Chapter 04

8 0 0
                                    

"Jangan kawan! Kau bisa terluka lagi. Mereka penguasa sekolah. Kalaupun ada yang bisa mengalahkan mereka pasti sudah dilakukan.", Seru Joy.

"Untuk itu aku mau mencobanya.", Kataku.

"Aswes! Kau tak mengerti kau bisa dihabisi olehnya. Biarlah jangan kau hiraukan!", Kata Joy.

"Biarkan? Melihat kau, sahabatku di perbudakan oleh keparat itu? Kau pikir aku tega melihat hal itu?", Jelasku.

"Tapi sobat! Kita ini orang lemah, tidak akan bisa mengalahkannya.", Kata Joy.

"Kita lemah bukan berarti bisa diinjak! Apa kau tau berapa orang yang aku habisi saat menghadapi mereka?", Tanyaku mulai mengotot.

"3 orang",

"Dan diantara adalah Candra, pemimpin mereka. Dan aku yakin jika aku berusaha lebih baik. Aku akan mengalahkan mereka semua!", Jelasku padanya.

"Lagi pula akulah yang mereka inginkan, bukan?", Tanyaku. Lalu Joy mengangguk.

Tak ada lagi kata yang bisa membelokan niat aswes melakukan hal tersebut. Sepertinya dia benar-benar​ ingin melakukannya dengan tangannya sendiri. Yang bisa Joy lakukan adalah percaya bahwa Aswes dapat mengalahkannya.

Dia menepuk pundak Aswes dan berkata, "Kau bisa lakukan apapun, aku akan sampaikan". Lalu Aswes juga berkata dalam nafasnya,

"Tekatku sudah bulat."

***

Candra dan keenam temannya berada di kantin. Mereka semakin semena-mena kepada siswa yang lemah juga termasuk junior. Mereka duduk di bangku kantin paling pojok dilorong kantin dan memanggil beberapa siswa seenaknya hanya untuk menyuruhnya.

"Ben! Anak jereng, sebaiknya kau kuarkan uang mu 3000 Karna aku lapar dan aku mau kau belikan aku siomay! Sekarang!", Kata Deny salah satu anggota senior itu.

Beny hanya mengangguk, ia merasa takut dengan para senior ini dan ingin cepat lari dari tempat ini Karna kalau tidak ia bisa kehilangan semua uangnya atau dipukuli.

Beny ingin segera membelikannya tapi Candra menegur Deny. "Kenapa seakan kau memberikan perintah?", Tanya Candra pada Deny.

"Tapi bos aku butuhkan orang ini.", Jawab Deny.

"Itu membuatmu merasa berkuasa?", Tanya lagi.

"Tidak bos, kau yang berkuasa disini.", Jawab Deny merasa takut.

"Hahaha aku hanya bercanda sobat! Aku juga mau! Kau harus belikan aku juga!", kata Candra lalu berkata kepada beny meminta untuk segera membelikan dia juga.

"Tapi, uang aku hanya ini", kata Beny.

"Jadi kau tak mau belikan aku? Beny Adriansyah, anak kelas 8a yang siap untuk memulai permainan dihari ini?", Tanya Candra.

"Aku suka permainan ini", ucap Deny.

"Permainan apa?", Tanya Beny takut.

"Permainan 7 serigala menghajar 1 domba", ujarnya. Sambil memberikan senyuman jahat dan kepalan tangan yang khas akan segera menghabisinya.

"Tidak, tidak! Ak.. aku akan belikan, baiklah", katanya ketakutan lalu berlari.

2 orang di antara mereka bilang. Mereka akan ke toilet. Dan akan segera kembali sekalian mengawasi semua siswa yang sedang menjadi pesuruh para senior itu.

Dan tak lama lagi. Candra memanggil seseorang.

"Gus! Sini lu!", Panggilnya dari jauh. Agus anak kelas 8c memang sedang berada ditukang es buah didepan lorong kantin. Ia pura-pura ​tidak mendengar nya. Badannya gemetar dan langsung lari. Namun salah satu dari teman candra kesal, lalu mengejar Agus.

Agus berlari kencang hingga kesulitan dikejar. Beruntung Agus dapat keluar dari kantin tanpa tangkap. Namun pintu kantin sangat dekat dengan toilet. Saat Agus berlari, dua orang teman candra yang sehabis ke toilet menangkapnya.

"Ada apa sobat? Kau sepertinya sedang takut.", tanya dua orang itu sambil memberikan wajah mengerikan. Dan datanglah orang yang mengejarnya.

Dia menjelaskan kenapa dia mengejar Agus. Dan benar-benar tidak beruntung nasib Agus saat ini. Dia tertangkap dan dia sudah tau apa yang akan dia dapatkan.

Dia dibawa ke pojok lorong kantin, tempat Candra dan lainnya duduk. Dia bertanya pada Agus apa ancaman yang tepat untuk seorang yang lari dari penguasa?

"Tolong maafkan aku!", Agus meminta ampun. Ia tau sebentar lagi mereka akan menghabisi Agus.

"Sebaiknya kau tidak lari saat aku memanggilmu, apakah kau tidak mendengarnya?", Tanya Candra.

"Aku minta maaf tolong lepaskan aku", Agus sekali lagi meminta ampun dan menangis.

"Kau tau balasan untuk orang yang berusaha lari, dan kau akan mendapatkannya.", Ucap Candra.

Sasa melihat hal itu, ia tengah membeli jus buah di tempat yang sama. Melihat kejadian itu ia langsung menghampiri mereka. Ia tau mereka akan berbuat jahat. Curiga kepada Candra adalah hal yang selalu dipirkan semua siswa.

"Hey! Ada apa ini?", Sasa menghampiri mereka.

Beny datang. Dan membawakan pesanan yang di perintah oleh Candra dan yang lainnya. Ia membanggakan beny di depan Agus.

"Kau lihat dia saja tak merasa takut pada kami. Lalu kenapa kau lari?", Tanya Candra.

"Hey! Dengarkan aku!", Seru Sasa.

"Apa yang kau mau gadis, boleh aku panggil kau cantik? Siapa namamu?", Pertanyaan Candra yang berisi kata-kata yang memuja. Semua temannya tertawa.

"Kau tidak boleh melakukan ini, disini! Ini milik umum dan kau tidak boleh berkuasa diantara mereka!", Ujar Sasa.

Dan mereka tertawa lagi.

"Oh kita dapat perempuan yang berani. Beri dia tepuk tangan.", Semua bertepuk tangan dan mencela Sasa.

"Lalu apa yang kau mau cantik?", Tanya Candra halus.

"Keadilan! Kau tak boleh berkuasa diantara kami!", Seru Sasa.

Dan lagi-lagi mereka tertawa pada Sasa. "Oke, dengar wanita penuntut keadilan! Aku tidak pernah berkuasa diantara mereka. Aku hanya meminta mereka menolongku. Aku tak sama sekali memaksa mereka. Aku hanya mencari mana orang yang baik dan mana yang jahat.", Jelas Candra.

"Kalau begitu aku ingin Agus dan beny ikut denganku!", Kata Sasa. Menggenggam tangan beny dan Agus. Menginginkan mereka pergi.

"Oh baiklah, di kecil beny bisa ikut denganmu. (Mendorong beny pergi) Tapi anak ini(Agus) harus melewati permainan kami.", Katanya dengan tertawa-tawa.

"Serang!",

"Tidak!", Teriak Sasa.

"Candra!",

Suara lantang datang jauh dari sana. Berani sekali dia memanggil nama itu dengan bentakan.

Before The Jaksteel Born (Part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang