" Donghyuk ! Apakah Lee Donghyuk disini ?!" Suara Ten menggema di ruang auditorium, membuat Donghyuk yang sudah berkostum puteri salju lengkap, berlari tergopoh-gopoh dari ruang rias.
" Ok. Kau siap, stand by !" Ten menepuk tangannya tatkala ia melihat Donghyuk telah berdiri di atas panggung. Lantas Donghyuk menidurkan dirinya di atas ranjang yang berada di atas panggung. " Pangeran ? Dimana pangeran ?!"
" Dia diare, sonsaengnim !" Jawab Chenle yang sudah berpakaian seperti seorang kurcaci.
" Apa dia gila ? Saat latihan seperti ini malah diare." Wajah Ten tertekuk seketika. Ten memandang berkeliling, mencari target yang dapat ia jadikan sebagai pengganti untuk sementara waktu.
" Hey kau ! Yang sedang mengecat !" Merasa terpanggil, Mark kontan menengok ke belakang. " Aku ?"
Ten mengangguk, " Tidak lama kok, sampai Chan kembali."
Mark mengenakan jubah pangeran berwarna biru berkilauan, sebelum akhirnya beringsut mendekati Donghyuk yang kini tengah memandang Mark dengan gugup. Donghyuk melontarkan pujian-pujian kepada Tuhan karena telah memberikannya keberuntungan semacam ini.
Mark terlihat sangat luar biasa. Rambut hitamnya yang jatuh membingkai wajahnya yang rupawan. Meskipun seragamnya kotor terkena tumpahan cat disana dan disini, tetapi alih-alih terlihat seperti seorang tukang cat, ia malah terlihat seperti seorang pangeran di negeri dongeng.
" Lebih dekat lagi !" Ten berseru. Donghyuk bersumpah ia ingin berlari dan memeluk guru bahasa inggrisnya itu sekarang, tetapi tentu saja ia tidak melakukannya, berlatih dengan Mark sebagai pangeran jauh lebih penting baginya. " Ketika aku bilang action, kau harus bersiap menciumnya ! Action !"
" Oh, you're so beautiful." Mark berucap dengan gugup, kedua manik kembarnya menatap Donghyuk dengan seksama. Tentu saja Donghyuk sangat manis, apalagi ketika maniknya terpejam seperti ini. " I will kiss you."
Donghyuk merasa jantungnya nyaris melompat keluar dari tulang rusuknya. Pipinya bersemu merah, seolah-olah seluruh darahnya telah dipompa menuju ke wajahnya. Donghyuk tidak bisa membayangkan bagaimana ciuman pertamanya akan diambil oleh orang yang sangat ia sukai, ia tidak bisa lebih bersyukur dari ini.
Donghyuk meremat gaunnya. Dengan alasan ingin melihat wajah Mark, Donghyuk pun membuka matanya. Namun pemandangan di hadapannya merupakan suatu hal yang berada di luar ekspektasinya. Lee Chan, seniornya, murid setia dari Ten sonsaengnim, berada di hadapannya dengan bibir yang dimajukan beberapa senti, siap untuk mencium Donghyuk.
Donghyuk refleks berguling dari ranjangnya, sial baginya karena ia harus menginjak ujung gaunnya hingga ia terjungkal jatuh dari panggung. Kedua manik kembar Ten membola. " Donghyuk awas !"
Donghyuk sudah bersiap untuk merasakan sakit yang luar biasa di area bokongnya, namun ia merasakan sebuah genggaman yang erat di tangannya. Mark.
Mereka berdua saling pandang selama beberapa detik. Donghyuk bersumpah tangan Mark terasa begitu lembut meskipun tengah menggenggamnya dengan erat.
Mark menarik Donghyuk yang langsung membentur dada Mark. Wajah Mark tertekuk dalam. " Kau nyaris mematahkan lehermu."
Donghyuk menatap Mark tanpa berkedip. Mark terlihat jauh lebih tampan dari jarak sedekat ini, sampai-sampai Donghyuk ingin menangis.
" Aw—kalian bertatapan terlalu lama." Ten menyela, membuat Donghyuk ingin menyumpal mulut guru bahasa inggrisnya itu sekali ini saja. Mengapa gurunya ini tega merusak momen indahnya dengan Mark sunbae-nya ? Donghyuk menggerutu di dalam hati. " Kau kembali mengecat !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Little Thing Called Love | Markhyuck
FanfictionSemua orang pastilah memiliki seseorang yang tersembunyi di dasar hati. Seseorang itu akan tinggal disana, berputar-putar di dalam pikiranmu seperti sebuah kaset rusak. Sampai-sampai kau merasa ngilu setiap kali memikirkannya. Meskipun begitu, kita...