Kesialan Pangkat Dua

32 4 0
                                    

Kali ini dirinya bisa bernapas lega karena dirinya sudah terbebas dari hukuman sadis dari Bu Eka.

Kabar baiknya adalah, ia tidak lagi mendapatkan hukuman yang kedua karena ulah Melodi yang mengadu kepada Bu Eka tentang kertas yang semena-mena ia hancurkan.

Ada kabar  bagus, dan pasti ada kabar  buruk.

Ya, kabar buruknya adalah Melodi sebangku dengannya!!

Arzi memang teman sebangku Nandra. Tapi saat ia dihukum tadi, Arzi berpindah ke sebelah Alex yang tempat geografisnya berada di pojok belakang kelas sayap kiri. Sedangkan Nandra berada di pojok belakang kelas sayap kanan.

Karena Arzi yang berpindah tempat duduk, otomatis bangku di sebelah Nandra koksong. Dan sialnya Bu Eka menyuruh Melodi untuk duduk di sebelahnya.

Awal masuk kelas tadi, matanya terbelalak akan hal itu, namun setelah penjelasan yang dilontarkan Melodi, mata elang Nandra mengarah kepada Arzi yang sedang cengengesan ke arahnya.

"Oke anak-anak, untuk mengerjakan tugas di bab ini, kalian akan Ibu bentuk kelompok sesuai Abjad Nama. Dan setiap kelompok terdiri dari dua orang."

Mendengar kalimat yang Bu Eka lontarkan, semuanya mendesah kesal.

Awalnya,saat Bu Eka  menyebut 'kelempok' mata semuanya langsung mengarah ke sahabat masing-masing, namun saat kata selanjutnya dilontarkan, semuanya kecewa.

Bu Eka mengambil buku absen kelas yang tertata cantik di atas meja guru.
Guru itu mulai membacakan dengan khidmat, begitu juga yang mendengarkan.

Saat mendengar Arzi satu kelompok dengan Alex,Nandra pun mendengus kesal. Bukan karena apa-apa,karena Nama mereka berdua diawali dengan huruf yang sama.

Nama terus-menerus dipasangkan, sampai pada urutan tengah yang dinanti-nanti Nandra.

"Nandra Prasasta Wangsa berpasangan dengan Melodi Alissa Gauvry."

Sontak keduanya saling pandang, dan bisa dibayangkan apa yang akan di terjadi selanjutnya.

Perang Dunia ke tiga.

Dan setelah buku absen diletakkan ke tempatnya kembali, Nandra berdiri dan mengangkat tangannya.

"Bu, saya nggak mau sekelompok sama dia. Saya mending sama Didoet dari pada sama Melodi."

Didoet, murid yang sudah menaungi kelas XI selama dua tahun, berperawakan tinggi ,badannya agak berisi, jidat yang super duper jenong, dan bila tertawa, suaranya melebihi kerasnya guntur saat hujan akan tiba.

Bayangkan sendiri saja dia makhluk seperti apa.

"Tidak bisa Nandra, semuanya sudah mendapatkan kelompok." ucap Bu Eka dengan penuh ketegasan.

"Tapi Bu--"

"Oh iya, hampir lupa. Tugas kamu saya tambah di halaman 26 dua puluh soal karena telah melanggar hukuman yang Ibu berikan tadi."

"Ah,itu mah gamp--"

"Dengan cara mengerjakannya."

"APA?!!"

Oh, Nandra lupa akan kekejaman Bu Eka.


Bel istirahat telah berbunyi tiga menit yang lalu. Kali ini, bukan lapangan basket yang Nandra tuju, melainkan kantin.

Kini dirinya sudah berkutat dengan bakso buatan Kang Maman, dan Arzi yang khidmat menyantap mi ayam Pak Tresno.

Keduanya telah duduk di meja pojok kantin bersama tiga sahabat mereka yang lainnya. Oh, jangan lupakan dua perempuan yang berharga untuk kedua teman Nandra.

CONFIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang