Part 5

383 14 1
                                    

Hoek Hoek Hoek

Uuh!

1 minggu terakhir pusing dan mual ini selalu menyerangku saat pagi datang. Eoh! Ada apa lagi sekarang dengan tubuhku? Belum cukupkah dengan hatiku yang sudah habis terluka?? Sekarang kenapa tubuhku juga harus ikut-kutan menyiksa seperti ini!

Drrrrtt Drrttt

Smartphone pink-ku yang berada dinakas samping tempat tidur berbunyi mengalihkan perhatianku dan dengan langkah yang terseok-seok aku meninggalkan kamar mandi untuk menghampiri benda berwarna pink yang terus-menerus berbunyi itu.

Yebosheo?” tanyaku tanpa ambil pusing untuk melihat ID kontak yang memanggil.

“bagaimana keadaanmu, Gwe??” Tanya orang diline seberang yang sudah langsung kuketahui “Apa masih sakit?? Apa kau sudah minum obat?? Kalau kau..”

“bisakah kau bertanya satu-satu, taeyeonie?? Aku bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu dan eoh!! Kau semakin membuatku merasa kurang sehat dengan pertayaan beruntunmu itu!” potongku sambil memijat pelipisku karena memang kepalaku kembali pusing mendengar lengkingan kekhawatiran sahabat cantikku ini.

“eoh, mianhae. Tapi aku benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu Kim Gweboon!!” ucapnya sungguh-sungguh.

Aku merebahkan tubuhku kembali diatas ranjang empukku dengan terus memijat ringan pelipisku agar mengurangi rasa pusing yang masih setia hinggap dikepalaku “ok. Baiklah~ terima kasih karena mengkhawatirkanku. Sekarang bertanyalah satu-satu aku akan menjawab sebisaku” ujarku pasrah karena aku sangat tau tabiat sahabatku ini yang over-protectif melebihin eomma-ku.

“bagaimana keadaanmu pagi ini??” pertanyaan pertama

“kurang baik karena pusing dan mual ini sangat menggangguku” jawabku sesuai kenyataan yang menimpaku.

“oh tuhan! Sepertinya kau sakit parah. Apa kau sudah meminum aspirin??” pertanyaan kedua. Taeyeon terdengar panik.

“belum. Nanti setelah ini aku akan meminumnya dan kau..”

“aegyooo~ kenapa harus nanti!” potong Taeyeon.

Di Line seberang sana Taeyeon terus-menerus mengoceh tentang kesehatanku dan semua unek-uneknya tentang kondisiku. Aaiiissss, yeoja ini pasti sebentar lagi akan berubah sangat mengerikan jika tidak segera diatasi. Batinku.

Taeyeonie~ bisakah kau berhenti mengomel?” Potongku ditengah rentetan ucapannya.

“Hei~ Aku bukan sedang menggomel, chagia-ah! Aku mengkhawatirkan..”

Ku putar bola mataku dan kembali memotong ucapannya “Geurae~ Aku akan mendengarkan semua kekhawatiranmu nanti, tapi bisakah aku meminta waktu istirahatku lagi? Aku benar-benar perlu istirahat” Ucapku dengan nada memelas.

“Omona! Mianhae~” Ucapnya dengan penuh penyesalan “Ya sudah, kau beristirahatlah. Nanti aku akan mengurus tentang cuti kerjamu dulu”

Gomawo, Taeyeonie~ Mianhae, tlah membuatmu repot.”

“Aiisss~ Aku sudah menggangapmu seperti Yeojasaeng-ku sendiri, jadi jangan sungkan-sungkan.” Senyumku mengembang setelah mendengar ucapan yeoja yang memang lebih tua 1 tahun 6 bulan dariku itu. “Dan Kim Gweboon! Hari ini kau harus mau pergi ke Rumah Sakit, karena setelah ini aku akan membuat janji dengan salah satu dokter di Rumah Sakit untukmu..”

“Tapi aku..”

Saat aku ingin memberikan protes terdengar suara ketegasan dari yeoja mungil itu “Dilarang membantah dan nanti kau akan mendapat pesan dariku jam berapa kau harus memasuki ruangan sang Dokter! Sekarang beristirahatlah, jangan lupa untuk meminum Aspirin terlebih dahulu. Cha~ selamat beristirahat. Aku menyayangimu, Gwe~. Bye!”

Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang