Semua orang pastilah memiliki seseorang yang tersembunyi di dasar hati. Seseorang itu akan tinggal disana, berputar-putar di dalam pikiranmu seperti sebuah kaset rusak. Sampai-sampai kau merasa ngilu setiap kali memikirkannya. Meskipun begitu, kita masih ingin mempertahankannya. Meskipun kau tidak tahu dimana ia berada sekarang, dan apa yang sedang ia lakukan. Seseorang inilah yang telah membuatmu mengetahui hal ini. Suatu hal yang tidak mungkin terlepas dari manusia, suatu hal yang mendasari hubungan dari setiap manusia, suatu hal kecil yang disebut cinta.
Donghyuk masih tertawa kencang. Setiap kali ia memejamkan matanya, ia teringat wajah kaget Chenle nyaris terperosok jatuh ke lubang galian, jika saja tidak ada Renjun yang menyelamatkannya, Chenle pasti sudah mengubur diri saking malunya.
Anak laki-laki yang paling muda di antara gerombolan teman-temannya itu berulang kali mengucap sumpah serapah menggunakan bahasa China, dan Renjun yang berulang kali menegurnya seperti seorang ibu, Donghyuk sih tidak ambil pusing karena ia tidak mengerti bahasa China. Di sebelahnya ada Jaemin yang sibuk tertawa sembari mengikuti mimik wajah kaget Chenle tadi, tak lupa dengan umpatan-umpatan yang dibuat semelengking mungkin a la Chenle, membuat orang yang bersangkutan semakin menekukkan wajahnya.
Keempat orang siswa itu memasuki sebuah kedai dengan silih dorong, dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang berada di kedai tersebut. Sebenarnya membuat keributan adalah keahlian dari mereka, meskipun sebenarnya Renjun sedikit lebih kalem dibandingkan dengan Donghyuk, Chenle maupun Jaemin.
" Aku pesan yang biasa!" Seru Donghyuk kepada tiga temannya yang kini tengah berada di depan meja kasir, sementara ia buru-buru mendudukkan dirinya di kursi terdekat dengan jendela, menunggu sesuatu, atau mungkin seseorang ?
Donghyuk meletakkan tas punggungnya di atas meja, menopang dagu dengan wajah yang berseri-seri. Ia melihatnya.
Namanya adalah Mark Lee. Siswa tingkat dua di sekolahnya. Mark adalah siswa yang cukup terkenal di kalangan para siswa, selain karena parasnya yang rupawan, ia merupakan anggota yang paling dijagokan di tim basket sekolahnya. Sikapnya benar-benar baik dan sopan, meskipun sering kali ia bertingkah di luar dugaan. Dan Donghyuk menyukainya, sejak pertama kali ia menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas.
Kedua manik kembar Donghyuk berbinar memandangi Mark yang kini tengah turun dari sepedanya, dan membantu seorang nenek menyebrang jalan, sebuah senyuman tulus terukir di wajah rupawannya. Satu lagi sifat heroik yang membuat Donghyuk jatuh semakin dalam ke lautan pesona Mark Lee.
" Aku mengerti mengapa kau selalu mengajak kami ke kedai ini setiap hari ," Ucap Jaemin yang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya, bersama dengan Renjun dan Chenle yang terkikik geli. Donghyuk sama sekali tidak menghiraukannya, ia lebih tertarik untuk memperhatikan kakak seniornya yang baru saja menaiki sepedanya lagi.
" Karena apa ?! Lihat sepedanya aneh begitu !" Donghyuk berucap dengan bersungut-sungut setelah sepenuhnya kembali ke dunia nyata.
Jaemin, Chenle dan Renjun saling bertukar tatapan sebelum akhirnya menganggukkan kepala mereka bersamaan. Donghyuk menelan ludahnya, ini bukan pertanda baik.
Chenle memegangi kedua sisi kepala Donghyuk, anggota termuda itu nampak tidak peduli meskipun Donghyuk akan mengomelinya tentang sopan-santun kepada orang yang lebih tua nanti. Renjun menarik surai kecoklatan Donghyuk hingga mencuat ke atas, sementara Jaemin mengapit kedua pipi Donghyuk tanpa ampun. Ketiganya sukses membuat penampilan Donghyuk yang sudah tidak karuan, menjadi semakin tidak karuan lagi.
" Sunbae ! Lihat ! Dia ini manis kan ?!" Seru Jaemin, Chenle dan Renjun bersamaan. Beruntung karena Mark sama sekali tidak mendengarnya, dan mengayuh sepedanya setelah lampu hijau mulai menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Little Thing Called Love | Markhyuck
FanfictionSemua orang pastilah memiliki seseorang yang tersembunyi di dasar hati. Seseorang itu akan tinggal disana, berputar-putar di dalam pikiranmu seperti sebuah kaset rusak. Sampai-sampai kau merasa ngilu setiap kali memikirkannya. Meskipun begitu, kita...