part 2 (2)

15 2 4
                                    


DIBACA SAMPAI TUNTAS YAA... JANGAN BOOM VOTE 

JANGAN LUPA COMMENTNYA


"su-rat i-ni datang la-gi." Shava tergagap. Shava mengambil surat itu, Tangan shava bergetar, detak jantungnya merdegup begitu kencang, keringatnya menetes membasahi surat tersebut. Dia sudah menebak yang terjadi pada Bi Imah. Shava membaca surat itu.

From : no name

To : Shava

Aku ambil bi Imahnya yaa. Jaga diri kamu baik – baik. Dan ambil semua uang yang ada dikartu ATM ini. Semoga kamu bisa bertahan hidup dengan uang itu TANPA ORANG DI SEKITAR MU.

"Lo itu siapa sih? Kenapa lo ambil bi Imah... Gue nggak butuh uang. Gue butuhnya orang" Shava berbicara sendiri lalu menangis tersedu – sedu di sudut kamar bi Imah sampai tertidur.

~''~

Pukul 04.30 WIB alarm berbunyi, membuat seorang gadis dengan mata yang bengkak terbangun. di samping tangan kanan gadis itu terdapat surat berwarna hitam.

"Bi... Bi Imah..." Shava mengigau dan terbangun.

"Berisik banget sih alarm, masih pagi nih... Gue nggak berangkat sekolah ah hari ini, mata Gue bengkak. But siapa yang masang alarm yaa?" Shava tidak memperdulikan pertanyaannya sendiri. Lalu tanpa sengaja tangan Shava memegang surat hitam di sampingnya dan membacanya.

From : nn

To : Shava

Lo pasti kesel kan? Lo pasti pengen tau siapa gue kan? Dan lo pasti pengen pukul gue. Kalo pengen tau siapa orang di balik permainan yang selama ini ngintain lo, maka lo harus belajar yang pinter, dengan itu baru lo bisa tau gue bahkan ketemu sama gue loh... JANGAN BOLOS, PAKAI DUIT ITU SEBAIK MUNGKIN.

Catatan : lo nggak akan pernah bisa ketemu gue kalo lo nggak punya ilmu walaupun lo kelilingin dunia, mengarungi samudra, dan menelusuri hutan. Tanpa ilmu lo nggak bisa apa – apa. Right?

" Dari dulu, nih orang tau aja yang ada dipikiran gue. " Ucap Shava dengan senyum miring. Beberapa detik kemudian emosi Shava meluap.

"Lo pikir gue bakal terpuruk hah? Setelah lo ambil semua orang yang gue sayang. Gue bakal buktiin kalo gue bisa nemuin lo." Ucap Shava kesal. "yaa walaupun tadi gue sempet down sih"

Shava menuju kamarnya dan mengambil kotak peti di bawah ranjangnya, tidak lupa Shava mengambil kuncinya di atas lemari minimalis untuk membuka kotak peti itu.

"Gue bakal nemuin lo" Shava menaruh surat – surat hitam itu ke dalam kotak peti lalu menguncinya lagi dan dimasukkan lagi ke kolong ranjang. Tidak lupa kuncinya ditaruh di atas lemari.

~''~

"Gue kepagian nggak yaa?" Gumam Shava yang sedang menuju sekolahnya menggunakan angkot.

Sesampainya Shava di sekolah, gerbang sekolah masih di tutup karena masih pukul 5.30 WIB. Shava harus menunggu 30 menit lagi untuk masuk, sebab gerbang dibuka pada pukul 6.00 WIB tidak kurang tidak lebih.

"Gak kesiangan, Gak kepagian sama – sama nunggu 30 menit" gumam Shava.

30 menit kurang 10 detik kemudian...

"Satu... Dua... Tiga... Empat... Lima... Enam... Tujuh... Delapan... Sembilan and finaly sepuluh" Shava melihat jam putih yang melingkar dipergelangan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang