singkat lagi.

"Azka."

"S nya?"

"Selim."

"Wahh, ngajak duel nih anak..." Ucap Shava dalam hati.

"Alamat?" Tanya Shava.

"Privasi." Jawab Rayn.

"Nope?"

"Privasi."

"Pin BBM?"

"Privasi."

"Id line?"

"Privasi."

"Username IG?''

"Privasi" Ucap Rayn yang tetap melihat kedepan dan tangannya tetap di saku celana terlihat dingin dan tampan membuat semua cewek di kelas bertetiak histeris di dalam hatinya. Tapi tidak untuk Shava dan Leandra.

"Buset dah nih cowok datar banget, gue kerjain ah." Ucap Shava dalam hati.



Kira - kira Shava ngerjainnya gimana yaa???

Sampai disini dulu yaa... lumayan banyak kan? Jangan lupa VOMENT kalau pengen lanjut...

White LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang