PART 4

631 66 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote sebelum dibaca

#Happy Reading#

Terkadang seseorang yang memberi kebahagiaan yang tak dapat di jelaskan akan selalu menjadi alasan atas kesedihan yang tidak bisa di jelaskan.


********

"Kebahagiaan akan datang kepada orang-orang yang menunggunya, tetapi hal- hal yang lebih membahagiakan akan datang kepada mereka yang pergi keluar dan menjemput kebahagiaan itu In Na!"

Lagi dan lagi In Na harus kalah dengat argumen Dong Wook, setidaknya ungkapan pria itu berhasil menguncang hatinya yang telah mendoktrin jika manusia itu memang dirancang untuk terluka.

Bukan saja Dong Wook yang mendadak kaget saat In Na menatapnya penuh damba, mata In Na yang bahkan tidak pernah lepas dari kedua belah wajahnya.

Matanya tak bekedip saat perlahan tangan In Na tak terduga terangkat pelan dan menyentuh kedua belah pipinya, tanganya menyusuri setiap inci wajah Dong Wook dengan mata sangat terluka, dari merapikan helaian rambut Dong Wook, turun hingga hidung pria itu.

Pelan tangan itu menyusuri hingga berakhir di bibir Dong Wook, lama dipandanginya sebelum ditariknya kembali tangan itu dan menunduk bodoh.

Hal yang kian menggandai kebingungan Dong Wook yang sebenarnya juga berdebar, entah apa yang terjadi.

Dan lagi, gadis itu nyaris meraih botol kesekian, dan untuk kali ini Dong Wook mendahuluinya.

"Tolong berikan aku sedikit saja. Aku butuh untuk menenangkan pikiranku"

"Tenangkan pikiranmu dengan istirahat, tidak dengan alkohol"

"Aku tidak bisa melakukannya. Kembalikan"

Paksa In Na, memaksa tangannya meraih botol ditangan Dong Wook. Jadilah mereka saling merebut. Dong Wook menyingkirkan botol dan menangkap kedua tangan In Na.

"YOO IN NA....IN NA. IN NA dengarkan!!!!!! Kau bisa memilih untuk bersedih atas apa yang hilang dalam hidupmu atau bahagia atas apa yang kau miliki"

"Jika pilihanmu adalah yang pertama, ku pikir tak ada gunanya aku di sini. Maka kau bebas melakukan apapun yang ingin kau lakukan"

Tambah Dong Wook, nafas mereka saling memburu dan tangan Dong Wook mulai melonggar untuk dilepas, tapi justru In Na yang menggeleng. Mungkin maksudnya jangan lepaskan genggamanmu.

Mungkin ya, tapi mungkin tidak. Tapi semoga ya.

"Tapi jika pilihanmu adalah yang kedua, kau tak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sebuah awal yang buruk. Tetapi kau bisa membuat akhir yang indah dari saat ini"

Pria itu menyatukan tangan mereka di depan dada dan menatap membujuk pada In Na. Menempelkan kedua kepala mereka dengan ditemani air mata In Na yang berjatuhan. Entah bagaimana hubungan mereka bisa pada tahap yang sedekat itu.

R.O.Y.A.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang