Kehangatan Tersendiri

20 2 0
                                    

Entah hanya ia yang merasa, atau takdir memang memainkan situasi saat ini.

Sial.

Kata itu yang pantas dirapalkan Melodi berkali-kali. Saat mendengar ajakan Nandra tadi, entah ia tersambar petir dari mana ia meng-iya 'kan ajakan konyol itu.

Sesaat ia merasa bersalah karena tadi ia mengerjai Nandra dengan ulahnya, namun di detik kemudian perasaan bersalah itu hilang karena ulah Nandra juga yang menyebabkan luka di kaki Melodi dan membuat Melodi telat memasuki kelas di hari pertamanya.

Hujan masih mengguyur Sekolah saat mereka berjalan beriringan di koridor yang hanya didominasi suara hujan. Namun saat sampai di pelataran parkir, hujan seketika menghilang begitu saja.

Jika tahu seperti ini, ia lebih memilih menaiki angkutan umum yang berdesak-desakan.

Kini keduanya tengah memakan semangkuk soto panas yang masih mengepul. Situasi ini terjadi karena ajakan Nandra kepada melodi yang tiba-tiba merasakan lapar. Melodi yang tidak bisa memilih pilihan lain pun setuju dengan ajakan Nandra.

"Eh Ndra, ambilin sambel dong! Kurang pedes nih." Ucap Melodi sambil menunjuk sambal yang berada di sebelah Nandra.

Nandra pun menyodorkan sambal itu kesebelah Melodi dan Melodi berterima kasih akan hal itu.

"Eh Mel" panggil Nandra.

"Hmm.." jawab Melodi sekenannya, karena saat ini ia sedang menikmati kuah sotonya.

"Sambal apa yang gak pedes?" Celetuk Nandra tiba-tiba. Melodi awalnya tidak mengerti, dan di detik berikutnya ia mengerti maksud Nandra.

"Sambal ABC"

"Bukan"

"Sambal Lado"

"Itu mah pedes Suminah"

"Apa dong din?"

"Sambal Ban"

"Iyain" Ucap Melodi sambil geleng-geleng kepala dan tersenyum samar.

Nandra yang melihat Melodi tersenyum pun seketika bungkam. Ternyata di balik sifat urakan cewek di sebelahnya ini, ternyata ia juga mempunyai senyum yang manis.

Eh? Apa Nandra baru saja berpikiran bahwa Melodi manis? Pikiran macam apa itu?

Nandra yang sadar apa yang dipikirkannya pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa lo geleng-geleng? Lagi dugem?" Ucap Melodi tiba-tiba.

"Ah..Ini sotonya pedes banget" jawab Nandra kelimpungan sendiri. Mendapat jawaban Nandra yang konyol itu pun ia tertawa.

"Ya ampun Ndra, soto isinya kecap semua lo bilang pedes? Lagi mabuk lo?!" Ucap Melodi di sela-sela tawanya yang masih menggebu.

Nandra yang mendapat skakmat dari Melodi pun hanya bisa mengusap tengkuk dan meringis yang menandakan bahwa ia sedang salah tingkah.

Jarang-jarang Nandra salah tingkah. Ia merasa salah tingkah jika ia dituduh kentut, namun tuduhan itu benar adanya. Dan terakhir kali ia merasakan salah tingkah yang seperti ini saat 'seseorang' itu masih berada di hidupnya.

Lamunan Nandra pun dibuyarkan oleh dering ponsel Melodi yang cukup nyaring. Melodi segera permisi akan hal itu, dan Nandra memberikan ruang privasi untuk Melodi.

Baru saja Melodi memencet tombol warna hijau, dan suara 'nyaring' pun terdengar begitu syahdu.

"Melodi! Kamu itu keluyuran kemana? Hari pertama sekolah kok sampe jam segini belum pulang? Atau kamu sekarang lagi keciduk?" Awalnya Melodi menjauhkan ponselnya karena frekuensi suara yang diterima gendang telinganya cukup keras. Dan di detik berikutnya, ia geleng-geleng karena Ibunya menduga yang tidak-tidak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CONFIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang