Tuntutan Pertama (¹)

14 2 0
                                    

Gabrielle seketika melihat Rose, pelayan pribadi veronica dulu, tepat saat ia keluar dari aula hitam. " Ada yang bisa ku bantu Rose? " ucap Gabrielle lembut pada gadis berusia enam belas tahun yang berdiri seraya menunduk malu-malu dan meremas remas rok putih kekuningan yang dipakainya itu. " Itu.. Aku.. " Gadis itu berucap gugup dan terbata bata. Ia dulu sempat memperhatikan gadis ini saat raja primavera sebelumnya memberikannya sebagai hadiah pertunangan kakaknya. Ia selalu menganggap betapa tidak etisnya itu. Menghadiahkan salah satu rakyatnya untuk sebuah pertunangan. Namun Raja Primavera sebelumnya memang terkenal bengis dan kejam. Oleh karena itu Gabrielle selalu menglasihani gadis belia ini. Ia mulai menjadi pelayan kakaknya saat ia berumur 10 tahun. Umur dimana ia seharusnya masih belajar menyulam dan memasak serta berdandan untuk calon tunangannya kelak.

Tangan kanan Gabrielle terulur untuk menyentuh dan memberi genggaman ringan di tangan gadis itu yang masih memilin-milin roknya. Ia sedikit tersenyum melihat gadis itu tersenyum dan sedikit terbelalak walau masih menunduk. " Kau harus dekat dengan Viviane setelah ini, kau membutuhkan teman agar kau berhenti ketakutan saat ingin memberi tahu ku jadwal keseharian kakakku. " Gabrielle memberi jeda seraya meraih dagu gadis itu untuk mendongak. Membuat Rose terbelalak dan segera mengalihkan pandangannya ke segala arah. Gabrielle kembali tersenyum lebar. " Kita sama-sama kehilangannya, mari kita saling menyembuhkan. Kau setuju? "

Gabrielle ingin tergelak karena setelah ia melepaskan gadis itu, ia kembali ke posisi asalnya, segera. Ia menunduk, keakutan dan meremas rok putih kekuningannya.

Gabrielle maju selangkah untuk memeluk pelayan muda itu sejenak. Sebelum ia meninggalkannya disana dan berlalu bersama Viviane.

.

" Putri,  aku sudah bilang bahwa kita harus ke kelas tata krama bukan?  Lalu.. " Viviane hendak protes lebih panjang saat putrinya itu justru mengangkat sendok yang sedari tadi ia gunakan untuk memakan coklat yang berada di toples di pangkuannya. Ia kini sedang duduk bersila di bawah pohon chery yang berada di sayap kanan taman kerajaan. Letaknya yang di belakang kastil dan dekat dengan hutan kerajaan, membuatnya sepi dan tersembunyi. Viviane sudah mencoba menggiring tuan putrinya ke perpustakaan kerajaan. Namun sang putri justru menemui Martha, putri juru masak kerajaan - Berenda - dan meminta setoples coklat. baik sekali gadis ber tubuh dempal itu juga memberi sendok. " Tuan putri.. " Viviane kembali protes saat ia mendengar sang putri kembali menyecap coklatnya dan bergumam nikmat. " Veronica tidak pernah memarahiku jika aku melewatkan kelas tata krama sialan itu. " rengek Gabrielle sambil masih sibuk dengan coklatnya. Kepingan bundar nan manis itu bahkan mulai meleleh dan menempel di sendok yang di genggamnya. Gabrielle rakkan sefan untuk menjilat dan mencomotnya dengan tidak tau malu. Viviane hampir menganggap semua kejadian di aula hitam dan kata-kata bijak untuk Rose tadi hanya khayalannya.

Viviane hendak membuka mulutnya lagi saat kepala Pelayan Anne yang juga guru tata krama sang putri sudah berdiri didekatnya sambil menempelkan telunjuknya menyuruhnya diam. " Kenapa kau kesini? " ucap Gabrielle kesal saat melihat wanita tua yang dingin dan selalu ia benci. " Tuan putri, dia tidak akan mau datang untuk mengajarmu lagi jika kau terus kabur.. " ucap Viviane  sedikit berbisik. " Itu Bagus, aku juga tidak ingin bertemu dengannya. " ucap Gabrielle acuh sambil memasukkan sesendok coklat kembali ke mulutnya. " Aku tidak datang untuk memarahi anda jika anda se pengecut ini tuan putri " wanita tua yang telah mengabdi bagi Aliento selama lebih dari 40 tahun itu berucap dingin. " Sesuai dengan wasiat putri veronica dan raja terdahulu, mengingat kekuatan primavera yang langka juga mengalir di darah putri bungsu Aliento dan masih hidup, maka Kerajaan Primavera tidak berhak kehilangan pendamping dari Aliento, karena setiap gadis berkekuatan Primavera akan menjadi milik Primavera. " Jelas Anne.

" Kalau aku boleh jujur, aku tidak faham dengan ucapanmu barusan, itu terlalu berputar-putar. Intinya saja" Gabrielle sudah bangkit dari duduknya dan nersiap pergi. Ia tidak bodoh untuk tidak menangkap maksud kalimat berbelit-belit Anne. Ia tahu, bahwa kemampuan langka yang dimiliki seorang putri, entah kerajaan apapun itu, jika itu adalah kekuatan yang disebut primavera, maka Kerajaan Primavera berhak mengklaimnya sebagai ratu mereka. Entah bagaimana awalnya, nenek moyang terdahulu dari seluruh kerajaan yang mengetahui itu. Sialnya, kejadian langka terjadi pada ia dan kakaknya. Karena mereka memiliki kekuatan yang sama di saat yang sama. Membuat mereka berhak di persunting orang yang sama. Jadi singkatnya, Anne ingin mengabarkan pernikahannya yang telah diatur dengan suami kakaknya setelah kakaknya gugur.

Gabrielle mengutuk dirinya karena ia memiliki hak menggantikan kakaknya. Ia ingat betapa Veronica mencintai Raja muda itu. Ia merasa tidak pantas melakukan ini. Menerima posisi kakaknya yang tak pernah pantas untuknya.

" Ratu dan para tamu kerajaan telah menunggu anda untuk minum teh di taman tengah, yang mulia" Namun Gabrielle tahu bahwa ibunya akan bersikeras menikahkannya. Dan hatinya akan dengan tidak tahu diri bergembira.

Karena jika kakaknya sangat mencintai raja muda itu. Maka ia lebih dari sangat mencintai raja muda itu.

.

Die LuftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang