TAKUT.

46 8 2
                                    

        Jeslyn menuju kelas 7-F dengan perasaan yang gembira. Apakah dia tak merasa aneh? Ku lihat dia tersenyum dan meringis di depan kelas 7-F. Sejak dia meninggalkan kelas, aku diam-diam mengikutinya.  Ku lihat, dia berbicara dengan salah satu  anak laki-laki yang ada di sana. Dia tidak berbicara lama, karna bel sudah berbunyi. Sebelum dia ke kelas, aku harus ke kelas lebih dulu supaya dia tidak curiga. 

2 Jam kemudian.....

 " Jes, ayo pulang bareng yuk!" ajak ku. " Aku ada urusan dengan Ian. Maaf ya, lain kali aku akan bareng kamu kok." jelas nya. " Ian? Anak  kelas 7-F itu?" tanya ku. " Iya. Aku ada janji sama dia, kami mau ke perpustakaan." kata nya sambil meringis. " Oh, ok lah. Hati-hati ya." kata ku meninggalkan Jeslyn. Akhirnya dia masuk ke Sekolah lagi, namun aku tak meninggalkan nya begitu saja. Aku bersembunyi di Pohon dan mengintip nya. Belum mau menyapa, Jeslyn sudah melihat ada siswi yang mendekati nya. Dia sangat marah, dan menghampiri mereka. Namun Jeslyn menghampiri mereka dengan fake smile. " Hai.." sapa nya. " Hai juga, Jes. Ini Rani, temen ku." kata Ian. " Hai, aku Jeslyn." . " Rani..".

" Hmm, Ran. Boleh lihat hp mu ngak. Aku mau sms mama ku." kata  Jeslyn. " Oh.. boleh kok." kata Rani. Dia bukan mengirim pesan ke mama nya, malah mengutak-atik hp Rani. Dia mencatat nomer Rani ke tangan kiri nya. " Kamu nulis apa?" tanya Rani. " Oh, uhm. Ini.." kata Jeslyn gugup. " Ini, i...ni, cuma nulis nomer hp mama ku aja. " kata Jeslyn sambil meringis. Hmmm ku lihat dari kejauhan, dia membuat alasan. Mencurigakan. Aku harus pulang, ini sudah sore juga. 

Aku harus pulang sekarang juga sebelum Jeslyn tau, bahwa aku mengintai nya. Aku lari secepat-cepatnya saat itu. 

19 menit kemudian...

" Aku pulang.."kata ku dengan nafas yang tak beraturan. Tak ada jawaban saat itu, lalu aku mencari seseorang di Rumah ku ini. Aku tak menemukan apapun, lalu aku duduk di sofa dan aku melihat ada kertas di situ. 

Chealsie tersayang.

Maafkan kami ya. Mama, papa, sama kakak ke Mall dan  ke Rumah Kakek. Sebenarnya mama mau ngajak kamu, tapi kakak mintanya sekarang. Mama akan belikan kamu buku, es krim, baju pelaut kesukaan mu, dan mainan. Mama akan pulang cepat sayang, jangan kangen mama ya.

Love you~

Apa? Yang benar saja. Tega sekali meninggalkan ku sendirian... batin ku. Aku segera ke kamar ku, dan berbaring di kasur sambil main hp. " Hmmm, aku buat cerita aja." kata ku. Karna aku tak mempunyai perkejaan di rumah, lebih baik membuat novel sendiri saja. Bbrrttt... tiba-tiba ada suara getaran dari hp ku. Itu dari Rani, tumben sekali dia mengirim ku sebuah pesan. Aku merinding, karna ini juga sudah malam. Apalagi sekarang jam 10 malam. 

 Rani = Chealsie, aku baru aja dapet sebuah pesan dari nomer misterius. Duh, takut aku. Dia ngancam aku, dan dia ngajak ketemuan lagi. Aku takut Chel, aku harus gimana? Dia juga bilang, kalo kamu gak bales pesan ini, awas besok! Gitu, huhuhu.... atut! >_<. 

Aku pun kaget dan mengirim pesan juga ke Rani.

 Chealsie = Gini aja, kamu nginep dulu di rumah ku. Dan kamu kudu deket terus, biar kamu baik-baik aja. Ok? Aku akan pastikan itu, jika kamu lepas dari pantauan ku, aku gak tau apa yang terjadi. Terus bersama ku ya!  Eh, aku tunggu kamu di depan. Ok? 

10 menit kemudian....

" Chel! " sapa nya.

" Ayo masuk! Kita ngobrol di kamar aja ya. Di sini merinding." 

"Ok." 

Kami pun menuju ke kamar. " Keluarga mu pada kemana? Jam segini kok belum ke Rumah?" tanya Rani. " Mereka ke Mall, dan ke Rumah Kakek ku." gerutu ku.  " Sabar ya.. Oh iya, ini sms nya." kata Rani menyondorkan hp nya. Aku melihat nya, ugh! Aku tercengang melihat pesan itu. " Ini mengerikan." kata ku sambil menggelengkan kepala.  " Aku harus gimana? Aku benar-benar bingung..". " Kau harus tenang, ok?" kata ku mengelus kepalanya. " Yuk, tidur!" ajak ku.

Keesokan hari nya...

" Aku ke kelas dulu ya, Chel!" kata Rani sambil melambaikan tangannya. " Iya, hati-hati ya.". Aku mulai berlari ke kelas ku, ku lihat Jeslyn tersenyum bahagia. " Chealsie! Deket ku ya.." kata nya. " Ok." kata ku. Aku mendekati Jeslyn dan duduk di sampingnya. " Hai kalian!" sapa Hyuna. " Ah, halo juga.." kata Jeslyn. " Boleh gabung ngak? Hihihi.." kata Hyuna. " Boleh kok.." kata ku tersenyum. " Jes, kamu kok kelihatannya seneng banget? Ada apa nih? Cerita dong sama kita..." kata ku menyenggol badan Jeslyn. " Rahasia. Kalian gak boleh tau, hahahaha." tawa Jeslyn. 

Kringgg....

Rani bilang kepada ku tadi pagi, " Chel, rekam saja ya kejadian nya. Aku rela bertemu dia, pokok nya kamu harus rekam. Ok?" . Aku mengajak Hyuna untuk menyelidiki nya. Sebelum itu, aku sudah menceritakan kejadian semalam. Kami mengikuti Rani dan Hyuna sudah siap kamera nya. Rani berhenti di Halaman Belakang Sekolah kami. Ku lihat, ada seseorang di sana. Memengang pisau berkarat nya. " Hai Ran, makasih udah datang.." sapa orang itu. " Ehm, uhm.. iya.." kata Rani gugup setengah mati. " Kemarin kamu sama Ian kan? Kamu menggangguku saja kemarin." jelas orang itu sambil mengelus pisau nya. " Ka..kaa..kamu..??" kata Rani terbata-bata, dan kata-kata nya terpotong oleh orang itu. " Jeslyn." . " Aku Jeslyn.." jelas nya sambil melangkah ke arah Rani, sehingga membuat Rani melangkah mundur. " KAMU MENGGANGGU WAKTU KU DENGAN IAN!!!" jerit Jeslyn. " Ta..ta..tapi.. kamu.. ng...gak us..ah semarah itu." kata Rani mulai menetes kan air mata nya. " Ran, biarkan pisau berkarat ku menjalankan tugas nya... HAHAHAHAHA!!" .

Jleb....

Kami kaget dan seakan tak percaya. Hyuna dan aku meghentikan rekaman nya dan lari bersembunyi agar tidak ketahuan.

PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang