26 - Ulang Tahun Sekolah

1.2K 294 5
                                    

"Halo?"

"Astaga Kiara!! Sumpah gue bingung tingkat dewi yang cantiknya sama kek gue! " heboh Keisha. Kiara menjauhkan hpnya dari telinga.

"Mulai deh. Kenapa emangnya?" tanya Kiara malas.
"Gue pake baju apa ntar malam? Astaga gue mati kebingungan nih!!"

"Lo alay bat dah. Nih ada karung beras banyak di rumah gue," ketus Kiara asal.
"Ah tai lu. Lu kira 17 Agustus-an." balas Keisha. Kiara tertawa kacil.
"Lo pilih baju aja ribetnya minta ampun. Tinggal pilih kali. Kan warnanya juga udah ditentuin."

Keisha menganguk-nganguk ditempatnya seakan Kiara dapat melihat angukannya.

"Yodah gue mau siap-siap dulu. Udah jam 3 sore. 4 jam lagi pesta mulai." Kiara mematikan sambungan secara sepihak.
"Tai!" umpat Keisha sambil menatap tajam hpnya. Padahal ia masih ingin bicara

Kiara sendiri sudah mempersiapkan semuanya, jadi ia tak perlu kebingungan lagi.
Kiara baru saja ingin membuka lemari pakaiannya, tiba-tiba pintunya diketuk dari luar.
'Tok..tok..tok..'

"Kiara."
"Masuk aja, Mi. Gak di kunci kok."
Maminya masuk membawa sebuah kotak berwarna pink yang berukuran sedang. Kiara menatap kotak itu lama terutama bagian atas kotak yang tertulis 'To : Kiara'.

Kiara lalu menatap Maminya yang saat ini menyodorkan kotak itu.
"Ambil."
Kiara menerimanya lalu tertawa. Maminya ikut tersenyum melihat tawa anak perempuannya ini yang sudah semakin jarang ia lihat.

"Dari Mami? Kenapa pake nulis buat Kiara segala. Mami gokil."
Kiara masih saja tertawa sambil menatap kotak itu.
"Bukan dari Mami." Tawanya memudar tergantikan dengan ekspresi kebingungan.

"Terus dari siapa?" tanya Kiara. Dengan cepat sekaligus penasaran ia segera membuka kotak itu. Didalamnya terdapat dress berwarna merah dan high heels berwarna gold yang sangat cantik dan manis.

Kiara terus saja berpikir siapa yang mengiriminya semua ini.
"Mami juga gak tau. Tadi ada kurir datang dan ngasih ini. Gak ngasih tau dari siapa. Coba kamu cari siapa tau ada surat atau sebagainya. Mami keluar dulu. Mau siap-siap juga," ucap Mami Kiara terkekeh geli lalu keluar dari kamar Kiara.

Kiara berjalan mundur dan duduk ditepi ranjangnya sambil terus melihat hadiah dalam kotak itu. Kiara segera mengambil ucapan berwarna putih yang terselip diantara dress dan sepatu itu.

To Muffin,
Have a nice day:).
Jangan lupa di pake ya ntar malam.'

'Muffin?' batin Kiara. Kiara pernah mendengar kata itu.
Otaknya berusaha mengingat...

Tapi otaknya saat ini seakan buntu tak bisa berpikir. Akhirnya ia masa bodo dan mengeluarkan dress itu dan menaruhnya di ranjang.

Kiara melihat jam dindingnya Sekarang sudah jam 17.15 dan tandanya 2 jam kurang 15 nenit lagi acaranya akan dimulai.
Kiara memutuskan untuk bersiap-siap.

Kiara mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer didepan cermin. Badannya masih terbungkus kimono mandi.

Kiara mengeluarkan dress yang sudah ia siapkan dari jauh hari dan menaruhnys tepat disamping dress hadiah tadi.
Kiara kebingungan yang mana yang harus ia pakai, setelah 10 menit berperang dengan otaknya akhirnya Kiara memilih untuk menggunakan dress hadiah itu.

Dress yang ia siapkan off-shoulder dan polos namun terlihat anggun dengan model yang dirancang menyesuaikan badannya, sedangkan dress hadiah itu juga off-shoulder namun terlihat sangat manis karena bagian bawah dress itu mengembang dan lebih cocok padanya karena tidak mengekspos bentuk tubuhnya.

Kiara langsung memakai dress itu, persis seperti harapan Kiara, dress itu sangat cocok untuknya.

Kiara duduk dimeja rias dan memoleskan make-up natural serta lipbalm berwarna pink natural.

Kiara memutuskan untuk mengikat setengah rambutnya dan menggunakan aksesoris cantik tepat diikatan rambutnya.
'Tok...tok...tok'
Alfredo mengetuk pintu Kiara. Kiara berjalan kearah pintu dan memutar kuncinya. Kiara tersenyum melihat penampilan Alfredo saat ini.

Alfredo sangat tampan dan gagah dalam balutan tuxedo putihnya. Dia juga memakai dasi berwarna hitam.

Jika saja Aldfredo bukan abangnya, mungkin saja Kiara akan menargetkannya. Tapi Kiara lebih bersyukur Alfredo abangnya karena ia mendapat lebih dari apa yang ia harapkan.

"Gue tau gue malam ini ganteng banget tapi jangan liat gue gitu dong. Tuh tuh liat tuh iler lo jatuh ngeliatin gue," ledek Alfredo menunjuk-nunjuk bibir Kiara yang tidak terdapat apa-apa. Alfredo hanya mengerjai Kiara.

"Hah, lucu lo bang." Kiara berbalik dan duduk dikursi riasnya kembali untuk memperbaiki penampilannya. Kiara beranjak kelemari dan mengambil pakaian santainya sekaligus sneakers.

Kiara berjaga-jaga, bisa saja dia tercebur ke got karena tidak terlalu pandai menggunakan heels atau mungkin kakinya pegal dan tak sanggup lagi menggunakan heels. Bisa jadi juga ia kedinginan mengingat dress yang dipakainya off-shoulder.
Atau ya, bisa saja nanti ada... ah sudahlah intinya hanya ingin berjaga-jaga.

Kiara memasukkan semuanya ke dalam tas dan memakai heelsnya.

"Ngapain lo bawa-bawa baju segala?" tanya Alfredo sambil menyisir rambutnya menggunakan sisir milik Kiara.
"Jaga-jaga. Ayo cepetan udah jam 6 lewat tuh," ucap Kiara cepat sambil menunjuk-nunjuk jam di dinding kamarnya.

"Gue gak bisa nganter lo hari ini," balas Alfredo sambil membenarkan posisi dasinya. Kiara memandang Alfredo dari pantulan kaca, "Kenapa?"

"Gue mau jemput pacar gue." Alfredo berbalik menatap Kiara dan tersenyum. Kiara sangat senang mendengar itu.
"Ohya? Siapa? Dia satu sekolah sama kita?" tanya Kiara bertubi-tubi. Alfredo tertawa melihat keantusiasan Kiara.

"Namanya Laura. Iya dia satu sekolah sama kita," jawab Alfredo.
"Wih berarti kalian tiap hari ketemuan dong."

Alfredo tersenyum bangga, "Yaa iya dong."
Kiara menatap penampilannya sekali lagi dicermin dan tersenyum simpul.

"Yaudah, gue berangkat dulu ya. Gue bawa mobil sendiri. Jangan lupa kenalin pacar lo ke gue, Papi sama Mami ya.

Alfredo mengacungkan jempolnya dan ingin mengacak rambut Kiara namun melihat tatapan tajam Kiara, ia mengurungkan niatnya dan beralih mencubit kecil pipi Kiara.

Alfredo hanya tersenyum sambil menunjukkan cengirannya.
Kiara membalas senyuman Alfredo dan langsung keluar dari kamarnya menuju kamar Papi dan Maminya berniat untuk pamit.

Kiara mengetuk pintu dan Maminya berteriak agar Kiara masuk. Kiara langsung masuk dan menemukan Maminya sedang memasang dasi Papinya.

Mami Kiara tampak anggun menggunakan dress berwarna merah dibawah lutut dipadukan dengan heels berwarna putih.

"Wahh... Anak Mami cantik sekali," puji mami Kiara sambil tersenyum dan berjalan kearah Kiara.
Sedangkan Papinya hanya tersenyum melihat penampilan anak perempuannya melalui pantulan kaca cermin yang memang langsung mengarah ke pintu kamar

"Mami juga cantik. Oh iya Mi, Pi, usahain datangnya cepat ya karena ini udah mau jam 7. Kan Mami sama Papi yang pembukaan," kata Kiara sambil berjalan kearah meja rias Maminya dan mengambil sebuah topeng berwarna gold yang hanya menutupi mata dan hidung.

"Iya, Sayang. Kamu berangkat sama siapa?"
"Aku berangkat sendiri. Papi sama Mami cepetan ya. Aku berangkat dulu." Kiara mencium pipi kedua orang tuanya dan langsung keluar kamar menuju garasi rumah.

Kiara mengendarai mobilnya menuju sekolah. Dari kejauhan, gerbang sekolahnya sudah nampak menarik mata karena dihiasi dengan fairy light berwarna putih disepanjang jalan, ada juga balon berwarna putih dan merah yang mengiringi perjalanan para tamu.

Kiara menginjak pedal gas mobilnya dan membelah anak-anak yang entah dari sekolah mana, mereka sudah banyak terkumpul di gerbang. Untung saja ada banyak bodyguard yang berjaga di gerbang.
Kiara menurunkan kaca mobilnya. Bodyguard menunduk hormat melihatnya dan saat itu juga gerbang terbuka untuknya.

Triple KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang